Selamat membaca📖
Maaf typo bertebaran
"Friendzone itu ibarat menggenggam setangkai bunga mawar. Terus digenggam, terus tersakiti akibat terkena durinya"
~~Inginku~~
"Mungkin lo memang di takdirkan hanya untuk menjadi sahabat di dalam hidup gue," lirih Ufal.
Tiba-tiba hujan deras membasahi taman dan juga seluruh tubuhnya. Sedih, saat dia melihat seorang gadis yang dia cintai mengikari janjinya dan jalan bersama sahabatnya. Mengapa gadis yang dia cintai melupakan janjinya? Mengapa dia lebih memilih untuk berduaan bersama sahabatnya sendiri?
"Apa arti gue di hidup lo, Del!" lirih Ufal di saat hujan deras.
Ufal tertawa hambar, "Ya gue sahabat lo enggak lebih. Gue sadar kok, Del."
Ufal terjatuh ke tanah taman komplek. Hatinya sangat rapuh dan sakit. Dia tidak kuasa melihat pemandangan buruk saat ini. Ya, jarak Ufal dan Deli saat ini sangat jauh. Ufal terduduk lesu di pohon rindang, sedangkan Deli di atas jembatan yang berdiri kokoh bersama Arya di sampingnya.
Darah segar pun mengalir dari hidung Ufal. Ufal mengambil sapu tangan di saku celananya dan membersihkannya. Setelah membersihkan darah di hidungnya, Ufal berdiri dan menatap nanar Deli dan Arya yang sedang bermain hujan di atas jembatan itu.
"Gue harus kuat! Gue janji Del, gue gak bakalan biarin lo nangis karena dia. Gue yang akan menghapus air mata lo. Gue bakalan jagain lo sampai gue menutup mata. Gue janji, GUE JANJI, DEL!"
Saat Ufal menekankan kalimat terakhirnya dengan kencang, di saat itu juga petir menyambar sehingga suara Ufal tidak terdengar oleh siapa pun.
Setelah mengatakan janjinya di bawah hujan, Ufal pun meninggalkan tempat itu dan berjanji akan melanjutkan tidurnya.
***
"Deli! Kamu ini darimana aja?!"
"Ihh... Mama tadi 'kan hujan terus Deli," Deli cengengesan saat ingin mengatakan kata selanjutnya.
Mama Deli mengintrogasikan Deli saat melihat baju Deli yang basah.
Mama Deli melotot, "Main hujan-hujanan gitu?!"
Deli cengengesan, "Hehehe... peace," ucap Deli sambil membentuk kan jari telunjuk dan jari tengah menjadi huruf 'V'.
Mama Deli menghela nafas, "Masuk ke kamar!" bentak Mama Deli seraya menunjuk arah lantai dua, yaitu kamar Deli. Deli pun berjalan gontai dan menghentakan kakinya.
Arghhh! Gara-gara Arya kampret nih!
"Hahaha..." tawa Rafa saat melihat Deli di marahi oleh Mamanya.
"Apa kamu ketawa-tawa! Jadi kakak bukannya nyariin adeknya yang belum pulang, malah asik main playstation!" omel Mama melotot ke arah Rafa. Rafa langsung diam dan pura-pura menyibukan dirinya dengan membaca koran. Mama Deli pun pergi ke dapur untuk menyiapkan makan malam.
Saat di kamar setelah mandi, Deli menjadi senyum-senyum tidak jelas. Ingin sekali lagi dia bermain hujan bersama Arya. Namun apalah daya, Arya mungkin hanya menganggapnya sebagai teman dekat. Pernah tersirat di hati Deli bahwa dia memang mulai mengagumi Arya. Dari cara Arya tersenyum dan menyapanya. Sosok pemuda itu telah memikat hati Deli. Tetapi Deli bersikap biasa saja di depan Arya. Ya namanya juga perempuan, jual mahal itu harus.

KAMU SEDANG MEMBACA
Inginku (Bukan Hanya Jadi Temanmu)
Ficção Adolescente[Slow Update] Di Revisi Setelah Tamat Kamu, satu kata yang mampu membuatku tersenyum Kamu, yang selalu ada di setiap hariku Namun salahku membuatmu menjauh dariku Penyesalan hanyalah ada di akhir cerita Jika ku bisa memutar waktu Aku ingin bersama d...