Reinaldi Gautama
Cita-citanya sejak kecil adalah menjadi seorang arsitek. Bisa membangun rumah untuk mama dan Adiknya. Tapi sayang nya, terlambat. Cita-citanya itu tercapai, saat sekelilingnya mulai berubah.
Satu persatu hal berubah. Hanata Gabriela Gautama, Adiknya berubah. Adiknya semakin pendiam. Tidak tersentuh, dan semakin dingin.
Satu persatu masalah menimpa keluarga nya, membuat Rei berusaha menjadi tameng untuk Mama dan Adiknya.
Pertengkaran orangtuanya mungkin sudah hal biasa yang Rei dengarkan sejak kecil. Tapi, Rei tidak pernah memberitahu siapapun, sahabatnya sekalipun. Karena menurutnya, ini adalah aib keluarganya yang tidak boleh orang lain tahu.
Walau begitu, kehidupan Rei berjalan baik-baik saja lima tahun terakhir ini.
Rei mencintai pekerjaannya. Bertemu dengan klien, hangout dengan teman-temannya, menonton konser-konser band lokal.
Kalau ditanya apa Rei memiliki kekasih atau tidak, Rei akan menjawab kalau ia masih menikmati masa mudanya. Tidak sekali-dua kali Rei dekat ataupun sampai pergi bersama teman perempuannya. Yang pernah berhasil hanya dua perempuan, tapi sayangnya hubungan mereka dengan Rei tidak berlangsung lama.
Penyesalan lima tahun lalu masih membekas pada dirinya. Kata brengsek, bajingan, atau apapun itu tidak pernah bisa membuat Rei merasa lega.
Masih diingatnya hari itu, saat Hana memarahinya. Mencaci-maki Rei dengan sumpah serapah.
Rei tahu dia sangat bodoh. Masih seorang bocah labil yang baru mengenal cinta, dengan seenaknya memainkan perasaan seseorang.
Mengatakan kalau ia tidak akan menjadi seperti Papa nya, tapi Rei malah menjilat ludahnya sendiri.
Penyesalan itu semakin nyata sejak tiga bulan lalu. Berawal dari mengiyakan ajakan Reza menonton konser, berakhir dengan dirinya yang menemukan perempuan itu. Yang menghilang entah kemana semenjak lima tahun lalu. Perempuan yang mem-block semua media sosial Rei.
Setahun yang lalu Rei menyerah, menjalin hubungan sana-sini tidak memberikan perubahan apapun. Karena itu, ia mulai berusaha. Bersamaan dengan cacian yang Reza berikan padanya, Rei membuat segala jenis akun media sosial baru. Mengikut Raina, dan mencaritahu.
Ternyata, Raina menetap di Jogja. Kuliah di universitas yang tidak pernah disebutkan Raina saat mereka bersama dulu. Melihat kehidupan sehari-hari gadis itu hanya dari Instagram. Mencoba menghafal teman-teman gadis itu dari postingan foto Raina.
Kalana-nya berubah. Rei tahu itu. Melihat semua postingan gadis itu dengan jas almamater-nya, dengan mengalungkan name tag kepanitiaan. Rei tahu, Kalana-nya bukan lagi gadis pasif yang ia kenal.
Maka itu, saat bertemu lagi dengan Raina tiga bulan lalu, Rei tidak heran menemukan Raina yang akrab dengan teman laki-laki nya. Raina yang dulu tidak pernah bisa bersentuhan secara langsung dengan laki-laki yang bukan teman dekatnya. Bercanda hanya sebatas mengobrol saja, tidak lebih.
Itu yang Rei rasakan saat pertama kali berusaha mendekati adik kelasnya itu. Yang kata teman-temannya, manis tapi dingin. Kayak es buah, aja.
Di konser tiga bulan lalu itu, Rei sudah menemukan Raina jauh sebelum gadis itu sadar akan keberadaannya. Rei senang,
Kalana-nya ada disini.
Kalana-nya ada di depan matanya.
Kalana-nya berdiri di hadapannya, seolah menantang Rei untuk memperjuangkannya lagi. Memperjuangkan tentang mereka, lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEET YOU [COMPLETED]
Tiểu Thuyết Chung[Cursory's Sequel] Ini tentang Raina Kalana Geraldine, tentang cinta pertama dan lukanya. Tentang caranya untuk menghadapi luka itu, tentangnya yang ingin menyembuhkan luka itu. Tentang dilema antara kerinduannya terhadap Kota Jakarta atau kerinduan...