The Day
Sama seperti anak kecil pada umumnya, aku memiliki pernikahan impian. Pernikahan megah bak negeri dongeng, diantarkan oleh kereta kuda, didampingi oleh Ayah dan Mama sampai ke altar lalu Ayah dan Mama akan menyerahkanku kepada seorang pangeran tampan. Ayah dan aku akan berdansa sebelum akhirnya aku akan berdansa dengan pangeran itu.
Raina kecil tidak pernah membayangkan sebuah pernikahan tanpa kehadiran Ayah dan Mama.
Tapi Rei berhasil memberikan pernikahan terbaik untukku.
Rei selalu memberikan ide-ide cemerlangnya, berhasil menciptakan intimate wedding kami. Hanya dihadiri oleh kerabat dekat, dilaksanakan di suatu taman yang indah tentunya menggunakan sebuah tenda cantik untuk menghindari hujan yang kedatangannya tidak terduga.
"Dua menit lagi ya Mbak, stand by. Mas Rei sudah sampai altar."
Mendengar kalau Rei sudah sampai, aku menggenggam tanganku sendiri mereda gugup yang aku rasakan. Sejak kemarin aku tidak bertemu dengan Rei meskipun kami menginap di hotel yang sama. Hanya berkirim pesan singkat tanpa menelepon, kata Rei kalau mendengar suaraku bisa-bisa dia akan lari keatas menuju lantai dimana kamarku berada.
"Mbak Raina, ready in one, two, three... Open the door!"
Pintu di depanku terbuka, taman yang luas dengan segala dekorasi yang sudah dipersiapkan terlihat sangat cantik, lebih cantik daripada terakhir kali aku melihat preview design dari vendor. Aku melangkahkan kakiku secara perlahan, mengeratkan genggamanku pada tangkai Bunga Lili yang saat ini kupegang.
Lantunan instrumental lagu All I Ask Of You terdengar.
Pandanganku lurus kearah Rei yang sore hari ini terlihat seribu kali lebih tampan dari hari-hari biasa. Sama sepertiku, Rei juga menatapku dengan senyum yang tidak berkurang satu senti pun. Langkahku berhenti disebelahnya, dari jarak dekat ini aku baru menyadari kalau mata Rei berkaca-kaca. Laki-laki itu langsung menggenggam tanganku mengusapnya lembut.
"I love you.."
Rei mengucapkan tiga kata itu tanpa suara.
Hari ini aku dan Rei mengucapkan janji kami kepada Tuhan, janji yang sangat sakral yang akan terus kami jaga selamanya.
Mulai hari ini, bukan lagi tentang aku atau Rei tapi tentang kami berdua. Kami bukan lagi dua melainkan satu.
Setelah hari ini, kami akan hidup bersama sehidup-semati, sehat-sakit, senang-sedih, kaya-miskin.
Dan hari-hari di masa depan nanti, kami akan menerima, memelihara, dan mencintai segala hal yang Tuhan titipkan kepada kami.
We can't wait to spend the rest of our life together.
Till death do us part.
***
Day by Day
Lima tahun lalu kecupan pertama kami adalah saat di Punclut, saat itu hanya berupa kecupan lembut namun berhasil membuat aku tidak bisa tidur semalaman.
Setelah tiga hari resmi menjadi suami-istri, rasanya kakiku masih lemas dan kupu-kupu diperutku terus berterbangan tidak karuan meskipun ini sudah menjadi ciuman kesekian kami sejak pemberkatan pernikahan. Detak jantungku terus meningkat, aku rasa Rei bisa mendengar suara detak jantungku yang hampir melompat keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEET YOU [COMPLETED]
Narrativa generale[Cursory's Sequel] Ini tentang Raina Kalana Geraldine, tentang cinta pertama dan lukanya. Tentang caranya untuk menghadapi luka itu, tentangnya yang ingin menyembuhkan luka itu. Tentang dilema antara kerinduannya terhadap Kota Jakarta atau kerinduan...