At XXI Tunjungan Plasa, status bbm Jingga cukup menarik perhatian Secha yang juga sedang menikmati malam minggunya bersama Eru, tidak biasanya Jingga pergi tanpa Secha apalagi ia sedang berada di gedung bioskop kali ini, ia pergi nonton tanpa Secha, cukup memicu sebuah pertanyaan untuknya. Jingga bukan gadis yang dengan mudahnya bisa dekat dan beradaptasi dengan orang disekitarnya, ia tidak akan mungkin nyaman berjalan bersama orang yang tidak benar-benar dekat dengannya. "Jingga lagi di bioskop?? Yang bener aja," gumamnya sembari menatap layar ponselnya, senyumnya tidak percaya.
"Ya kali aja dia move on," Eru menyeruput capucino panas di cangkirnya, "tapi sama siapa dia nonton?," ia mulai merasa ada yang tidak biasa, "gak biasanya dia pergi tanpa kamu."
"Telpon ajah..," Secha mulai tidak sabar, ia tempelkan ponsel di telingganya tak lama suara Jingga pun terdengar.
"Iya Cha."
"Cieee yang lagi nonton," goda Secha, "lagi sama siapa sih?."
"Gue lagi sama ..," suaranya tertahan, sepertinya ada yang menghentikannya, Jingga pun tak kunjung bersuara.
"Ngga'.. Lo masih disitu?."
"Iya Cha..gue sama... temen ... Iya temen," iya keraskan suaranya.
"Temen?."
"Cha udahan ya, lo pasti tau gue sama siapa," bisiknya.
"Iya deh," senyumnya seperti turut merasakan suasana hati Jingga, "Have fun ya Ngga'," Secha menyudahi obrolannya dengan senyum yang mulai terurai menghiasi rona wajahnya.
"Gimana?,"
"Gimana apa?," jawabnya pura-pura tidak tahu.
"Hemm .. Mulai deh rahasia-rahasiaan lagi berdua," Eru mulai berlaga sok ngambek.
"Hehe .. Kamu kenapa sih sayang, pengen tau aja urusan cewek."
"Jadi??."
"Jadi ... Iya Jingga nonton."
"Sama??."
"Sama .. Mungkin .. Pacarnya."
"Pacarnya?? Jadi Jingga punya pacar?," tanyanya mulai ingin tahu.
"Iya dong .. memang kamu aja yang punya pacar."
"Siapa??," Secha memandang Eru sedikit bingung.
"Siapa?? Kamu sakit ya?," ia sentuh kening kekasihnya itu, "emang Jingga punya pacar lagi selain Bumi."
"Bumi???," Eru menahan tawanya mencoba mempercayai apa yang baru saja Secha ucapkan, ia masih mencoba memilah dan berusaha menerima dengan akal sehatnya, "kamu pasti becanda," ia masih mencoba meyakinkan dirinya, "Bumi nonton .. Sama Jingga .. Gak mungkin kamu pasti salah sayang," ia coba meyakinkan Secha dan mengelak kenyataan yang baru saja Secha ucapkan.
Elakan Eru mempermudah Secha untuk menutupi kedekatan mereka seperti permintaan Jingga "kayaknya kamu bener, aku emang salah," .
Eru memandang Secha dan pelahan bangkit dari rasa tidak percayanya, "tapi bisa jadi," Secha mulai sedikit khawatir, Eru mulai berpikir menerawang, "Sekali kita pernah nonton berlima termasuk Bumi tapi kayaknya itu cukup nyiksa dia, kali kedua kita nonton bareng Bumi malah keluar dan nunggu kita di Food Court," sebentar dia kembali berpikir dan mencoba membuat kesimpulan, "Bumi paling gak suka nonton loh sayang," ia coba meyakinkan Secha dan membenarkan dirinya.
"Iya ... ya udah anggap aja mereka gak nonton," Jawab Secha ringan. Tidak ingin diburu teka-teki seperti ini, ia ambil ponsel dan mencari kontak seseorang, kali ini tidak ia tempelkan ponsel ke telinganya, Eru sengaja meloud speakernya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Jingga
Teen FictionSebagai yang paling dominan, Bumi tidak ingin mengurangi kesempurnaannya, tidak ada pangeran yang tidak didampingi seorang putri, begitulah prinsip yang dia buat sendiri. Setiap bulan ia memilih seorang gadis untuk dijadikan pacarnya, mau tidak mau...