4.Tired!

10.3K 475 1
                                    

Setelah kejadian tadi, Sabrina lebih memilih diam dan hanya mengikuti jalan rapat, meskipun masih sore mata Sabrina terasa berat, ia menunggu kata kata David bosnya sebagai penutupan

Sabrina terus mengembangkan senyuman manisnya ke klien inggris bosnya ,ia tau beberapa kali bosnya meliriknya ,seakan dia tak mau tau

Drttt drttt..

Bunyi hp Sabrina kali ini yang berbunyi,untung saja criket braclete nya batrainya habis jadi wajar saja hpnya yang bunyi karena gak connect , semua menatapnya begitu juga dengan bosnya, Sabrina mereject telfon nya dan kembali menyimak rapatnya.

"Thankyou for attension, good afternoon "David bangkit disertai Sabrina yang berjabat tangan bersama klien lain dan meninggalkan ruang rapat

Sabrina hanya menatap dingin bosnya dan berjalan dibelakangnya

"Ayo masuk"ujarnya dingin.

"Tidak pak, bapak duluan saja, saya akan pergi ke toilet sebentar"ujar Sabrina yang diiringi tutupan pintu lift dari bosnya segera menuju kamar mandi terdekat

Sabrina mengunci pintu toiletnya dan membuka hpnya yang sempat berdering di rapat tadi.

"Yes Raf? "Ujarnya

"Baby girl sudah selesai?maukah kau ke markas? "Ujar rafael dari sebrang

"Ha?kau hanya menanyakan itu padaku?"Ujar sabrina dengan nada tinggi

"Uhm iya "Ujar rafael dengan nada memelas

"Bodoh tau ga,aku tadi ada rapat dan semua orang menatapku,apa kau tidak kasihan padaku jika itu ketahuan? "Ujar sabrina dengan suara jengkelnya

"Maaf beib, okay buruan ke markas ya ada yang mau kita"ujar rafael, sabrina memutuskan panggilan sepihak saat ada suara ketukan pintu dari luar

Sabrina segera berjalan ke pintu toilet dan membukanya, ia memasang wajah sedatar datarnya

"Kenapa lama sekali? "Tanya David yang diambang pintu

"Bapak menunggu saya? Bapak bisa pulang sendiri, saya masih perlu mengambil beberapa barang saya dan mengerjakan tugas saya"ucap sabrina

"Tunggu tunggu, yang pertama saya tidak menunggu anda, yang kedua saya hanya memastikan anda tidak pingsan di kamar mandi"ujar david dengan dingin.

"Berengsek !!ngak mau minta maaf bikin aku malu ,sekarang maunya apa coba?bos sialan!"jerit batin sabrina

"Lalu kenapa bapak masih disini?bapak mau mengintip?bapak tukang ngintip?"tanya sabrina penuh selidik ,membuat david menaikkan satu alisnya

"Saya ?mengintip?maaf mrs fox,anda bukan tipe saya "ujarnya dengan dingin dan meninggalkan sabrina sendiri depan pintu kamar mandi

"Oh maaf saja,bapak bukan juga tipe saya!"pekik sabrina ,david yang memutar tubuhnya dan kembali menatap sabrina yang tangannya menggengam

"Ada apa?sekarang sudah jam pulang"ujar sabrina dengan jengkelnya dan berjalan ke lift mendahului bosnya

Sabrina benar benar ketiban sial ,saat ini dia satu lift dengan bosnya untuk turun ke lantai 10 karena rapatnya berada di lantai 15 ,tak ada perbincangan diantara mereka ,sabrina yang menatap sepatu hitamnya ,benar benar sangat bodoh !

Saat lift itu berdenting ,sabrina segera melangkahkan kakinya keluar dari lift dan kembali ke ruangan sekertarisnya ,ia menata beberapa berkas yang akan ia tangani besuk dan memasukkan barang barangnya di tas nya

Sabrina segera keluar dari ruangan sekertarisnya dan melangkah masuk kedalam lift,ia mendapati bosnya yang sudah tidak ada

Lift itu kembali berdenting di lobby ,lobby sangat sepi lampu hanya menyala beberapa ,para pegawai sudah pulang ,kepala sabrina kembali celengak celenguk melihat sekeliling yang kosong dan segera keluar

[#1] sᴇᴄʀᴇᴛ ᴏғ ᴍʏ ғᴀᴋᴇ ɴᴇʀᴅʏ sᴇᴄᴇʀᴛᴀʀʏTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang