15. ] Pengakuan?

409 30 9
                                    


"Valdo!" Putri memanggil Valdo yang baru saja keluar dari kelasnya. Sekolah dipulangkan pagi hari ini, dan Putri dengan segera menuju ke kelas Valdo, karena memang ada hal yang ingin ia bicarakan.


Putri sengaja tidak memberitahu Naura karena tadi Putri tidak tahu dimana temannya itu berada. Jadilah dia menemui Valdo kali ini sendiri.


"Kenapa, Put?" tanya Valdo setelah membereskan tasnya dan berjalan ke luar kelas, ke arah Putri.


"Gue mau ngomong sama lo, di parkiran aja deh. Sekalian gue ambil motor." Putri berkata demikian sambil berjalan menuju parkiran dengan Valdo yang berjalan di belakangnya.


"Jadi, lo mau ngomong apaan?" tanya Valdo waktu mereka berdua sudah sampai di parkiran.


Putri berdeham sebentar, sebelum mulai berbicara. "Gini, Do, lo sebenernya gimana sama Naura?"


"Gimana apanya?" Valdo bertanya dengan kening berkerut.


"Ya, lo sama Naura. Sorry, bukannya gue mau ikut campur urusan lo tapi, kemaren lo pergi berdua, kan sama Naura?" Putri bertanya kepada Valdo dengan tatapan menyelidik.


Valdo menganggukkan kepalanya. "Lo tau dari mana? Naura cerita?"


"Nggak pentinglah Naura cerita atau nggak. Yang penting itu, lo ngapain bawa-bawa nama gue?"


"Ya, gue ngajak dia kemaren emang karena gue mau gantiin yang waktu itu, waktu gue sama dia nggak jadi pergi nyusul lo sama Reon," jawab Valdo enteng.


Putri berdecak pelan. "Gue tahu kalau soal itu, tapi bukan itu maksud gue. Lo waktu itu bilang, kan, ke Naura kalau lo ngajak dia pergi karena gue yang nyuruh lo. Iya, kan?"


Valdo lagi-lagi mengangguk.


"Ya, kenapa lo nggak bilang sama dia kalau lo emang murni mau ngajak dia? Kenapa harus pake nama gue segala?" tanya Putri penasaran. Ia benar-benar tidak tahu jalan pikiran laki-laki di hadapannya ini.


Putri menghela napas. "Lo sebenernya suka nggak, sih, sama Naura?"


Tidak ada jawab dari Valdo. Dan Putri tetap memandang Valdo dengan mata yang mengintimidasi, berusaha mencari kebenaran dari mata Valdo. Karena Putri tahu, Valdo pasti menyimpan perasaannya kepada Naura. Untuk apa Valdo mengajak Naura pergi berdua secara tiba-tiba, atas nama dirinya pula!


Putri baru saja akan mendesak Valdo untuk jujur saat ia merasakan ponselnya bergetar.


"Put, lo dimana?" Suara Naura terdengar dari ponsel Putri.


Putri melihat sekeliling. Di parkiran ini sudah mulai sepi, hanya tinggal beberapa anak, juga ia dan Valdo. Putri ingin berkata bahwa ia berada di parkiran, tapi takutnya, Naura akan menyusulnya kesini dan akan marah jika melihat ia mengobrol dengan Valdo. Akhirnya Putri terpaksa berbohong. "Gue udah pulang, Ra. Lo kalau mau pulang, pulang aja. Gue udah nggak ada di sekolah. "


"Yaudah kalau gitu, bye." Setelah mendengar jawaban Naura, Putri segera menutup sambungan teleponnya.


Putri melihat Valdo sedang memandangi sekeliling. Mungkin ia bosan karena menunggu Putri menerima telepon.


"Eh, Do, kalau ada Naura bilang ya."


Valdo mengerutkan keningnya sebentar, lalu mengangguk singkat.


"Oke, kembali ke topik. Pokoknya ya, Do, gue yakin kalau lo tuh punya perasaan sama Naura. Lo cuma bingung aja cara ngungkapinnya gimana. Iya, kan?" kata Putri kepada Valdo yang berdiri tepat di hadapannya.


"Ya, lo nggak perlu tahu juga, kan, perasaan gue gimana?" tanya Valdo sambil memandang Putri yang mood nya berubah menjadi senang.


Putri tersenyum sumringah. Tanpa sadar, ia memegang tangan Valdo, saking senangnya. "Pokoknya ya, Do, kalau kalian jadian, lo harus traktir gue! Gue seneng banget tau kalau perasaan Naura itu ga bertepuk sebelah tang—"


Putri belum selesai berbicara saat Valdo berbicara secara berbisik, mengatakan bahwa, "Itu ada Naura di belakang lo."


Putri dengan sekali gerakan langsung melihat ke belakang dan melepas tangannya yang secara tidak sengaja menggenggam tangan Valdo.


"Naura! Naura sorry gue—" Lagi-lagi omongan Putri terputus karena Naura yang sudah berlari duluan meninggalkan lingkungan sekolah dan naik angkutan umum.


"Lain kali lo jangan ceroboh, Put. Apapun yang lo tau, lo nggak usah bilangin ke Naura. Biarin dia tau sendiri. Gue duluan," kata Valdo sebelum akhirnya mengambil motor dan melaju meninggalkan Putri sendiri di parkiran.


Sepeninggal Valdo, Putri berjalan menuju motornya, dan berdecak kesal sebelum menaiki motornya untuk membawanya pulang ke rumah. "Mampus, Naura pasti bakalan marah banget sama gue!"


=====

akhirnya di post juga. Udah nggak sabar nyelesain cerita ini, serius. Tinggal beberapa part lagi.

jadi pertanyaan kali ini, dari pertanyaan Valdo tadi tuh keliatan nggak sih kalau dia suka atau nggak sama Naura? Menurut kalian?

Makasih buat yang masih setia baca maupun nge votes cerita ini.

Makasih buat @ThirzaKameubun yang tiba-tiba mau baca dan ngasih comment wkwk, suwun nemen, aku seneng:) lain kali tak didekasiin khusus buat kamu.

Makasih juga buat @GhaitsaKheira yang comment di part sebelum ini, dedikasi nya buat kamu ya:)

oke kayaknya itu aja. Maaf kalo ada typo-typo gitu.

[02/11/16]
-IGN-

NauracameraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang