DA // Four

7.1K 1.1K 76
                                    

Harry Styles berjalan diantara kawanannya yang sama-sama mempunyai sayap hitam sepertinya. Beberapa diantaranya membawa kantung-kantung yang berisi nyawa manusia yang sudah mereka cabut dan diantaranya ada yang membawa kantung-kantung bencana yang siap ditaburkan pada manusia.

"Kau ingin bertemu siapa?" tanya seorang penjaga gedung pemerintahan kegelapan.

"Dewan tertinggi disini, Dewan Hurricane," jawab Harry dengan ekspresi wajah yang datar. 

"Kau ada urusan apa dengan Dewan Hurricane?" tanya penjaga itu lagi.

"Bukan urusanmu," jawab Harry ketus, "Aku ada urusan penting dengannya sekarang juga. Ini menyangkut nyawa seseorang. Kumohon biarkan aku masuk," ujar Harry.

Perlahan, penjaga gedung itupun membukakan gerbang besar dan mempersilahkan Harry untuk masuk.

"Jangan berbuat macam-macam, anak muda," peringat sang penjaga sebelum kembali menutup gerbang.

Harry pun mendaratkan dirinya di depan pintu besar dan langsung memasuki pintu tersebut.

.

.

.

"Styles? Ada apa kau kemari? Bukankah aku sudah memberimu jadwal kematian?" tanya Dewan Hurricane yang heran mengapa Harry bisa kembali.

"Persetan dengan jadwal kematian. Aku hanya ingin memastikan kalau kau tidak salah memberi nama kepadaku," tutur Harry.

Dewan Hurricane pun menatap Harry dengan heran, "Maksudmu apa, Styles?"

"Gabriella Gap. She's not an atheist," ujar Harry.

"Apa? Kau yakin, Styles?"

Harry mengangguk.

"Maafkan aku, Styles. Aku tidak bisa membantu dalam urusan ini. Namanya sudah tertulis bukan di kertas sembarangan. Kalau begini, mau tidak mau kau harus mencabut nyawanya atau kau harus berurusan dengan Lucifer. Dia-lah yang mengurusi bagian seperti ini, Styles," ujar Hurricane dengan wajah datar, padahal dalam lubuk hatinya ia sungguh merasa bersalah.

"Lucifer? Aku harus berurusan dengan Lucifer?"

TO BE CONTINUED

MSS [2] : Dark Angel || AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang