DA // Seven

6.8K 1.1K 90
                                    

Harry's POV

Kemarin, aku tidak jadi menjalankan rencanaku yang membuatnya kecelakaan. Itu terlalu kejam. Aku lebih baik mencabut nyawa-nya saat ia sedang tertidur. Aku tidak mau dibilang terlalu gegabah dalam mengambil keputusan. Bagaimana pun juga, dalam sejarah keluargaku, belum ada yang mencabut nyawa seseorang dengan mencelakakannya.

Tapi, kalau aku yang melakukannya duluan, bukankah itu keren? Justru tidak. Keluarga Styles itu adalah keluarga yang cara mencabut nyawa seseorang dengan cara yang halus. Dan mereka juga sangatlah cepat dalam mencabut nyawa seseorang. Tidak perlu butuh berhari-hari.... Tidak seperti aku.

Terkadang, aku berpikir... Kenapa, ya, aku itu tidak bisa menjadi manusia saja? Sepertinya mereka itu hidupnya tentram, tidak ada tugas yang membebani mereka sama sekali. Tidak sama seperti Malaikat Kematian.

Sebenarnya, bisa, sih, aku melakukan perjanjian dengan yang - tidak - boleh - disebutkan - namanya. Perjanjian kalau aku menggadaikan jiwaku hanya untuk menjadi seorang manusia. Tapi... Itu terlalu nekat.

“Hei, kau tidak sekolah?” tanya Gabriella yang sedang merapihkan isi tas-nya.

“Aku tidak sekolah lagi. Aku sudah dikeluarkan,” ujarku santai. Kalau kau mau tahu apa enaknya menjadi malaikat kematian, jawabannya adalah ; ketika aku berbohong, aku tidak akan mendapatkan dosa.

Gabriella mengangguk, “Oh. Begitu,” ujarnya. “Kalau begitu, aku pergi sekolah dulu, ya.” ujarnya, lalu berlari ke luar rumah.

Bagus. Dengan ini aku bisa mencari-cari asal usul keluarganya. Aku berlari menuju kamarnya dan mengacak-acak rak bukunya. Dimana ia menyimpan buku diary miliknya. Aku memang sudah tahu dimana ia menaruh buku diary, karena aku sering menyusup ke dalam kamarnya ketika ia sedang menulis diary.

Sudah kujelaskan kalau aku bisa mengubah diriku menjadi tidak terlihat, kan?

Aku menemukan buku diary-nya. Yang mana yang harus kubaca terlebih dahulu? Ada 8 buku diary miliknya. 

Author's POV

Satu jam telah berlalu. Harry masih membaca buku-buku diary milik Gabby dan sekarang ia sudah membaca buku diary Gabby yang ke-5. Akhirnya Harry tahu bahwa dulunya Gabby adalah seorang ateis, dan ia baru dua bulan menganut kepercayaan.

Harry langsung mengembalikan seluruh diary milik Gabby. Harry hanya perlu menunggu Gabby pulang dari sekolah, tertidur, dan Harry akan langsung mencabut nyawanya.

***

Malam kini sudah tiba, dan Gabby kini sudah tertidur lelap di ranjangnya. Harry membuka pintu kamar Gabby dengan pelan, lalu membelai rambut brunette milik Gabby.

Harry menggelengkan kepalanya beberapa kali, “Gabriella, i'm sorry,” gumam Harry, lalu mengeluarkan sesuatu dari kantung celananya.

TO BE CONTINUED

Leave your vote and comment, please! (i said please).

MSS [2] : Dark Angel || AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang