DA // Ten

6.3K 1.1K 186
                                    

"Apakah kau mau makan?" tanya Gabby. "Aku jarang sekali melihatmu makan, Harry." lanjutnya. Harry menggeleng lemah, lalu mengacak-acak rambutnya. Sepersekian detik kemudian Harry menatap wajah Gabby yang sedang menatap wajah Harry dengan khawatir.

"Kau cantik," ujar Harry tiba-tiba saja. Well, semalaman penuh Harry menyiapkan rencana untuk ini semua. 

"A-apa?" tanya Gabby tergagap. Bisa kubilang kalau wajahnya sudah memerah sekarang.

"Mau pergi kencan denganku, tidak?" tanya Harry lagi. Uh-oh, Harry kini mulai berani untuk melanggar peraturan klan-nya. 

"..."

"Tidak dijawab sekarang juga tidak apa-apa." ujar Harry, lalu berjalan untuk memasuki kamar tamu yang Gabby siapkan untuknya.

Gabby berjalan menyusul Harry untuk menolak ajakannya. Jujur saja, Gabby baru saja mempunyai kekasih. Julian, namanya.

Gabby mengetuk pintu Harry beberapa kali sebelum Harry mempersilahkannya masuk.

"Harry, maaf. Aku tidak bisa--" tiba-tiba saja lidah Gabby terasa menjadi kelu. "Aku mau berkencan denganmu," ujar Gabby.

***

"Jujur saja, aku tidak tahu mengapa aku bisa tiba-tiba pergi berkencan denganmu. Aku tidak tahu kapan aku berkata 'ya' kepadamu, dan tiba-tiba saja kau mengajakku kencan seperti ini. Astaga, kau membuatku gila!" ujar Gabby dengan cepat. Gabby menarik napasnya dan menghembuskannya secara perlahan.

"Mungkin kau lupa," tatapan tajam Harry menatap ke arah Gabby, membuat Gabby sedikit bergidik ngeri.

"Aku sudah punya pacar." ujar Gabby.

"Lalu, apa masalahnya denganku?" ujar Harry santai.

***

Ketika Harry benar-benar memastikan bahwa Gabby sudah tertidur, Harry berjalan keluar dari rumah Gabby menuju jalan raya. Harry berjalan cepat menyusuri jalanan hingga ia menemukan sebuah rumah sederhana yang terletak di ujung jalan.

Ujung bibir Harry tertarik untuk tersenyum menyeringai. Harry memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya sebelum memasuki rumah tersebut (tanpa izin). Harry langsung merubah dirinya agar tidak terlihat.

Harry menemukan seorang remaja laki-laki yang sedang duduk di tepi ranjangnya sambil membaca buku pelajaran.

Perlu kalian ketahui bahwa Dark Angel memang bisa membunuh siapapun tanpa mendapatkan hukuman sekalipun. Dark Angel memang punya sifat yang sudah mendarah daging ; tidak mau terkalahkan, pencemburu, serta pendendam. Namun Dark Angel dilarang membunuh si korban dengan alat pencabut nyawa. Mereka hanya bisa membunuh korban dengan tangan mereka sendiri.

Harry berjalan menuju laki-laki itu dengan cepat. Ketika sudah berada di hadapan remaja laki-laki itu, Harry langsung menjambak rambut laki-laki itu dan melempar laki-laki itu ke pojok ruangan. Laki-laki yang bernama Julian itu tentu saja berteriak ketakutan. Yang gila saja, ia merasa kalau dirinya terlempar, padahal tidak ada siapapun di sekitarnya.

Harry langsung menjambak rambut Julian lagi hingga beberapa helai rambut Julian rontok. Rintihan pun mulai keluar dari mulut Julian seiring kulit kepalanya mulai tercabut dari tubuhnya.

Harry mulai beralih ke kulit tangan Julian dan mulai menariknya hingga benar-benar terlepas dari daging Julian.

.

.

.

.

.

Setelah Harry benar-benar menguliti Julian, Harry tersenyum penuh kemenangan, lalu berjalan keluar dengan membawa mayat Julian yang sudah tidak berkulit itu dan membuangnya ke tong sampah milik salah satu restoran bintang lima sebelum kembali ke rumah Gabby.

TO BE CONTINUED

Gimana sadisnya? Sadis banget, gak? :3

50++ votes for the next chapter? 

Leave your comment too! x

Btw, setelah chapter ini gabakal ada adegan Harry yang gaptek, Harry yang cute, atau selebihnya. Setelah chapter ini karakter keturunan Styles yang Harry punya mulai muncul :3

MSS [2] : Dark Angel || AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang