"First Story" -chapter 1-

215 20 2
                                    

#HYOYEON POV
Mencegah kriminalitas, Menjaga ketentraman bagi masyarakat adalah tugas utama Kepolisian. Menangkap pelaku kriminal adalah tugas rutin bagi Kepolisian.
Saya Agent Kim Hyoyeon. Siap menyelidiki kasus Anda!!
.....
#AUTHOR POV
Tepat jam 12 malam, 4 polisi intel masih memantau pelaku pembunuhan dan penculikan siswi Sekolah Dasar Gangnam. Gadis kecil itu baru berusia 8 tahun bernama Lee Haru. Mereka memantau dari dalam mobil sedan yang terparkir di lapangan.
"Tak ada tanda2. Padahal aku sudah minum 6 gelas kopi hitam dan sekarang aku mulai lelah. " gumam agent Kwon.
"Sudahlaah.. Kita pulang saja. " pinta Agent Yuri yang sudah mulai kewalahan.
6 jam mereka melakukan pemantauan terhadap kakek tua yang bekerja sebagai Petani.
"Aku masih penasaran apa yang akan dilakukan orang itu" ucap Hyoyeon yang tak lepas pandangannya dari rumah kecil yang tampak seram itu.
"Memang dari awal kakek itu mencurigakan. Rumah tak berlampu, tampak angker lagipula dia tinggal sendirian. Asalkan bukti sudah kuat, kita tak akan buang2 waktu seperti ini" jelas anggota tertua, Agent Ma Dongseok
"Pak, apakah tak ada instruksi dari Chief Jhonny?? " tanya Yuri
"Terakhir, 20 menit yang lalu dia menyuruh kita pulang ke Kantor" jawab Agent Dongseok.
"Mwo?! kenapa kita masih disini.. Aku sudah mulai lelah Pak! Ayo kita pulang" balas Yuri.
Suara mesin mobil mulai menyala dan mobil tersebut beserta isinya mulai meninggalkan tempat.
.......
Pagi hari yang cerah di Kantor Kepolisian Intelijen Korea Selatan dimana wanita bernama Kim Hyoyeon bekerja sebagai Agent Kepolisian. 3 hari 2 malam tak tidur karena kasus kriminal semakin menggunung.
"Saya sebagai Chief disini, akan menjanjikan kalian, setelah kasus pembunuhan yang team kalian tangani ini selesai, kalian akan kuberi jatah cuti 10 hari. Mengerti?? " jelas Chief Johnny tegas.
"SIAP MENGERTI PAK" jawab Team Hyoyeon serentak.
"Alright." balas singkat Chief Johnny.
Team dibubarkan, saatnya menjalani tugas.
@Gangnam Elementary School
Siswa-siswi Sekolah Dasar mengikuti jam pelajaran kelas secara serentak. Hyoyeon beserta Team-nya melakukan penyamaran. Hyoyeon sebagai guru baru, Kwon sebagai Cleaning Service, Yuri sebagai penjual Kantin Sekolah sedangkan anggota tertua Ma Dongseok mengawasi keadaan diluar.
"Selamat pagi anak2. Perkenalkan saya Guru baru kalian, Nam Yoora imninda (nama samaran Hyoyeon).
"Selamat pagi ibuu" jawab murid2 kelas 3 secara serentak.
Hyoyeon mengajar dimana sang korban pembunuhan dulu belajar dikelas ini.
"Pelaku sudah terlihat, dia menuju ke Sekolah" lapor dari suara Ma Dongseok yang tersambung ke earphone masing2 Agent.
"Sebenarnya siapa dia? " gumam Kwon sambil pura2 menyapu area Sekolah.
Agent Ma Dongseok terus menguntit diam2 si kakek Petani itu. Entah apa tujuannya dan tak tahu siapa si pelaku itu sebenarnya, Agent Ma tetap mewaspadai keberadaan Kakek Petani.
Sesampainya di Koridor sekolah, Si kakek sempat berhenti berjalan. Tiba2, sosok Pak Guru Neil muncul dan berkomunikasi secara sembunyi2 dengan si Kakek. Selain Ma Dongseok yang menyaksikan adegan tersebut, Kwon yang sedang menyapu memberhentikan aktivitasnya terlebih dahulu.
"pelaku bertemu orang dalam di dekat Unit Kesehatan" lapor Agent Kwon.
Sontak, Hyoyeon dan Yuri yang mendengar dr earphone mereka, langsung sergap menuju TKP.
"Permisi semuanya.. Ibu izin ke Toilet dulu yah" ucap Hyoyeon dan langsung bergegas menuju TKP.
"Kwon, posisimu dimana? " tanya Agent Ma.
"Tepat di arah jam 9 dari pelaku" jawab Agent Kwon.
Agent Ma menemukan keberadaan posisi Kwon yang tak jauh darinya.
"Apakah pelaku bergerak? " tanya Agent Hyoyeon.
"Tak sama sekali" jawab Agent Ma yang terus memantau gerak-gerik si pelaku.
"Awasi dia terus" perintah Agent Hyoyeon.
"Siap" jawab tegas Agent Ma.
Akhirnya, Agent Yuri dapat melihat posisi pelaku dari lantai 3, satu lantai dari atas keberadaan si pelaku.
"Aku satu lantai atas dr posisi kalian, apa aku tetap disini?? " tanya Agent Yuri.
"Tetap disana Yul, kau punya tembakan jitu sewaktu2 mereka berulah" jawab Agent Hyoyeon.
"Siap! " balas Yuri sambil menyiapkan hand gun yang ia pegang ditangan kanan-kirinya.
Keadaan koridor sekolah masih sepi karena semua orang berada diruang kelas.
Tibalah Agent Hyoyeon dapat menyaksikan kedua orang mencurigakan tersebut. Ia berada tak jauh dari belakang si Pelaku. Agent Hyoyeon dapat melihat jelas bahwa kedua orang tersebut sedang bertransaksi.
"Kokain.. " gumam Hyoyeon saat menangkap bahwa si Kakek Petani memberi sebungkus Kokain ke pada Pak Guru Neil.
Setelah itu, Guru Neil mengeluarkan sebuah senjata tajam berupa hand gun dari saku belakangnya.
"Dia punya senjata" lapor Agent Hyoyeon kepada seluruh Agent.
Ketiga anggota lain bersiap2 untuk berjaga2.
"KELUARLAH KAU" teriak Guru Neil.
Keempat Agent bingung, siapa yang ia maksud.
"HEI KAU GURU BARU. KELUARLAH" panggil Lagi guru Neil.
Agent Hyoyeon menampakkan dirinya didepan kedua Pelaku.
"Kau bawa senjata? " tanya Guru Neil.
Hyoyeon menangguk.
"Cepat keluarkan" perintah Guru Niel.
Hyoyeon mengeluarkan sebuah Hand Gun yang ia selipkan di pinggangnya.
"Taruh senjatamu di bawah" perintah lagi guru Niel.
Hyoyeon terus mengikuti perintah guru Niel.
Semua Agent, mengarahkan ujung Hand Gun nya kearah Si pelaku tanpa diketahui Pelaku tersebut.
"Berikan padaku senjatanya" perintah lagi guru Niel.
Hyoyeon melempar senjatanya kepada Guru Niel.
"Aku tahu kalau kau polisi yang sedang menyamar. Jangan fikir aku bodoh" ucap Guru Niel.
"Kalau begitu apa urusanmu dengan Bapak Tua ini?? Kau tahu kan Bapak ini sedang di Buron" balas Agent Hyo.
"Bukan urusanmu! " jawab Guru Niel.
"Aah.. Atau jangan2 kau juga salah satu pelaku pembunuhan anak SD itu ya? " sindir pedas Hyo.
!!DOORR!!!
Suara tembakan yang lumayan kencang dan ternyata, peluru menghantam pelipis kepala Kakek Pateni dari Hand Gun milik Guru Niel.
Keempat Agent terkejut habis2an, mereka kehilangan pelaku utama yang mereka incar selama ini.
"Apa yang kau lakukan?!! Kau membunuh buronan kita selama ini!" tanya Hyoyeon diambang kemarahan.
"Biarkan aku menegur polisi sepertimu untuk tak menyampuri urusan orang lain" jawab Guru Neil dengan selonnya
"Kwon, cepat amani seluruh kelas, jangan sampai anak2 berkeliaran diluar" perintah Agent Ma.
"Siap! " jawab Kwon, kemudian ia berlari menginformasikan seluruh guru2 untuk menahan semua murid dikelasnya masing2.
"Kau tahu, kau melupakan sesuatu" balas agent Hyo.
Guru Neil masih diam menunggu lanjutan omongan Hyoyeon.
"Kau tahu, gadis kecil korban pembunuhan itu saat kami temukan mayatnya, ia megenggam sebuah Pulpen merah yang sering kau gunakan untuk menilai tugas anak2. Dan disitu, masih terdapat sidik jarimu. Anak kecil zaman sekarang sudah sangat pintar. Dia memberikan petunjuk pada kami" jelas Agent Hyo.
"Apa masalahnya? Toh, alat yang digunakan untuk pembunuhan itu terdapat sidik jari Kakek ini kan?! " tanya Guru Neil kesal sambil mengarahkan pistolnya ke arah Agent Hyo.
"Jelas, pacul itu terdapat sidik jari Bapak ini.. Wajar karna dia seorang petani. Setiap harinya pasti ia gunakan dan kemungkinan besar kalau kau yang membunuhnya dan kau memakai sarung tangan. Menurutku sangatlah aneh jika kakek ini pelakunya, kalau dia pelakunya, pasti akan dia hapus sidik jarinya di pacul itu dan tak mungkin akan dia pakai lagi untuk berkebun. Pasti ada orang lain yang ingin menuduhnya. Kami sempat kehilangan barang bukti berupa Pulpen merah itu, dan mungkin saja kau yang merebut kembali secara diam2 dari kami" jawab Agent Hyo.
Q"Sok tahu!!! Kalau kau benar, buktikan semuanya!! " balas kesal Guru Neil.
"Aku adalah Polisi yang profesional. Jika aku dapat menangkap pemicu kriminal, akan aku kebiri orang itu. Oh iya, tahukah kau, Pulpen merah yang sekarang kau pakai itu adalah barang bukti kami, mungkin saja bercak merah ini adalah darah si korban" jelas lagi Agent Hyo sambil memperlihatkan sebuah pulpen merah yang terkena bercak merah setitik di ujung kaki pulpen tersebut.
Guru Neil tak dapat melawan kata-kata Agent Hyo. Jadi, Hyoyeon telah merebut kembali diam2 pulpen yang ia curi.
"Kenapa kau membunuh orang tak bersalah? " tanya Agent Hyo dengan mata berapi2.
"Sempat terpikirkan olehku untuk melecehkan anak itu, aku sudah memaksanya, tapi anak itu malah kabur dan bersembunyi dariku. Untuk apa dia menolak, toh besar nanti ia akan paham dengan hal-hal yang lebih dewasa. Karna aku takut dia bicara pada orang lain, aku menculiknya dan membuat dia hilang dari keluarganya beberapa hari, setelah itu lebih baik aku bunuh saja" jelas Guru Neil.
'Sampah brengsek!! ' ucap Agent Hyo yang dalam dirinya sudah sangat kesal kepada si Guru cabul tersebut.
Bagaimana tidak, sebagai Guru tak patut melakukan hal tersebut pada muridnya jika dari awal dia sudah ikhlas dan niat mengajarkan generasi untuk menjadi generasi yang bermafaat. Jika seperti itu lebih baik jadi makanan babi.
"Kenapa tidak kau lanjutkan di Kantor polisi? " tanya Agent Hyo
"Matilah kau" ucap Guru Neil sambil siap-siap menarik pelatuk pistolnya.
!!!DOORR!!!
terdengar lagi suara tembakan yang amat kencang.
"AHHHKKK" suara ringis kesakitan Guru Neil.
Ternyata dari lantai satu tingkat diatas mereka, Yuri membidik secara tepat mengenai tangan Guru Neil yang memegang pistol.
"Aku tak bekerja sendirian. Sudah kukatakan kami adalah polisi yang profesional. Asal kau tahu, kau mendapat hukuman dengan undang-undang pembunuhan, penculikan, pencabulan berencana dan juga Narkoba. Bayangkan seperti apa hukuman mu nanti brengsek." kata Agent Hyo sambil memborgol kedua tangan Guru Neil yang salah satunya tengah pendarahan hebat.
Agent Ma mendekati Agent Hyoyeon selagi bersama pelaku. Menarik paksa Guru Neil menuju mobil polisi.
"Aku dan Kwon yang akan membawanya ke kantor polisi" jelas Agent Ma.
"Agent Hyo, aku sudah memanggil ambulans" lapor Yuri yang terdengar dari earphone.
"Terima Kasih untuk kalian berdua" ucap Agent Hyo.
Kini si pelaku dibawa ke kantor polisi untuk dimintai keterangan dan Agent Hyo dan Agent Yul mengurus keadaan sekolah beserta staff kepolisian yang lain yang baru tiba. Police Line terpasang menutupi dari ujung ke ujung sebagian koridor sekolah. Tak boleh anak2 murid melintasi jalanan tersebut, sebelum Kakek yang tewas karna tembakan itu dibawa ke rumah sakit setelah ambulans tiba dan membersihkan bercak darah yang amat membanjiri lantai koridor.
"Kerja Bagus unnie" ucap Agent Yul.
"Kau juga" balas Agent Hyo.
"Akhirnyaa.. Janji Chief Johnny jadi kenyataan" ucap Agent Yul girang.
"Ne.. Aku benar2 leeellaahh" sambung Agent Hyo bergegas pulang ke Kantor menyambut liburannya.
"Kita balik duluan ya" pamit Agent Yuri kepada seluruh Polisi Daerah Gangnam yang bertugas.
"Ne.. Kerja Bagus nona2" balas salah satu polisi.
Akhirnya, Hyoyeon dan Yuri cepat2 ingin melepas jabatan Agentnya selama liburan.
-bersambung-

INCREDIBLE FACTS!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang