Ep.23 MEMORY LOOSE

55 8 0
                                    

Sekarang sudah waktu tengah malam. Hyoyeon bergegas keluar rumah untuk kembali bekerja. Masih dalam kondisi yang sangat marah, Hyoyeon beranjak tanpa izin apapun ke anggota keluarganya.

"Mau kemana kau?" tanya Jisoo saat menangkap sosok adiknya yang sedang siap pergi.

Hyoyeon menghiraukan kakaknya.

"Kau ingin pergi lagi? " tanya lagi Jisoo..

Kali ini Jisoo terpancing emosinya, pasalnya sedari tadi Hyoyeon menghiraukan dirinya..

"Ini tengah malam. Kau ingin ibu tambah khawatir?!." ucap Jisoo kesal.

Sang kakak tetap mengontrol suaranya agar tak membuat keributan. Apalagi yang lain sudah pada tidur.

Hyoyeon membuka pintu rumah dan menyalakan mesin mobil.

"Hyoyeon-ah! Sudah kukatakan jangan pergi! Kau tidak bisa mengerti keadaan ibu sekarang?! " kesal Jisoo.

Hyoyeon juga tak kalah kesal.

"Aku memang tidak mengerti keadaan sekarang. Kumohon, jangan halangi aku. " kecam Hyoyeon.

Masuklah Hyoyeon kedalam mobil dan pergi seenaknya.

Jisoo hanya bisa diam, walaupun ia sangat kesal atas sikap egois yang hyoyeon miliki. Ini juga sudah malam, keributan tidak boleh berlama-lama hingga Fajar terbit.

"Sudahlah, jika ia pulang nanti, kita bisa kasih tau di baik-baik" ucap ji young ternyata masih terjaga ditengah malam.

........

Selembar kertas diagnosa dari Rumah Sakit yang telah ia copy dari data asli tersimpan di kursi penumpang sebelahnya. Tetesan air mata tak berhenti menemani, kedua tangannya gemetar dan mencengkram setir mobil. Hyoyeon melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi di malam yang sepi ini.

Hyoyeon jelas baru mengetahui bahwa ia mengalami hilang ingatan. Apalagi selain penyebab kecelakaan 12 tahun yang lalu, kecelakaan beruntun yang mengguncang media massa dulu.

Pukul 3 dini hari waktu, Hyoyeon sudah tiba Penjara di daerah Gangneung, dimana ditahannya Kim Euntae disana.

Memasuki lingkungan penjara yang menyeramkan, dimana para napi adalah tersangka dari pembunuhan berantai, teroris dan juga koruptor.

"Saya ingin bertemu tahanan Kim Euntae.. " ucap Hyoyeon sambil memperlihatkan ID Card Kepolisian.

"Ini bukan waktu jenguk nona. Sesuai peraturan hanya sampai jam 12 malam. Nona bisa menunggu jam 6 pagi nanti. " jelas petugas keamanan penjara.

"Aku kesini untuk bertugas. Kau tidak berhak untuk menghalangiku. Ini tugas ku" balas Hyoyeon dan langsung masuk kedalam koridor menuju sel tahanan.

Stabilitas ego Hyoyeon saat ini sangatlah hancur. Kemarahannya masih meledak-ledak di lubuk hati. Mungkin tujuan Hyoyeon untuk bertemu Kim Euntae adalah melampiaskan semua amarahnya.

Para Sipir penjara yang bertugas malam pun hanya bisa diam dan tak berkutik. Mereka mau tidak mau harus mengikuti keputusan Hyoyeon dimana tugas dari Departemen Polisi Intelijen dan Kriminalitas Negara memiliki hak dan tanggung jawab menangani secara langsung si tersangka Kim Euntae.

Hyoyeon berjalan menuju sel tahanan Kim Euntae, sel beton setebal 20cm dan luas sel 3x2 meter persegi atau biasa disebut "sel isolasi" khusus para pelaku kejahatan kelas berat yang selalu ditangani oleh Kepolisian Intelijen Negara.

"Kalian boleh tutup sel nya. " suruh Hyoyeon.

Kedua Sipir yang mengikutinya drtd terkejut dan tak bisa mengiyakan langsung permintaan Hyoyeon.

INCREDIBLE FACTS!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang