Kematian Dan Takdir

496 51 15
                                    

Jungkook terdiam di bawah turunnya salju, ia menatap nanar sebuah makam dan foto seorang gadis cantik yang tengah tersenyum lembut.
Ia tidak peduli akan erangan dan tangis dari orang - orang termasuk Il Woo, bahkan Seok Jin dan Jaehyun ikut menitikkan air mata.

Tapi bagaimana bisa Jungkook begitu tegar dengan tatapan kosongnya, ataukah ia merasakan hal sama namun dengan sudut penglihatan berbeda? tidak ada yang mengerti karena hanya Jungkook yang dapat merasakan perasaan di dalam hatinya.

"Il Woo, yang sabar ya.." ucap Byun Songsaengnim atau Byun Baekhyun

Il Woo hanya menggeleng pelan sambil terus menangis, bagaimana bisa adiknya meninggal dalam keadaan mengenaskan seperti ini.

Awalnya Jaehyun dan Seok Jin merasakan ada hal janggal saat Seunghee mengambil ponsel di kelas, terutama saat ia tidak kunjung kembali, Jungkook juga kembali ke sekolah, mereka langsung masuk ke dalam dan saat itulah mereka melihat Seunghee tidak bernyawa.

Il Woo pingsan di tempat melihat Seunghee tergeletak sendirian bersimpah darah, tetapi Jungkook justru diam dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.

Tak hanya itu... barang bukti hilang, tak ada petunjuk atas kematian Seunghee.
Melaporkan polisi untuk dicari pelakunya tentu sulit.

Jimin dan Yoongi berjalan mendekati Jungkook, mereka berdua mengusap dan menepuk punggung Jungkook.
Tangannya bergetar memegang payung hitam sementara tangan satunya mengepal penuh amarah.

Taehyung terdiam, duduk di dekat makam Seunghee dengan air mata, sesekali ia menghapus air mata yang jatuh hingga ke pipi.

Jungkook menjatuhkan payung ditangannya, berjalan pergi untuk pulang tanpa memperdulikan mereka semua ataupun salju yang turun mengantar kematian Seunghee hari ini.

****

Kematian Seunghee mungkin membekas dihati mereka, akan tetapi mereka masih memiliki semangat untuk memecahkan kasus tanpa Seunghee.
Dan kini Jaehyun, Seok Jin, Yoongi dan Jimin sudah berdiri tepat di depan pintu rumah Jungkook, tanpa Taehyung... karena pemuda itu amat sedih atas kematian Seunghee hingga ia menjadi sakit.

"Oh, kalian. Maaf.. Jungkook tidak bisa keluar bersama kalian." ucap ibu Jungkook saat melihat mereka di depan pintu

"Tolong hanya sebentar lagi, kami hanya perlu bicara." rayu Jaehyun

Mrs. Jeon mendengus pasrah, menoleh kebelakang melihat pintu kamar Jungkook yang tertutup rapat
"Lakukan sesuatu padanya. Sudah berhari - hari ia tidak makan, iapun tidak bisa tidur. Aku takut terjadi sesuatu padanya, setiap hari ia selalu bertanya 'dimana Seunghee' dan setiap aku menjawab bahwa gadis itu tidak ada maka dia akan menatapku seolah - olah dia membenciku."

Sekarang disinilah mereka, berada di kamar Jungkook bak kapal pecah dan dinginnya sedingin kutub utara
"Tidakkah ini terlalu dingin? Apa kau tidak merasa kedingin?" tanya Jimin sembari menurunkan tegangan AC

"Bicaralah, kau akan lebih baik jika kau bicara." rayu Seok Jin sambil menepuk pundak Jungkook

Lelaki itu mendengus, air matanya perlahan turun menetes dengan leluasa, sesaat matanya terpejam membiarkan rasa sakit menjalar lebih jauh lagi.

"Aku berkata jika aku menyukainya, tapi aku tidak bisa melindunginya, orang macam apa aku ini! Harusnya aku menjaganya. Harusnya aku selalu disisinya. Harusnya aku tidak mementingkan diriku sendiri. Harusnya aku tidak bodoh.."

Jaehyun tertunduk, sejujurnya dalam hati ia sangat kesal akan semua ini, ia juga sempat menyalahkan dirinya dan berpikir seharunya ia menemani Seunghee waktu itu.

"Aku... aku belum sempat mengatakan apa yang ingin aku katakan. Aku belum sempat mengatakan betapa berartinya ia bagiku."

Seok Jin mendengus, ia menepuk pundak Jungkook.

Detective, Trap And TrickTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang