15.END

219 10 1
                                    

AuthorPov

"Ibu tidak merestui kalian" jawab Daniel bohong

Xavier terdiam sejenak kemudian melepaskan tangannya dan membiarkan Rosa terjatuh kelantai

Rosa masih merasa kesakitan dengan memegangi lehernya yang merah

"Lebih baik kita kekamar meobati lukamu karna makhluk penghisap darah ini" sindir Rean mengendong Rosa ke kamarnya

"Daniel, ngapain kamu disitu, cepat kesini" ucap Rean, Daniel mengikuti kata Rean

Tinggallah Xavier sendirian yang masih bingung dengan situasi sekarang

'Bukankah ibu sudah merestui kami, tapi kenapa tiba-tiba tidak merestui, ini sungguh tidak masuk akal, ibu tidak mungkin mempermainkan aku'batin Xavier

Untuk memastikan, Xavier menuju ke kamar ibunya

"Apa ibu belum bangun?" tanya Xavier pada Yurike

"Belum dipastikan ia akan bangun"

"Maksudmu apa?"

"Sepertinya ada yang memberi Queen Rose racun mematikan dan penawarnya pun dinyatakan hampir punah" jawab tabib Yurike

"Kenapa saat seperti ini tidak ada yang menolongku sih..Kenapa Vita pergi begitu saja? Siapa yang memberi racun pada ibu? Bagaimana dengan acara nya? Pasti semua ini ada sangkut pautnya" gumam Xavier

"Yurike, kapan ibu sadar?" tanya Xavier

"Sampai penawarnya ditemukan dan ibu akan kembali sadar" balas Yurike

"Apa penawarnya?"

"Tanaman mawar dengan duri mawar berwarna kuning dengan tetesan darah Queen Rose"

"Dimana itu berada?"

"Tidak dipastikan, dikabarkan tanaman itu sudah punah hanya tersisa sedikit, entah itu dimana" jawab Yurike

"Apa yang harus kulakukan?" gumam Xavier

****

Seorang gadis duduk di balkon kamar rumahnya melamunkan nasibnya

Ia bingung harus percaya atau tidak

Ia ingin tidak percaya namun hati kecilnya berkata semua itu benar

Hati kecilnya percaya kalau ia anak yang hilang

"Sudah tiga hari semejak kejadian itu, sungguh aku sangatlah rindu dengan Xavier, aku vampire yang tidak tidur, jadi sekarang aku bisa menentukan kapan aku ingin kesana"

"Aku sudah berubah jadi vampire, kukira kedepannya aku bisa terus bersama nya namun apa? Kenyataan tidaklah sama dengan harapanku" ucap Vita menengadahkan kepalanya menghadap air hujan yang masih setia turun ke bumi

Karna tidak ingin lama-lama Vita kebawah menuruni anak tangga

"Vita cuci lah piring" suruh mama saat Vita turun dari tangga

Vita tidak mengeluarkan suara namun ia tetap menuruti perkataan mamanya

Vita mencuci piring dengan pikirannya ke dunia mimpi mengingatkannya ke pertama kalinya ia bertemu dengan orang yang ia cintai

Vita tertawa kusut mengingat kejadian itu

"Setidaknya kita punya kenang-kenangan untuk diingat, Xavier" ucap Vita

Dream is My Life (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang