Prolog

168 18 10
                                    


Ramainya mading membuatku harus menunggu untuk melihat di kelas berapa aku akan berada satu tahun ke depan.

Ah, kelas XI IPA 2. Sekelas sama Dian lagi.

Hanya informasi, Dian itu teman sebangkuku saat kelas sepuluh, teman satu-satunya yang kupunya, karena aku memang bukan orang yang mudah mendapatkan teman.

.
.
.

Feroka Rizaski ... XI IPA 2

Deg.

Sekelas!

Aku tersenyum, artinya, aku tidak perlu jauh-jauh hanya untuk melihatnya.

Iya, aku suka sama Oka, cowok berkacamata, yang ganteng banget kalo menurutku.

Dengan riang, aku mulai berjalan menuju kelas XI IPA 2.

Aku meletakkan tas biruku di kursi sebelah Dian yang masih kosong.

"Kosong kan?"

"Hmm.. "Dia hanya bergumam tanpa menatapku. Selain dia pendiam, kami juga tidak terlalu dekat.

Murid mulai berdatangan, karena bel baru saja berbunyi.

***

"Dian kan? Gue duduk disini ya?"

Aku dan Dian menoleh ke asal suara. Di sana, disamping kursi Dian, berdiri gadis pendek—lebih pendek dariku yang sedang membawa tas pinknya.

"Oh? Oke." Dian berdiri dan membereskan barang-barangnya. "Gue pindah ya Rin."

Aku mengangguk.

Setelah Dian pergi, dia duduk.

"Hai! Gue Nata, Natasha Zalfianty." Nata mengulurkan tangannya sambil tersenyum manis.

Ingatkan aku untuk membeli obat diabetes nanti. Senyumannya sangat manis.

"Arinda Mentari." Ucapku sambil menerima uluran tangannnya.

***

Typo itu manusiawi.

Nan
24 November 16.

Okarin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang