Aku menatap Bu Aini--guru bahasa Inggrisku dengan malas.
Mulai dari upacara hingga pelajaran ke dua ini, aku merasa sangat malas belajar.
Semalam Bang Arlan dan Aldi tidur di kamarku. Kebiasaan kami saat kecil.
Aku sangat menyesal men-jutekinya saat pulang. Jika Bang Arlan pergi, aku jadi orang pertama yang akan merindukannya.
Tapi mau bagaimana lagi, semua sudah terjadi. Lagipula aku satu-satunya anak gadis yang membuatku lebih dimanja, aku merasa aneh jika posisi itu berganti.
Cerita keluargaku berbeda dengan cerita Sung Duk Seun didrama Korea berjudul Reply 1988. Dalam cerita tersebut Sung Bo Ra lebih disayang karena ia anak tertua, sedangkan sibungsu Sung No eul dimanja karena anak termuda. Kalau keluargaku, intinya sulung, bungsu dan tengah tidak ada bedanya.
"Lo kenapa sih, Rin? Ketekuk gitu mukanya," tanya Nata pelan sambil melirikku.
"Gak pa-pa," jawabku pelan.
"Sabar aja ya, lima menit lagi istirahat," ujarnya sambil tersenyum lebar. Aku ikut tersenyum.
.
Bel istirahat berbunyi sepuluh menit yang lalu. Tapi aku, Nata dan Geana masih betah duduk di kursi masing-masing.
"Eh, gak mau ke Kantin ya? Gue laper nih," ucap Nata sambil cemberut mengelus perutnya.
"Ya ayok! Eh tunggu bentar! Takut gue lupa. Rin, si Ical minta id line lo." Aku menatap Geana sambil mengangkat sebelah alis. "Waktu itu mau minta, tapi kelupaan," lanjutnya padaku.
Nata menatap kami bingung, "lo ngomong apasih? Kok gue gak ngerti. Kenapa Ical bisa kenal Arin sedangkan Arin aja gak tau si cowok famous kaya Bian," ucap Nata panjang lebar.
"Lo lupa? Arin ikut gue jenguk Bara kamis kemarin, Ical temennya Bara. Ngerti?" jelas Geana sambil memainkan handphonenya. "Apa id line lo, Rin?" tanyanya tak sabar.
Aku menatap Geana yang terlihat tak sabar dan menatap Nata yang manggut-manggut mulai mengerti.
Aku mengambil lalu membuka handphoneku. Melihat aplikasi lineku yang sangat sepi, bahkan hanya keluargaku yang mempunyai kontakku.
"Eh, gue juga minta id linelo, Rin," ujar Nata tiba-tiba saat aku menyebutkan id lineku.
Aku mengangguk, lalu menyebutkan sekali lagi id lineku.
"Yaudah ayo ke Kantin!" seru Geana sambil menarikku dan Nata.
***
"Telat ya kita? Udah penuh gitu tempatnya," ucap Geana lesu."Iya, mana gue laper lagi," timpal Nata tak kalah lesu.
Aku diam sambil memerhatikan sekeliling Kantin. Kantin memang penuh, tapi di dua sampai tiga meja ada tempat yang kosong, membuatku menyernyit bingung karena memikirkan kenapa Nata dan Geana tidak duduk disalah satunya?
Aku menunjuk satu meja tempat beberapa siswi yang memiliki tiga kursi kosong sambil bertanya, "kenapa gak di sana aja? Kosong tiga kursi tuh, kan pas."
Nata memandang aneh diriku, aku semakin menyernyit bingung.
"Di sana tempatnya orang sombong, males gue. Bikin sakit mata aja gegara banyak cabe!" sahut Nata pedas.
Aku mengira, kami satu Sekolah berteman. Tapi, pasti ada saja yang bermusuhan, berkelompok, memilih-milih teman dan sebagainya. Sedangkan aku, ada Nata, Geana serta Radit saja sudah bersyukur.
![](https://img.wattpad.com/cover/89255690-288-k311040.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Okarin
أدب المراهقينIni tentang Arin dan pembuat gugupnya, Oka. Ini tentang Arin dan pembasmi gugupnya, permen karet. Ini tentang Arin dan para sahabatnya. Ini juga tentang bagaimana Arin menyikapi masalahnya. Intinya ini cerita masa putih abu-abu Arinda Mentari. Ps: s...