Bagian 17: Darel atau Rey?

6K 192 11
                                    

Happy Reading!


Bibir mereka menyatu dengan lembut. Mereka saling mengungkapkan rasa rindu mereka. Darel mulai melumat bibir Cirra dengan lembut dan mengigit-gigit kecil. Cirra memejamkan matanya membalas semua yang dilakukan Darel kepadanya.

Tanpa mereka tahu ada seseorang diluar sana yang sedari tadi mendengar semua pembicaraan mereka. Rey. Rey mendengar semuanya. Rey bersandar pada dinding penginapannya. Tangannya mengepal kuat-kuat. Rasanya sakit. Saking sakitnya Rey tidak bisa lari dari kenyataan yang sangat pahit ini, terlalu sakit untuk diucapkan bahkan dibayangkan.

"Enggak rel stop! ini salah" kata Cirra setelah ia melepaskan tautan bibirnya dari bibir Darel. Cirra berusaha mengatur napasnya yang tidak beraturan. "Aku udah punya Rey sekarang, aku akan ngerasa bersalah banget sama Rey kalau--"

"Please ra, malam ini tolong lupain sesaat orang lain lupain sesaat kesalahan aku di masa lalu, lupain sesaat masalah yang lain. Malam ini aku mau, hanya ada aku dan kamu dipikiran dan di hati kita masing-masing, oke?" Darel memegang pinggang Cirra dan menariknya untuk lebih dekat. Cirra yang seperti dihipnotis dari pancaran mata indahnya Darel perlahan mengangguk. Cirra seakan lupa akan masa lalunya yang hancur gara-gara tindakan Darel. Cirra seakan lupa kesalahan Darel itu. Dan Cirra seakan lupa pengorbanan Rey selama ini untuknya.

Darel kembali menautkan bibirnya dengan bibir Cirra. Perlahan kedua tangan Cirra melingkar pada leher Darel. Diruangan ini hanya ada suara yang mereka ciptakan bersama. 

Sedangkan Rey yang berada diluar berniat ingin masuk begitu saja tapi niatannya terhenti ketika Rey berpikir yang lain entah berpikir apa. Tangannya mengepal erat matanya sedikit memerah entah itu karena menahan marah atau karena menahan tangis, yang pasti sekarang Rey tahu jika hati Cirra benar-benar bukan untuknya. Rasa sakit ini, melebihi rasa sakit apapun. Ketika kita mencintai seseorang tapi seseorang itu menerima kita, tetapi hatinya bukan untuk kita, kita merasa, kita hanya selingan saja baginya. Itu rasanya...nyesss.

Sekarang Rey sadar pengorbanan dan perjuangannya selama ini sia-sia untuknya. Mungkin Cirra akan lebih bahagia dan lebih aman bersama Darel. Sekarang Rey yakin sangat yakin dengan dugaannya. Perlahan Rey membalikan badannya dan melangkah pergi menjauhi penginapan entah mau kemana. 

Perlahan Darel menggendong Cirra menuju ke tempat tidur. Ditidurkannya perlahan, Darel tersenyum kearahnya, begitupun Cirra, tangannya masih melingkar pada lehernya. Darel sedikit menindih tubuh Cirra.

"Mata ini" cups! Darel mencium mata kanan Cirra membuat Cirra memejamkan matanya. "Mata ini yang selalu aku rindukan, tatapannya membuat siapa saja nyaman"

"Hidung ini" cups! Darel mencium hidung Cirra lembut membuat Cirra geli sendiri. "Hidung ini yang membuat aku rindu akan setiap nafasnya"

"Dagu, kening, pipi" cups! Cups! Cups! Darel mencium ketiga yang disebutkan itu dengan lembut. "Semuanya aku rindu akan setiap apa yang didiri kamu, terutama...."


Cups!

"Bibir ini, bibir ini yang aku rindukan dan yang selalu aku inginkan. Aku ingin selalu menyentuhnya." Cirra menatap pancaran kedua bola mata Darel dengan serius. Begitupun Darel.

"Aku minta maaf, seharusnya aku nggak ninggalin kamu gitu aja waktu itu, dan aku minta maaf udah ngerusak kehidupan kamu, aku benar-benar nyesel udah merusak kehidupan gadis yang baik sepertimu. Dan aku benar-benar minta maaf sudah masuk dalam kehidupan kamu aku--"

After marriage [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang