1. Menagih sebuah janji

14.9K 324 2
                                    

"Gue cuma ingetin janji elo aja ke gue dan caca sebelum lo kabur 5 tahun yang lalu"

"Janji... Janji apa sih ian... Gue..gue"

"Sampe kapan lo akting pura-pura bego gini dy, sekarang jujur sama gue... Siapa... Siapa orang yang udah buat elo hamil? Atau gue kasih pertanyaan beda aja, siapa ayah dari thiya dy? jawab !" Tanyanya dengan nada ketus dan kilatan kesal terpapar jelas dimatanya.

----------------------------------***---------------------------------

"Ian !!! cukup !!! Kamu apa-apaan sih?" Kata caca di belakang kami

"Aku cuma ingetin janji ody ke kita, yang. Apa aku salah?" ucapnya dengan intonasi cukup lembut

"Tapi gak gini caranya ya. Aku gak suka kamu bentak-bentak perempuan. Kasih waktu buat kak ody jelasin semuanya"

"Tapi..."

"Udah gak ada tapi-tapian... Masuk sana ke kamar ! ganti baju kamu dan tidur !" Ucap caca memerintah suaminya. Meskipun agak gak terima tapi sang suami lebih memilih menurut terhadap perintah istrinya.

"Maafin ian ya kak, kakak jangan tertekan, kalo kakak ngerasa udah siap ceritain semua ngomong sama caca. Aku siap dengerin kok"

"Makasih ya ca, atas pengertian elo. Btw kok dia nurut sih sama perintah elo"

"Ya gampang, kalo dia masih keukeuh gak nurut, paling dia aku suruh puasa paling lama sebulan hehehe"

"Oh pantesan dah jinak ya dia sekarang"

"Ya udah kak, aku tidur dulu ya, meskipun dah jinak, pasti dia sibuk ngomel di kamar. Met malem kak"ucapnya tersenyum

"Hahaha iya , met malem ca"

Sungguh beruntung sobat esku ini dapat istri kayak caca, udah cantik, baik dan ramah banget, keibuan, body sexy... Heuh pantesan dia overprotektif gitu sama caca, takut caca berpaling ke yang lain. Aku jadi inget kejadian pas kuliah dulu waktu dia cemburu caca makan siang sama adam, sahabatnya.

Sekali lagi aku menatap langit dengan sedikit bintang. Sedang apa kamu disana? Apa kamu merindukanku? Apa kamu sudah menikah... Ah mungkin dia sudah punya keluarga kecil sekarang...

Aku kembali ke kamar thiya dan mulai menatap dia yang sedang tidur. Wajah thiya mirip ayahnya, hanya bentuk bibir yang mirip denganku. Aku berharap ayah dan bundanya tidak menyadarinya. Semoga rahasia ini terjaga sedikit lebih lama. Akupun tertidur sambil memeluk putriku.

***
Hari sudah pagi, sabtu yang cerah. Aku berjanji pada kafie dan thiya untuk mengajak mereka ke kebun binatang. Aku bangun lebih pagi, mandi kemudian menyiapkan bekal untuk kami. Selesai mandi, aku berjalan ke arah dapur dan mendapati caca dan bi surti sudah bangun dan terlihat sibuk.
"Lagi apa ca?"

"Eh kak ody dah bangun, biasa.... siapin sarapan"

"Ca, aku mau bikin bekal buat anak-anak, bolehkah?"

"Ya bolehlah kak, sok atuh"

Akupun gembira dan mulai memasak yang ingin ku masak.
"Anak-anak suka apa ca?hmm mereka ada alergi gak?"

"Kafie gak boleh makan coklat sama telur kak nanti kulit dia bentol-bentol, jadi kalo beli es krim mending vanila atau strawberry. Kalo thiya dia malah gak boleh makan strawberry ntar asmanya kambuh... Oh iya kacang juga gak boleh kak"

Aku mencatatnya di memo hpku
"Kalo anggur enggak kan ca? Blueberry?"

"Aku gak tau sih kak, tapi mendingan dihindari aja deh"

"Oke, hmm kalo gitu thanks ya"

"Oke kak, aku siapin ini dulu ya" ucapnya membawa piring-piring berisi sarapan ke meja makan.

Unexpected Love (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang