Koko mengeratkan pelukannya dilengan berotot Zidan dengan posesif, seolah menunjukan pada dunia tentang bagaimana mesranya mereka.
Zidan sendiri tidak ambil pusing pada sifat Koko yang sedang dalam tahap manja-manja jenis uke, bagaimanapun juga sesuatu dalam dirinya merasa senang.
Beberapa pasang mata melihat kearah mereka secara terang-terangan dengan jenis tatapan yang berbeda.
Ada yang jijik melihat dua orang lelaki berprilaku seperti sepasang kekasih walaupun pada kenyataanya mereka memang berpacaran, golongan ini memiliki pemikiran kolot yang menyebalkan.Adapula yang senang,dapat diketahui golongan ini termasuk manusia-manusia dengan sifat fujoshi bahkan beberapa diantaranya malah senyum-senyum penuh minat kearah mereka. Sampai yang biasa-biasa saja seolah ini semua adalah hal yang lumrah, golongan seperti ini menguatkan hati mereka 'Elu ya elu,gue ya gue.' Sifat mereka cenderung masa bodo dan tidak minat mengurusi urusan orang lain.
Zidan mengelus sayang surai rambut Koko sesekali mengacaknya gemas, membuat Koko mendengus kesal lalu merapihkannya lagi, hal ini terjadi berulang kali. Dan Zidan selalu senang melihat wajah cemberut Koko.
"Kau lapar?" Tanya Zidan sambil mengelus pelan pipi chubby Koko dengan satu tangannya yang bebas.
Koko menggeleng, lalu mendongak menatap Zidan,"Bukankah kita sudah makan?" Ucap Koko mengingatkan Zidan bahwa 1 jam yang lalu mereka baru saja singgah disebuah Restaurat.
"Tapi aku lapar lagi." Ucap Zidan kini tangan kanannya melingkar dipinggang Koko, Koko sendiri beralih memposisikan dirinya merapat ke tubuh Zidan ,mencari rasa nyaman dan ini membuat sensasi senang tersendiri baginya.
Koko mencubit pelan pinggang Zidan, Zidan sedikit mengaduh meskipun tidak merasakan sakit.
"Kau benar-benar memiliki nafsu makan yang mengerikan." Dengus Koko ditanggapi cengiran tampan dari Zidan.
"Itu tidak benar." Bantah Zidan tidak terima," Satu-satunya yang bisa membuatku bernafsu didunia ini hanya kau, sayang." Gombal Zidan sambil mencolek dagu Koko dengan genit, tingkahnya mirip om-om yang menggoda bocah 15 tahun.
Tanpa aba-aba, Koko dengan sengaja menginjak kaki kanan Zidan yang dilapisi sepatu sekuat tenaga, membuat sang mpu meringis sakit lalu kedua tangannya bergerak refleks memegangi kaki kanannya berharap rasa sakitnya segera hilang. Pandangan Zidan teralih menatap pelaku 'penginjak' dengan tatapan memelas minta dibelai.
Tanpa peduli, Koko berjalan meninggalkan Zidan yang kini berusaha menyamai langkahnya meski sambil terseok-seok seperti orang gempor.
Para pejalan kaki lainpun menaruh minat melihat interaksi mereka yang lucu.
.
Zidan dan Koko duduk saling berhadapan, jarak diantara mereka hanya disekat sebuah meja bundar yang diatasnya telah tersaji 5 jenis makanan dengan porsi jumbo.Dan itu semua adalah pesanan Zidan,untuk Zidan dan hanya Zidan karna Koko sendiri merasa masih kenyang.
Mata Koko memandang horror kearah meja lalu Zidan secara bergantian, wajah Zidan sendiri tersenyum cerah.
"Kau yakin sebanyak ini?" Tanya Koko sudah berulangkali terucap sejak Zidan memesan makanan,"Ini terlalu berlebihan,sayang." Ingatnya lagi pada Zidan.
"Aku sangat lapar." Curhat Zidan sambil mulai menyantap satu persatu makananya.
Koko menghela nafas lelah, tersenyum maklum.
'Zidan benar-benar memiliki selera makan yang besar'
Meskipun usianya 22 tahun, cara makan Zidan tetaplah berantakan seperti anak kecil berumur 1 tahun yang baru belajar makan sendiri. Disekitar mulutnya belepotan noda saus spaghetti yang baru saja berpindah kedalam perutnya,bdan tangan Koko masih setia bergerak membersihkannya dengan tisu.Terus saja seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Enough
RomanceREPUBLISH (Yaoi,Shounen Ai,Boys love) JIKA KALIAN PENGIDAP HOMOPHOBICK ATAU SEJENISNYA YANG GAK BISA NERIMA CEPAT PERGI AJA SANA. .......DIPERSILAHKAN DENGAN SANGAT MENINGGALKAN KONTEN INI. MOHON DIPERHATIKAN. Tertanda, Farel.