12

12K 399 96
                                    

Ketika Andhika dan Koko sampai dikediaman Jordan, mereka menemukan pintu apartementnya terkunci dari dalam. Dengan tidak sabaran, Andhika memborbardir pintu itu dengan ketukan, rasa putus asa dan khawatir menyelimuti Andhika saat pintunya tak kunjung dibuka.

"Apa kamu yakin dia ada di rumah?" Ini suara Koko, meminta kejelasan saat dilihatnya wajah cemas Andhika.

"Aku--"

Prang!

Belum sempat Andhika menyelesaikan kalimatnya, dari dalam terdengar suara benda kaca yang pecah. Ini jelas, seseorang ada didalam tapi sepertinya dalam keadaan yang kurang baik, membuat Andhika kalap mendobrak pintu apartement  yang lumayan kokoh, tak peduli rasa nyeri saat tubuhnya berkali-kali menghantam pintu, Andhika optimis bahwa ia harus masuk dan melihat keadaan didalam, dia jelas sangat khawatir. Koko bahkan membantunya mendobrak saat pintu apartement tak bergeming.

"Dalam hitungan ke 3, kita dobrak pintunya bersama." Saran Koko, langsung disetujui Andhika.

1-

2-

3.

Brak!!

Pintu dibuka dengan engselnya yang rusak parah, ke-4 manusia dalam radius sangat dekat dan mereka semua shock saat melihat dengan jelas yang terjadi didalam.

Kretek.

Prang!

Ini suara hati yang hancur berkeping-keping, baik Koko ataupun Andhika saat orang yang mereka sayangi bergumul dengan orang lain, tapi tak hanya mereka berdua yang nampak kaget, manusia lainnya yang tengah bergumul pun sama jantungannya saat kelakuan bejat mereka tertangkap basah.

Terlebih saat Zidan melihat raut wajah Koko yang menggelap, pelupuk mata indahnya tersimpan banyak air mata yang siap mengalir, ouch...hatinya ikut sakit mengetahui ia telah menyakiti perasaan murni kekasihnya.

Tak terima hanya diam saja saat dirinya jelas dihianati, Koko bergerak menonjok  Zidan dengan luapan emosi, tenaganya tak main-main sampai dirasa rahang Zidan sedikit bergeser, hakikatnya Koko tetaplah seorang lelaki biarpun memiliki badan yang lebih kecil, hantamannya membuat Zidan terjungkal.

Tak hanya puas sampai disitu, Koko langsung menyerang Jordan, menghantamnya dengan benda apapun didekatnya bersama makian dan sumpah serapah.

"Berani-beraninya kamu bermain dengan kekasihku, hah!!! Bukankah kamu juga tau, kalau atasanmu ini sudah punya kekasih hah!!! Tapi kamu masih berani bermain dengannya!!!Dasar jalang!!!"

Andhika mencengkram hatinya yang terasa sakit, belum lepas dari rasa shocknya, dia semakin terpaku mendengar kata terakhir yang diucapkan Koko pada Jordan.

Ini kah yang dimaksud Rezka, tentang menyelamatkan Jordan dari sebutan jalang?

Tapi yang memaki Jordan adalah sahabatnya sendiri, membuat Andhika merasakan ribuan jarum seolah menusuk hatinya. Kenapa begitu menyesakkan.

Andhika tau, tak seharusnya dia diam saja saat Koko kembali menyerang Jordan, bagaimanapun juga orang yang menciptakan kekacauan ini adalah Rezka, jordan hanya sebagai boneka lakon. Dengan sigap dia memisahkan keduanya, menarik Jordan dari amukan Koko, begitupun Zidan yang sudah bangkit menahan Koko agar tak menyerang lagi, saat mereka terpisah. Amarah Koko kembali meluap pada Zidan, kembali ditendangnya lalu pergi dengan menulikan telinganya, Koko menghentikan taksi yang tak mampu Zidan hentikan, membawa hatinya yang hancur.

Zidan bergegas memakai celananya, dengan keadaan shirtless dia berlari kearah mobil, mengendarainya dengan cepat berusaha mengejar taksi yang membawa Koko. Memukul stir dengan rasa penyesalan, Zidan tau benar setelah hari ini semuanya tak akan sama.

Never EnoughTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang