Warna langit yang semula gelap, berubah menjadi terang saat mentari muncul dari peraduannya. Menandakan datangnya waktu pagi. Hanya beberapa orang yang nampak melakukan aktivitas, mungkin karna hari ini adalah tanggal merah, membuat sebagian besar orang masih mencari kenyamanan dalam selimut.
Lain halnya dengan Ferdan, yang lebih memilih jogging untuk mengawali pagi, bermaksud merileks-an diri di hari libur dari pekerjaan kantor.
Ferdan hanya melakukan beberapa gerakan ringan, tak jauh hanya berlari seputar kompleks tempat tinggalnya. Namun, saat sedang mengamati keadaan sekeliling, fokus matanya tertuju pada seseorang yang tak jauh dari tempatnya berdiri. Yang Ferdan tak mengerti adalah, kenapa orang itu terus melihat ke arah rumah yang ditinggali Koko bersama temannya itu.
'Apa orang ini mau bermaksud jahat? kenapa tatapannya begitu tajam melihat rumah yang ditinggali Koko bersama temannya itu? Aku punya firasat buruk dengan orang itu. Apa dia perampok yg sekarang sedang mengamati targetnya? Astaga, adikku dalam bahaya kalau begitu.'
langkah Ferdan semakin mendekat ke arahnya, tanpa orang itu sadari.
"Heh! kenapa kamu terus menatap rumah itu?!" Tanya Ferdan sambil bercakak pinggang, tak ada kata 'ramah' untuk orang mencurigakan seperti ini. Orang itu jelas mendengar ucapan Ferdan, namun dia tetap berdiri angkuh sambil melipat kedua tangannya didepan dada, tak bergeming sedikitpun dari posisinya membuat Ferdan geram melihatnya.
"hey! Apa kamu tuli? Aku sedang bicara denganmu! Apa yang sedang kau lakukan disini?"
"......"
"Baik. Aku akan menghubungi polisi untuk menangkapmu. kamu begitu mencurigakan, kamu pasti sedang mengamati rumah yang nantinya akan kamu rampok kan?" Ucap Ferdan sambil menekan berapa digit nomor di Hpnya, bermaksud melaporkan orang itu. Koneksi Ferdan dengan jejaring polisi bisa dibilang cukup dekat, sebab beberapa temannya adalah seorang polisi.
Tapi baru saja telfon itu menempel ditelinganya, orang di depannya ini berbalik arah menghadap kearahnya. Ke-dua mata itu saling bertemu, keduanya nampak terkejut satu sama lain.
"Rezka?!" Ferdan lebih dulu mengapresiasikan rasa terkejutnya. sedangkan lawan bicaranya, lebih bisa mengendalikan diri.
Tanpa kata, Rezka segera meninggalkan tempat itu, berjalan angkuh ke arah mobil yang tak jauh dari tempatnya, meninggalkan Ferdan yang masih dalam mood terkejut. Sungguh, dalam hati pun Rezka sama terkejutnya seperti Ferdan.
Belum Rezka sempat duduk dikursi kemudi, Ferdan sudah lebih dulu mencekal tangannya, dan membuatnya berbalik badan hingga keduanya kembali berhadapan sekarang. Tanpa kata dan tak ingin menyia-nyiakan waktu yang ada, Ferdan langsung mendekap erat tubuh dihadapannya dengan penuh rindu. Air mata terlihat jelas dipelupuk matanya, Ferdan memeluk dengan waktu yang cukup lama, seakan takut kehilangan untuk yang kedua kalinya.
"Kamu masih hidup?" Ungkap Ferdan setelah melepaskan pelukannya, ada rasa tak percaya dan rindu yang sangat dalam yang ingin ia ungkapkan pada Rezka. Lain halnya Rezka, yang malah menunjukan ekspresi berkebalikan dari Ferdan. Seolah dirinya sudah sangat muak melihat wajah Ferdan-Mantan kekasihnya- setelah sekian lama baru bertemu lagi.
"Bajingan!!"
Setelah mengucapkan satu kata kasar itu, Rezka langsung mendorong tubuh Ferdan jauh darinya, dengan terburu masuk kedalam mobil, tak melewatkan acara membanting pintu mobil untuk menunjukan betapa bencinya dia dengan Ferdan.
Mobil Rezka melaju kencang membelah jalan ibu kota, yang terlihat masih senggang dipagi hari. Meninggalkan Ferdan dengan ekspresi terkejut luar biasa, perkataan Rezka bagai belati yang menikam jantungnya. 'Ada apa dengan Rezka?' itulah pertanyaan yang terngiang dikepalanya, Ferdan tak pernah menyangka Rezka akan menjadi sekasar itu. Masih teringat jelas memory beberapa tahun yag lalu, saat dirinya mendapat kabar kematian Rezka dari salah satu kerabat Rezka, membuat dirinya hancur saat itu juga. Ferdan menganggap berita kematian orang terkasihnya, adalah mimpi buruk terbesar baginya. Dirinya yang saat itu sangat berduka ditinggal pergi, ditambah tidak diizinkan melihat jasad Rezka untuk yang terakhir kalinya oleh keluarga Rezka, sempat membuat Ferdan kehilangan semangat hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Enough
RomanceREPUBLISH (Yaoi,Shounen Ai,Boys love) JIKA KALIAN PENGIDAP HOMOPHOBICK ATAU SEJENISNYA YANG GAK BISA NERIMA CEPAT PERGI AJA SANA. .......DIPERSILAHKAN DENGAN SANGAT MENINGGALKAN KONTEN INI. MOHON DIPERHATIKAN. Tertanda, Farel.