7

15.8K 537 42
                                    

Hari ini Jordan tak berhasil mencuri perhatian sang bos, karna di hati Zidan sudah terpatri nama Koko yang mengukuhkannya bahwa ia tak ingin mengecewakan orang terkasih, cukup sekali dan itupun  khilaf, Zidan tak mau main api dengan orang lain dibelakang Koko. Setiap kali Jordan mencari kesempatan berdua dengan Zidan, maka Zidan punya sejuta cara untuk menghindarinya membuat Jordan merengut kesal karna rencana yang sudah ia susun sedemikian rupa untuk hari ini tak ada satupun yang berhasil, bahkan sampai memasuki jam pulang, Jordan sengaja menyela motornya agar terlihat mogok, berharap Zidan yang berada tepat disampingnya memberi tumpangan karna sore hari cuaca berubah mendung, mungkin sebentar lagi akan turun hujan.

Tapi apa?!

Jordan melongo dibuatnya, seolah tak percaya ketika mobil Zidan melewatinya begitu saja, tanpa menanyakan kesulitan yang dialami salah satu karyawannya. Jordan berfikir kenapa bosnya berubah tega dan bersikap dingin padanya, apa si Bos sudah tau rencana liciknya dan berusaha menjaga jarak darinya?

Jordan menggeleng, meyakinkan diri sendiri bahwa Zidan tak mungkin tau semua rencananya. Hari ini Zidan masih bisa selamat, tapi Jordan tak akan membiarkannya besok.
Ia menekan tombol start dan motor menyala, tak perlu repot menyela seperti yang dilakukannya beberapa menit yang lalu.

Huft~Zidan melirik arloji di pergelangan kirinya menunjukan pukul 20:09 WIB, ia menghembuskan nafas lelah setelah seharian meeting dan berkutat dengan banyak dokument, ia akui seharian ini sengaja menghindari Jordan- Skertarisnya- entah karna alasan apa, tapi jauh dilubuk hatinya mengatakan agar ia harus menjaga jarak dari Jordan. Perasaan ini lah yang membuatnya tega terhadap Jordan, padahal jika dilihat tadi Jordan ada masalah dengan motornya yang mendadak mogok padahal hari mendung tebal. Tapi ia melewatinya begitu saja, setelah difikirkan Zidan sekarang menyesali perbuatannya, ia bisa saja memberi tumpangan pada Jordan tadi.

Kenapa ia harus menghindari Jordan? Jordan tidak bersalah, hanya karna takut perbuatannya dengan Jordan diketahui Koko, ia sampai tega berlaku tidak adil pada Jordan, jika ditilik lebih jauh dirinyalah yang memutuskan membantu menidurkan little Jordan sampai melakukan sex. Dari awal dirinya yang bersalah.

Zidan baru menyadari bahwa sekarang ia sudah sampai di depan Apartementnya, ia berfikir tak seharusnya ia bersikap seperti itu lagi pada Jordan, dirinya seakan bersikap tak adil memperlakukan Jordan, peduli perasaan yang tak jelas alasannya.

Kakinya melangkah masuk melupakan masalahnya dikantor, sekarang fokusnya pada malaikat kecil yang sudah menunggunya didalam sana.

Cklak!

Dijeplaknya pintu apartement pelan, matanya beredar kesekeliling sampai fokus matanya jatuh pada sosok mungil yang berusaha menggodanya, Koko mengenakan kemeja putih transparan milik Zidan yang jelas  kebesaran di tubuhnya, kemeja itu hanya dikancing bagian bawahnya saja untuk menutupi selangkangannya karna Koko tak mengenakan celana, burung kecilnya samar-samar terlihat menggemaskan.

Zidan menjilat bibir bawahnya lapar, berjalan mendekat sambil mengendurkan dasi dan sabuk yang melenggu tubuhnya seharian. Matanya menatap sayu pada kedua nipple Koko yang sengaja ter-ekspost jelas menggoda.

Koko menampilkan tampang innocent-nya, sibuk memakan buah pisang dengan gerakan slow motion, menjilatnya perlahan sebelum memasukannya kedalam mulut. Melihat itu, penis Zidan mendobrak keluar ingin diperlakukan hal yang sama.

Zidan meremas pinggul Koko sensual semakin bergerak kebawah meremas kedua bokong kenyal Koko dan mengikis jarak diantara mereka, Zidan mengendusi leher Koko sesekali menghisapnya membuat kiss mark sebagai tanda kepemilikan, Koko melenguh tepat ditelinga Zidan untuk menaikan nafsu Libido Zidan agar terus menyentuhnya lebih.

"Kamu nakal ya sudah menggodaku, sebagai hukuman aku akan memperkosamu sampai kau hamil." Bisik Zidan ditelinga Koko, menjilat daun telinganya membuat Koko memejamkan matanya.

"Eumh~" Koko menjilat bibirnya minta dicium dan detik berikutnya bibir Zidan sudah memonopoli mulutnya, lidah Zidan bergerak liar dan menari-nari memjelajahi rongga mulut Koko, memiringkan kepalanya agar menikmati ciuman ini lebih lama, Zidan tak mau kalau Koko sampai kehabisan nafas berebut oksigen. Zidan menyesap bibir atas dan bawah Koko rakus seolah tak ada hari untuk esok.

Bunyi kecipak yang ditimbulkan memenuhi indra pandengaran masing-masing, tangan Zidan yang tak mau tinggal diam menggerayangi tubuh Koko asal sesekali mengurut penis Koko dan mencubit nipple Koko gemas.

"Eum Zhidhannn ngghhh." Koko meracau tak jelas. Zidan yamg sudah kalap langsung menggendong tubuh yang sangat menggoda itu ke kamarnya.
Dihempaskannya pelan tubuh Koko ke ranjang, sambil dirinya menanggalkan semua pakaiannya sampai benar-benar naked.

Semu merah  terlihat jelas di pipi Koko yang kontras dengan kulitnya berwarna white cream, saat melihat adik kecil Zidan yang biasa menggagahinya kini sudah berdiri tegak mengacung dan membesar.

Koko lantas mengambil posisi duduk di ranjang saat Zidan mendekat hingga mulutnya sejajar dengan penis Zidan, tangan Koko bergerak menggengam little Zidan yang begitu pas dikepalan kedua tangannya, diurutnya perlahan batang kemaluan itu sampai sayup-sayup terdengar suara desahan Zidan membuat Koko semakin berani berlaku lebih.

Lidah Koko terjulur menyapu kepala penis Zidan sampai membuat si mpu mengerang keenakan, sebelum melahap batangan itu dalam mulutnya yang hangat, Koko memaju mundurkan mulurnya sesuai tempo dari lambat ke cepat, Zidan sampai merem melek dibuatnya saat mendapat service terbaik, Koko memang paling ahli melalukan blowjob, Rongga mulutnya sengaja dikempotkan hingga otomatis mengetatkan lubang mulutnya.

"Sssttt ahhhh sstttt ahhhh."

Suara Zidan bagai orang kepedesan saat Koko masih terus memanjakan penis Zidan dalam mulutnya, sampai dirinya mencapai orgasme dan menumpahkan dimulut Koko, dan Koko dengan senang hati melahap benih Zidan.

Zidan langsung menindihi tubuh Koko, menjilat hampir setiap inci tubuhnya membuat Koko bergelinjang geli.

"Eum Zidan." Ucap Koko parau, suaranya penuh gairah dan menatap sayu kearah Zidan, merasa dipanggil Zidan menghentikan aksinya sesaat. Bibirnya melibas bibir Koko pelan sambil mengelus pipi kiri Koko yang chubby.

"Kenapa sayang?" Tanya Zidan, tangannya bergerak membuka sisa kancing kemeja yang dikenakan Koko hingga naked tanpa sehelai benang pun, membuat Zidan berdecak kagum meski ini bukan pertama kalinya ia melihat tubuh bugil Koko.

Koko menggeliat menggoda, membuat Zidan ampun-ampunan menahan nafsu sesaat hanya untuk mendengar kalimat Koko selanjutnya.

"Kunci pintunya" Ucap Koko membuat Zidan menepuk jidat, lupa. Kalau ada tamu yang tiba-tiba masuk bisa awkward.

Setelah Zidan menutup pintu, sayup-sayup terdengar suara Koko yang melenguh diiringi desahan berkepanjangan.

*~oOo~*

Di malam yang sama, tepatnya di sebuah Restaurant 2 pria muda sedang membuat rencana untuk memisahkan Zidan dan Koko.

"Aku yang akan memancing Koko keluar dari zona amannya, dan disaat yang sama kau harus membuat Zidan bertekuk lutut. Saat Koko melihat semuanya, maka semua akan berakhir." Ucap Rezka sambil memainkan ujung sedotannya, sesekali mengaduk minuman rasa jeruk kesukaannya.

"Kau bisa mengandalkanku." Balas Jordan.

Rezka mendongak, memberi senyum terbaik yang dia punya. Tangan kanannya bergerak menggenggam tangan Jordan.

"Aku tau." Ucapnya.

Bersambung~

Never EnoughTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang