Hari ini hari selasa, di sore hari cuaca cerah tak berawan dengan semburat warna lembayung menghiasi jagat alam. Berlebalikan dengan Suasana hati Jordan yang diselimuti awan gelap, botol kecil yang tersembunyi dibalik saku blazer alpha maroon serasa membakar diri, ouh...hati kecil Jordan memaki diri sendiri.
"Semoga berhasil." Ucap Rezka memberi semangat, tak memberi pengaruh apapun untuk Jordan.
'Jelas kamu yang memberi masalah padaku, masih bisa menyemangati seperti itu, membuatku berusaha keras menahan diri untuk tidak menendangmu saat ini juga!' batin Jordan menggrutu.
Rezka mencium bibir kenyal Jordan, melesakkan lidahnya untuk saling beradu, bagaimana pun hati Jordan akan tetap luluh. Rezka selalu berhasil mendapatkan apapun yang dia mau dengan caranya sendiri.
Benang saliva memanjang saat kedua bibir itu kembali membentuk jarak, ibu jari Rezka bergerak mengelap ujung bibir Jordan yang berceceran saliva, hanya diperlakukan semanis ini hati Jordan akan selalu lemah.
"Kamu tak usah khawatir, setelah hari ini kamu tidak akan bekerja disana lagi, kamu tak perlu menyembunyikan wajahmu karna Zidan sendiri yang akan menyembunyikan wajahnya darimu. Mulai besok kamu akan bekerja di kantorku, jadi pastikan semuanya berjalan dengan mulus hari ini, sayang." Ucapan mutlak Rezka tanpa sadar membuat Jordan mengangguk, senyum manis tersungging di sudut bibirnya.
"Aku tau kamu selalu bisa diandalkan." Tambah Rezka.Jadi, disinilah Jordan. Di tepi jalan yang biasa dilalui mobil Zidan, menunggunya dengan tidak sabaran. Baru 10 menit berdiri, ia sudah 8 kali melirik arlojinya, kedua tangannya menjinjing kantong belanjaan penuh, keringat sebesar biji jagung bercucuran, bukan, bukan soal cuaca yang membuatnya seperti ini, jauh ia memikirkan rencananya nanti, 'Akankah berhasil?'
Ouch, jantungnya berdegub kencang saat dilihatnya nomer plat yang ditunggu muncul di persimpangan, ke-4 roda itu bergulir mulus semakin mendekat, Jordan menguatkan diri lalu mulai menyebrang didepannya.
Ciiitttttttt!!!!!
Suara gesekan ban mobil dengan aspal terdengar jelas memenuhi indra pendengaran, membuat mata setiap orang terserap kearahnya.
Hampir saja!
Jordan berdiri mematung persis didepan mobil sedan putih, dia tak percaya bisa seberani ini, bagaimanapun tindakan seperti ini bisa dibilang ceroboh, telat sedikit nyawa jadi taruhannya.
Pemilik mobil keluar, sesuai ekspektasi Jordan.
"Boss?!" kagetnya saat didapatinya Zidan menampilkan raut wajah khawatir.
"Jordan, kamu tidak papa kan? Apa semua baik ha? Apa kamu terluka? Astaga, maafkan saya." Zidan membolak-balikan badan Jordan, mengecek kalau-kalau ada yang luka. Untung dirinya menginjak rem disaat yang tepat.
"Tidak boss, justru saya yang minta maaf karna menyebrang tidak hati-hati. Mata saya terlalu fokus pada taksi si sebrang jalan sana, berhubung saya tidak bawa mobil jadi begitu melihat taksi berebut untuk menaikinya." Ucap Jordan, sungguh dalam hati ia juga memuji Zidan yang memiliki refleks yang cepat.
Zidan diam sesaat, terlihat menimbang sesuatu, matanya meneliti barang yang dibawa Jordan cukup banyak dan berat, jadilah ia menawarkan tumpangan.
"Kalau begitu biar saya yang mengantar kamu." Putus Zidan.
"Eh? Tidak perlu boss, saya bisa naik taksi lain, hanya tinggal sabar menunggu." Ucap Jordan enggan.
"Sudahlah. Ayo."
Jordan tersenyum kecil tanpa sepengetahuan Zidan, 'Sangat mudah ditebak ah'
Sepanjang jalan, suasana dalam mobil diselimuti rasa awkward. Baik Jordan maupun Zidan keduanya lebih banyak diam, sesekali berbicara setelahnya diam seribu bahasa dengan isi pikirannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Enough
RomanceREPUBLISH (Yaoi,Shounen Ai,Boys love) JIKA KALIAN PENGIDAP HOMOPHOBICK ATAU SEJENISNYA YANG GAK BISA NERIMA CEPAT PERGI AJA SANA. .......DIPERSILAHKAN DENGAN SANGAT MENINGGALKAN KONTEN INI. MOHON DIPERHATIKAN. Tertanda, Farel.