9

12K 482 44
                                    

Dengan sangat ramah Jordan meminta Andhika pergi dari apartementnya, tapi orang ini tak ingin beranjak seinci pun dari sofa sebelum dirinya percaya perkataan omong kosong dan menuruti keinginan orang ini menjauhi Rezka.

Hilang kesabaran, Jordan bercakak pinggang didepannya, tanpa belas kasihan balas menghardik Andhika yang terus mengoceh hal buruk tentang Rezka.

"Satu-satunya bajingan yang ku tau adalah KAU!" Ucap Jordan membuka lembaran masa lalu, meski sudah lebih dari 3 tahun yang lalu, masih segar dalam ingatan Jordan bagaimana piciknya Andhika yang saat itu ber status sebagai kekasihnya, mencumbu wanita yang Andhika sendiri menyebutnya 'mantan' tepat di depan mata kepalanya sendiri.

Berawal dari alasan klise yang coba Jordan maklumi ketika Andhika tiba-tiba membatalkan kencan karna alasan ada kerabat yang datang, masih bisa Jordan maklumi.

Tau dirinya sudah bersiap lebih awal penuh semangat, meskipun ketidak hadiran Andhika sedikit membuatnya kecewa, dia tetap pergi keluar mencari udara malam hari.

Pergi ke tempat pusat perbelanjaan berhenti di satu kios jam tangan, entah dorongan dari mana ia ingin memberikan sebuah jam tangan untuk Andhika, pilihannya jatuh pada jam tangan berwarna hitam elegan, tak peduli berapa banyak kocek uang yang harus dia bayar, selagi untuk mendapat kegembiraan di wajah Andhika itu bukan masalah.

Penuh semangat menelusuri jalan dengan motor Vario putih yang sudah menemaninya dari kelas 1 SMP sampai kini beranjak ke tingkat 2 SMA. Mengarak sepanjang toko dan cafe yang berjajar, lalu tatapannya jatuh pada tubuh yang sangat familiar, Andhika duduk menikmati hidangannya di salah satu cafe, duduk dimeja  depan dekat jendela kaca yang langsung menghadap jalan.

Baru Jordan memarkirkan motor disana untuk menemui kekasihnya, saat sampai ambang pintu cafe barulah Jordan sadar kalau Andhika tidak sendirian, dia datang bersama seorang wanita yang sudah menjadi mantan kekasihnya.

Hati Jordan sakit melihatnya, kedua orang yang dulu saling mencintai lalu berpisah, sekarang bertemu apakah mereka ingin balikan?
Jika ia, lalu bagaimana dengan dirinya?

Andhika tak menyadari kehadiran Jordan, karna Jordan tak menunjukan diri. Hanya menunggu, sampai mereka berdua keluar, Jordan diam-diam kembali membuntuti, hatinya tetap mempercayai bahwa Andhika tak mungkin mencampakannya.

Berhenti disebuah tempat duduk agak tertutup tapi posisinya menghadap jalan, Mata Jordan terbelalak melihat kedua orang itu berciuman, cahaya cukup terang hingga Jordan yakin 100% ia tak salah lihat.

Penghiatan pertama dalam hidupnya, luapan emosi meledhak seketika, menghajar Andhika tanpa ampun sampai berdarah, rasa sakitnya masih tak sebanding dengan luka yang menganga di hati, wanita itupun tak luput dari amukan Jordan, dia mendorongnya hingga kening itu membentur kursi besi tempat mereka duduk.

Sakit hati Jordan saat Andhika lebih memihak wanita itu, memarahinya yang ber status kekasih di depan seseorang yang dia sebut 'mantan'.

Siapa yang harusnya dimarahi disini adalah wanita itu!

"Beberapa kali menyentuh dan mencumbuku itu belum cukupkan bagimu?! Kau bajingan Andhika, bajingan!" Tak terbendung lagi air mata meluncur deras di pipi Jordan, setelah mengatakan itu dia pergi tanpa kata.

Andhika dibuat termangu, perasaannya tergoncang saat melihat punggung itu bergetar tak lagi kokoh. Berjongkok mengambil bungkusan yang tanpa sengaja Jordan jatuhkan, ditengoknya dua buah jam tangan couple, membuat hati Andhika seperti diiris sembilu.

Hidup beberapa hari setelah kejadian itu, Andhika baru menyadari bahwa ia merindukan Jordan. Melupakan segala hubungan terlarang, melepas kata 'playboy' dalam dirinya berharap bisa membuat Jordan kembali. Tapi itu tidak akan mungkin.

Never EnoughTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang