prolog

458 22 2
                                    

"Apa?!" ucapnya kencang, membuatku sedikit terjungkal kaget.

"Kenapa?" tanyaku segera dan menunggu alasan dia panik tiba-tiba seperti ini.

Namun dia malah mengatakan "aku harus pulang" dengan wajah yang sangat pucat, padahal beberapa saat yang lalu dia tertawa lepas. Aku pun segera membawanya pulang, tanpa tau apa alasannya.

Selama perjalanan, dia begitu tenang hingga membuatku berpikir dia sedang tertidur.

Sesampai di depan rumahnya, aku melihat banyak orang disana membuatku cukup heran. Dengan linglungnya aku mengekorinya masuk ke dalam rumah dan seketika aku merasakan kaget, sedih, menyesal sudah gak ada bedanya semua bercampur menjadi satu.

Tangan ini merangkul pundaknya dan menepuk-nepuk pelan seketika seakan sudah di program oleh tubuh, kemudian membiarkannya memelukku begitu saja. Lidah terasa kelu, semua ucapan tercekat.

"Bersabarlah" hanya kata itu yang berhasil lolos dari usapan dengan suara yang lirih nyaris tak terdengar.

Are You Happy? (complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang