Vacillate

69 5 0
                                    

A M E L

" em .. Aku juga cinta sama kamu. Tapi, soal pacaran? " aku bingung. Aku emang cinta dia. Tapi, aku gak pernah ingin pacaran

" seandainya kamu gak bisa jawab sekarang. Tak masal " Brilly bakal ngomong banyak dan hal itu gak penting. Aku memotong ucapan nya

" bukan, aku belum pernah pacaran sebelumnya. Dan aku ga yakin kalo jawaban ku ini tepat ato ga. Kita jadi temen aja, sorry " aku ga kuat. Hanya itu yg aku ucapkan. Setelah itu aku pergi ke atas meninggalkan nya

Aku masuk kamar dan menguncinya. Maafkan aku Brill, aku memang cinta tapi aku gak pernah berfikir kalo soal pacaran.

Ponsel disaku bajuku berdering. Aku melihatnya, ada pesan WA dari Brilly. Apa dia marah? Sedih? Kecewa?

Aku membukanya, dia mengirimkan sebuah video. Aku memutarnya, ada dia dalam video itu. Dia baru buat, karna dia dalam video ini masih diruang tamuku.

Am jujur, aku sedih. Tapi, aku bukan pemaksa, kalo itu maumu. Aku terima. Tapi, jangan ngehindar. Karna kita masih teman bukan.

Aku mungkin akan menunggu mu sampai kamu siap. Aku juga manusia biasa, yg mungkin tidak menepati janji. Jika suatu hari nanti kamu siap. Tapi, aku 'menyakitimu' maaf.

Hanya itu, aku pergi. Good bye

Itu lah yg dia ucapkan. Setelah itu, video selesai. Aku melihat dari jendela, mobilnya berjalan menjauh dari rumah.

Aku menuliskan sesuatu pada chat untuk Brilly.

Maaf, aku belum yakin kalo cinta itu indah. Aku takut kalo cinta tak seindah yang aku bayangkan. Tapi, kita akan selalu menjadi teman :v

Setelah itu aku pergi mandi, dan memakai baju tidur. Setelah ganti baju, aku menata barang barang yg ada dalam koper, beberapa kado yg ada di bawah.

Aku menaruh beberapa alat musik yg aku punya di tempat yg temen-temen tadi tatakan. Saat mengambil biola dari Brilly tadi. Aku terus melihat biolanya.

Aku mencobanya sambil duduk di kursi ruangan musik dan baca ini. Aku menikmati alunan musik yg diciptakan dari setiap gesekanku. Aku berfikir, mungkin nanti nya tempat ini akan menjadi tempat favoritku.

Aku melihat jam yg menunjukkan jam 7 itu. Aku menaruh biola ditempatnya. Kemudian memastikan semua alat musik rapi, beberapa novel yg terpajang juga terlihat sudah rapi.

Aku melihat beberapa novelku, ternyata sebagian baru. Mungkin ini dari mereka juga. Aku keluar dari ruang itu dan menutup rapat.

Setelah itu mengunci pintu depan, memastikan semua pintu terkunci. Dan mematikan lampu. Kemudian ke kamar.

B R I L L Y

Aku ga langsung ke rumah. Aku mau ke rumah Johan. Sampai dirumah Johan.

Aku menceritakan semua. Ditengah bercerita ponselku berdering, chat dari Amel?

Maaf, aku belum yakin kalo cinta itu indah. Aku takut kalo cinta tak seindah yang aku bayangkan. Tapi, kita akan selalu menjadi teman :v

Pasti Am :) aku meneruskan ceritaku pada Johan. Setelah selesai.

Aku pulang saat jam setengah 8 malam. Sampai rumah aku langsung tidur. Capek. 💤💤

" Jadi kita jadian sekarang? " tanyaku padanya untuk memastikan

Dia tersenyum, tersipu malu. Setelah itu aku mengantar nya ke tempat kerjanya.

Saat keluar dari mobil ada Yeul yang sedang bersama cowok. Berwajah Amerika an. Mungkin itu pacar Yeul.

Tapi, Amel lari dan memeluk cowok itu. Dan cowok itu mencium bibir Amel. Dan anehnya Amel membiarkan. Aku mau memisahkan mereka. Saat keluar dari mobil, Yeul menarik tangan ku.

" biarkan, mereka sudah lama tidak bertemu " ucap Yeul

" dia pacarmu? " tanyaku

" bukan, dia pacar Amel. Sejak kuliah di Amerika dulu " apa? Yeul bilang? OMG

Aku melangkah pergi dan langsung masuk mobil. Saat melihat Amel, dia malah tersenyum dan melambai kan tangan seakan tak ada yg terjadi. Aku mengencangkan laju mobil.

Ada beberapa siswa yg berjalan dari jauh yg berlawanan dgn jalan mobil ku. Aaa .....

" hah .. Aduh sakit. Aku dimana? Kamar? " aku jatuh dari ranjang.

" untung mimpi. Semoga hal itu tidak akan terjadi " setelah tersadar dari mimpi yg cukup aneh.

Aku segera mandi, karna matahari sudah muncul. Setelah itu merapikan tempat tidur, mengganti pakaian dan pergi.

Dijalan aku melihat mobil Johan. Aku mau mengklakson nya, kaca mobilnya sudah di buka. Peka banget nih anak.

Sampainya di kantor polisi. Kita mendapatkan tugas, ada kematian di sebuah sekolah musik. Mayatnya seorang guru perempuan, kabarnya guru itu masih baru.

" Korban ditemukan di halaman sekolah, sedang tengkurap. Diduga jatuh dari atap. Kita harus mencari penyebabnya, karena bulan lalu kejadian seperti ini " jelas detektif Lee

" awalnya diduga itu kasus bunuh diri, jadi tidak ditindak lanjuti. Tapi, anehnya bulan lalu juga guru perempuan baru. Dan pada tanggal yg sama, tempat yg sama. Mungkin ini pembunuhan " tambahnya

Setelah semua bersiap, aku bertanya pada detektif Lee

" detektif apa yg dimaksudkan sekolah musik milik orang tua anda? " tanyaku

" benar. Tapi, aku belum lihat siapa korbannya. Semoga bukan Amel " ucapan nya membuat ku melotot.

Kita pun segera bergegas pergi ke TKP. Disana ada bekas jatuhnya korban yg digambar dgn kapur.

" semoga bukan Amel, aku harus menelepon Amel " gumam ku

Aku beberapa kali telepon Amel tidak diangkat, aku semakin berfikir yg tidak-tidak. Aku menelepon Yeul, ternyata dia juga mencari cari Amel. Setelah mendengar berita ini dari kakaknya.

Aku terus menghubungi Amel, sedang Johan mencari tau dimana korban berada. Saat aku berjalan di area bekas korban, aku mendengar ada ponsel yg berdering.

" apa itu ponsel Amel? " gumamku dalam hati

Tanpa pikir panjang aku langsung mencari asal suara. Aku menemukan ponsel di semak semak. Wallpaper nya foto Amel.

Bener ini milik Amel, jadi korbannya? Ga mungkin ga mungkin.

Aku mencari Johan, kata pihak kepolisian tadi ada detektif yg menuju RS kamar mayat. Tempat korban.

Jadi, aku harus bertemu .. Detektif Lee. Ya detektif Lee ... Dimana dia??

" sunbai .. Detektif Lee .. " aku mengejarnya yg sedang berjalan didepan pintu

" sudah menemukan Amel? " tanyanya

" heh .. Heh .. Ini ini ponselnya " aku terengah engah sambil menunjukkan ponsel Amel

" tidak mungkin Amel korbannya. Bukankah dia baru masuk kerja sekarang? " ucap nya

" benar, tapi aku menemukan ponsel ini di semak semak didekat bekas korban "

Kita berfikir sambil mengitari sekolah, memastikan dia ada. Jika itu Amel, masa iya dia bunuh diri. Apa karna aku ya .. Ah makin ngaco aja ... Aku yakin itu bukan Amel.

A U T H O R

Johan telah sampai di rumah sakit khusus kamar mayat. Disana ada beberapa detektif. Johan mencari tau dimana korban.

Penjaga memberi tau tempatnya. Dia membuka tudung pada tubuh mayat dengan pelan. Tapi, penjaga itu pamit pergi. Mengganggu saja.

Setelah dia pergi, Johan melanjutkan pekerjaan nya. Yaitu membuka tuh tudung mayat dgn dag dig dug. Tiba-tiba ada yg menepok nepok pundaknya.

Are You Happy? (complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang