Introgasi atau Siksaan?

840 36 18
                                    

Peringatan 21+:
Cerita ini mengandung adegan kekerasan, penyiksaan, dan tindakan sadis. Bagi yang belum cukup umur, dilarang keras membacanya.

Cerita ini hanyalah fiktif belaka. Kesamaan nama, tokoh, karakter dan tempat hanya kebetulan dan untuk hiburan semata.

~oOo~

Peringatan:
Di part ini akan terasa sedikit menyenangkan. Penulis tidak bertanggung jawab jika saat kalian membaca part ini, kalian merasakan suatu effect tak terduga. Hal itu diluar tanggung jawab penulis.

Selamat membaca! :v

~oOo~

Darah berceceran mengotori ruang gelap itu. Tajamnya mata pisau membuat banyak luka diatas seonggok daging yang tadinya hidup, kini telah mati dihadapan mata tajam pisau. Usus berceceran, jantung mencuat keluar, hati tercabik-cabik, dan kepala yang terpisah dari badannya.

Gadis itu terdiam menatap tubuh manusia yang telah mati itu. Bercak-bercak noda darah menempel pada pakaian serta jubah merahnya. Dengan pisau ditangannya, gadis itu menyayat tubuh manusia itu beekali-kali. Gadis itu seakan-akan merasa masih belum puas akan tindakannya itu.

Di depan pintu ruangan itu, dua pasang mata tengah memperhatikan apa yang dilakukan gadis itu. Gadis itu tidak menyadari kalau dia sedang diperhatikan. Dia tampak asik mencabik tubuh manusia itu.

"Hei..."

Suara itu mengejutkan gadis itu. Dia menoleh kearah sumber suara. Sepasang manusia, pria dan wanita berdiri di depan pintu.

"Boleh aku bicara denganmu?" Pria itu mulai berbicara.

"Siapa kalian? Kalian mau menyiksaku juga?" tanya gadis itu sedikit curiga. Pisau ditangannya dia genggam semakin erat, kemudian dia bangkit berdiri.

"Tidak. Kami datang kesini dengan maksud baik."

"Memangnya kalian siapa?" Gadis itu semakin curiga.

"Panggil saja aku Ar, dan dia bernama Desy," ucap pria itu sambil menunjuk ke wanita disebelahnya.

"Ar?" Gadis itu menaikkan sebelah alisnya. "Nama yang aneh."

"Apa mau kalian datang kemari?" tambahnya.

Ar tersenyum. Dia berjalan masuk ke dalam ruangan itu, langkahnya seketika terhenti karena lengannya digenggam erat oleh Desy. Ar menoleh kearah Desy, tampak Desy menggelengkan kepalanya pertanda kalau dirinya sedikit khawatir.

Ar melepaskan genggaman Desy perlahan dan tersenyum kepadanya. "Tidak apa-apa, hehe.."

Ar semakin mendekati gadis itu sampai berada tepat didepannya.

"To the point saja, kami datang kesini ingin mengajakmu bergabung ke organisasi kami."

Gadis itu menyipitkan matanya. "Organisasi apa maksudmu?"

"Kamu akan mengetahuinya setelah kamu bergabung."

"Kalau kamu mau, aku jamin kamu tidak akan mendapat siksaan dari anggota keluargamu lagi. Malahan, kamu akan kami didik menjadi orang yang kuat," tambahnya.

Gadis itu sedikit tersontak mendengarnya. Dia pun berjalan mundur perlahan.

"Bagaimana kau bisa tahu kalau aku disiksa oleh keluargaku sendiri?" ucap gadis itu seraya memegang erat pisaunya dan bersiap untuk melawan.

"Apa kamu suruhan ayahku guna menyiksaku juga?" lanjutnya.

"Hahaha..." Ar tertawa sedikit keras.

Psycho Detected (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang