"Dazai aku masuk ya." Dengan suara khasnya dia memperingati, dan masuk kedalam kamar tersebut.
"Dazai apa kau tul-" Orang itu hanya menganga melihat Dazai yang sedang memfoto wajah gadis yang sedang tertidur di ranjangnya.
"Ch-Chu-Chuya!"
.
.
~~Suicide for Love~~
A/n: Semoga daku gak lupa cara nulis.
Warn: Typos, uthor serba abal.
.
Kalo lupa sama chapter sebelumnya, silahkan baca prev ch. nya1500+ words
.
.
~~Kembar?~~
Dazai pov
Bicaraku kelewatan lagi... rutukku. Aku memukul pelan bibirku yang sexy ini. Well itu sih kata readers.
Poke
Aku menyentuh pipi [name] dengan jari telunjukku.
Poke
Aku menyentuhnya lagi, pipinya sangat kenyal. Aku tertawa kecil, aku tertawa karena mendeskripsikan pipinya dengan kata 'kenyal'.
"[name]..." panggilku, "bangunlah." Aku memperhatikan wajahnya cukup lama. Ekspresi wajahnya saat tidur sangat berbeda dengan saat bangun, tapi aku menyukai keduanya. "Eh?" aku memalingkan pandanganku darinya, menyadari apa yang aku pikirkan tadi. 'Menyukai'. "Kata yang sekarang sangat asing bagiku," aku mencoba mengingat kapan terakhir kali aku menyukai sesuatu. Aku terdiam, mencoba mengingat hal - hal itu.
"Aku... suka musim semi. Aku... suka sungai, itu menenangkan pikiranku." Aku tersenyum mengingat suara arus sungai yang ku kunjungi kemarin.
"Aku suka makan MSG." aah, apa aku harus ingat yang itu?
"Aku... suka bertengkar dengan Chuuya," bagian yang menyebalkan.
"Aku... suka..." apa? Apalagi yang kusukai? Ada yang terlupakan, tapi apa? "Nghm." Kepalaku sakit untuk mengingatnya. Aku meremas kepalaku dan berusaha untuk tenang. Apa hal itu sebaiknya kulupakan? Aku memperhatikan wajah [name] lagi, aku tidak ingin melupakan hal yang kusukai. Aku ingin mengingatnya.Dengan sigap aku mengambil ponselku yang berada di atas meja lampu di samping kasurku. Aku membuka lockscreen ponselku, wallpaper nya makanan yang kufoto beberapa hari yang lalu. Makanannya unik, jadinya kufoto deh, biar kekinian gitu, Kunikida yang bilang.
"Dazai!" aku mendengar suara seseorang dari bawah, suara yang ku kenal. Tapi sepagi ini, sepertinya hanya khayalanku saja.
Aku membuka aplikasi kamera.
Drep drep
Aku terdiam sejenak, aku mendengar suara langkah kaki yang semakin mendekat. Mungkinkah? Aku mencari posisi yang bagus untuk memfoto [name] yang sedang tertidur itu, mencoba mengabaikan langkah kaki misterius itu. Posisi yang bagus.
Cekrek. Klek
Bersamaan dengan jepretan kameraku pintu kamarku terbuka. "Dazai apa kau tul-" dugaanku benar... pria bertopi.
"Ch-Chu-Chuya!" dugaanku memang benar. Aku tak menyangka dugaanku benar. Yang kulihat sekarang adalah pria dengan tinggi 160 cm berdiri di depan ambang pintu kamarku.
KAMU SEDANG MEMBACA
sfl; ένας✔️
Fiksi Penggemar"Karena aku sudah berjanji padamu, Dazai!" [dazaixreader] [non-ability!au] [WARNING: may triger suicidal thought, self harm, abusement] Osamu Dazai, seorang penulis berwajah tampan, berumur 22 tahun. Dia sedang mencari arti dari hidupnya, berkali...