《12》

1.4K 146 67
                                    

A.n: Chapter terakhir untuk arc 1

[F/n] pov

Sudah pukul tujuh pagi, dan matahari mulai menyambut Yokohama dengan sinarnya. Aku membuka kelopak mataku perlahan, berusaha menyesuaikan intensitas cahaya yang masuk.

"Dazai..." Aku melirik ke arah kananku dan mendapati Dazai yang sedang memeluk erat pinggangku. Entah sejak kapan kami sedekat ini, aku sudah tahu kami sangat dekat saat umur kami sepuluh tahun, tapi sedekat ini....

"Hey, bangun." ucapku lembut sambil mengelus rambutnya. Dazai membuka matanya perlahan lalu mengedipkan matanya beberapa kali, dia mengeratkan pelukannya dan memejamkan matanya lagi.

"Sebentar lagi," ucapnya parau. Aku terkekeh melihat pria di depanku ini bertingkah seperti anak kecil.

Aku teringat janjiku padanya, "Hei bangun, aku buatkan sarapan." Ucapku dengan semangat.

"Benarkah?" Dazai langsung bangun dengan senang hati.

Aku tersenyum melihat tingkah lakunya, benar-benar seperti anak kecil, "Ohayou, Dazai."

"Ohayou"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ohayou"

Kami langsung turun menuju ruang makan, aku membuat kari seadanya karena keterbatasan bahan-bahan. Syukur rasanya baik-baik saja. "Tidak terlalu asinkan?" tanyaku penasaran.

"Tidak kok," jawabnya sambil melahap makanannya, "Perfect. Ini dimasak dengan cintakan?"

"Eeeh!? I-iya tentu saja." aku mengatakannya. Dazai tertawa melihat wajahku yang merah. "Su-sudah. Lanjutkan makannya," aku mencoba mengganti topik sambil menahan rasa malu.

-

Pagi itu kami melakukan kegiatan yang biasa-biasa saja. Dazai membantuku mencuci piring dan membersihkan rumah.

husband material bgt(' ▽`)♡

"Mau jalan-jalan?" tawarnya. Kami baru saja menyelesaikan pekerjaan rumah. "Tapi kakimu sedang luka..."

Aku menganggukan kepalaku, ekspresiku menyiratkan rasa kekecewaan. "Sayang sekali ya, aku tidak bisa jalan terlalu jauh," senyum pahit terlukis di wajahku.

"nee [f/n]-chan, kita jalan-jalan ke pelabuhan saja yuk!" Dazai lalu berfikir sejenak sambil memperhatikan kakiku yang terluka.

"Kalau jalan-jalan sambil aku gendong, mau?"

-

Pelabuhan yang kami kunjungi, bukanlah pelabuhan besar seperti pelabuhan di pusat Kota Yokohama. Hanya sebuah pelabuhan kecil tempat perahu-perahu nelayan singgah sementara. Pelabuhannya juga tidak jauh dari rumah Dazai, kami hanya lewat pintu belakang rumah Dazai lalu berjalan sedikit dan menuruni beberapa anak tangga.

sfl; ένας✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang