Chapter 7

38 3 0
                                    

POV Samatha

Kenapa auranya begitu kuat.
Aku melihat matanya yang memerah sambil tersenyum sadis kepada ku.

Sebelumnya, aku berani menyiksanya, sekarang malahan aku yang disiksa olehnya.

"Tidak tante, maaf saya berhalusinasi" aku membela diri di depan ibu Elbert.

"Ohh mungkin kamu kelelahan, hari ini jangan belajar kelompok dulu yahh, Elbert, sebaiknya kamu antar pulang teman mu yah"

"Baik bu, mungkin tadi kelelahan belajar disekolah" kata Elbert.

"Ayo Samantha, aku antar" Sambil mengantarkan aku ke mobil.

"Tidak usah" Sahut ku.

"Ayolah Samantha, aku tidak ingin kamu sakit" Elbert mulai memelas.

Aku seperti sedang dihipnotis.
Aku mengikuti apapun yang di katakannya.

"Elbert, kamu tau rumah ku?" Kata ku.

"Ya, aku tau" katanya santai.

"Dari mana?!!" Aku begitu kaget sampai beranjak dari kursi ku.

"RAHASIA" Jawabnya sambil tertawa kecil.

Dengan spontan aku memukul perutnya.
"Cepat bilang pada ku!"

Dia berusaha menghindar dari pukulanku.

"Ehh kalo mobilnya oleng tanggung jawab yahh" Katanya sambil terkekeh.

Aku yang kesal tidak dapat marah padanya karena dia mampu membuatku tertawa.

Aku menyembunyikan tawaku.

Tapi Elbert tidak bisa aku bohongi.

"Kalau mau tertawa, tertawa saja" Dia terus saja terkekeh.

Akhirnya setelah sekian lama, aku bisa tertawa karena seseorang lelaki.
Sudah lama aku merinduhkan hari dimana aku bisa tertawa bersama seseorang.

Disaat aku bisa tertawa, disaat itu untuk pertama kalinya aku dikecewakan.

Sudah saatnya melupakan hal itu.

"Sudah sampai" Kata - kata Elbert membuyarkan lamunan ku.

Aku melirik kanan dan kiri, ini benar - benar rumah ku.

"Boleh masuk tidak?" Tanya Elbert.

Belum sempat aku menjawab, Elbert sudah lebih dulu menerobos pagar rumah ku, dasar benar - benar tidak sopan.

Aku mau tidak mau harus membukakan pintu rumah ku padanya, dia menatap pekarangan rumah yang begitu berantakkan.

"Sepertinya kamu lebih suka suasana horor seperti ini yahh" Tanya Elbert menggoda.

"Mungkin" jawabku di buat setenang mungkin.

Meskipun agak sedikit gelap, kalau tidak diperlukan, aku lebih senang untuk tidak menyalakan lampu, pepohonan yang besar pun membuat rumah menjadi sedikit gelap dan lembab, tetapi tetap sejuk.

"Ohh ya, Samantha, orang tua mu kemana? " tanya Elbert.

Mengapa dia bertanya seperti itu?
Aku harus menjawab apa?

"Hmm entalah" jawab ku.

"Maksudnya?" Jawabnya.

"Maksudku mereka tidak tinggal dengan ku" Jawab ku mencoba mengarang indah.

"Ohh begitu" jawabnya.

"Aku ambil kan minum yah" aku harus menyembunyikan Hailee sekarang. Itu hanya alasan agar Elbert mau menunggu.

Samantha (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang