Chapter 10

27 2 0
                                    

POV Elbert.

Kami perlahan - lahan memanjat tembok rumah Samantha. Karena Jesely dan Brian sudah terbiasa untuk menyusup jadi mereka dengan lincah masuk ke dalam rumah Samantha.

Kami sampai di depan pintu rumah Samantha, lagi - lagi kami harus mendobrak pintu rumah Samantha.
Untuk ukuran seorang Brian yang tinggi dan atletis ini bukan hal yang rumit baginya.
Brian mendrobrak pintu itu, satu kali dobrakkan, pintu sudah terbuka untuk kami. Brian masuk dan diikuti oleh kami yang lain.
Kami berjalan terus - menerus melewati rumah yang gelap. Kamu harus turun ke lantai bawah, karena kakaknya Samantha ada di lantai bawah, kami melewati tangga sambil mengendap - endap.

"Kakaknya Samantha? Dimana kamu?" Teriak Jesely.

"Cari apa sih kalian?" Suara itu mengagetkan kami.

"SAMANTHA?!!" Jesely menatap ke belakang dan spontan berteriak.

Terlihat Samantha menodong leher Kenzo dengan pisau, benar - benar sulit menghadapi pisikopat satu ini.

"Heii lepasin Kenzo cepat!!" Kata Brian terlihat emosi.

"Ikut aku sekarang! Cepat!" Terlihat Samantha membentak kami untuk mengikutinya. Kami mengikutinya naik ke lantai atas, kami dibawa ke kamar kosong yang mungkin adalah kamar tidur, pemandangannya sangat menakutkan. Tempat tidurnya sudah dicabik - cabik dengan pisau dan banyak darah di sekitar tempat tidur itu. Dasar pembunuh berdarah dingin.

Kami dipaksa untuk masuk, Samantha segera mengunci pintu ruangan itu, aku rasa kita semua akan mati bersama disini.

Dia mengikat kami satu persatu di sudut ruangan, Jesely dan Brian terlihat begitu pasrah, Olivie sendiri hanya termenung diam, kami semua akan mati dengan seorang pisikopat gila yang terlatih membunuh beberapa manusia.

"Jadi kalian para penyusup itu?" Kata Samantha.

"Kami cuma ingin menyelamatkan kakak mu dari pisikopat seperti mu!" Kata Brian.

"Kakak??" Kata Samantha sambil tertawa mengelegar yang meyakinkan ku dia bukan manusia normal.

"Iya Samantha, kakak mu masih tinggal dengan mu disini!" Kata ku.

"Aku tidak punya kakak!" Kata Samantha membentak kami.

"Tapi foto keluarga mu?" Kata ku heran.

"Mereka merenggut apa yang dulu adalah milik ku!!" Kata Samantha memperbesar suaranya sambil mempererat jepitan lengannya ke leher Kenzo.

Apa maksudnya dengan merenggut apa yang adalah miliknya. Kami semua bingung dengan apa yang dibicarakan oleh Samantha.

Brukk
Pintu kamar kami di dobrak. Kami semua kaget setengah mati, mungkinkah ini harapan supaya kami bebas? Terlihat laki - laki tinggi dan kurus diperkirakan dia lebih besar daripada kami. Sepertinya itu kakaknya Samantha.

"Samantha, hentikan ini semua!!" Hardik kakaknyam

Samantha lagi - lagi mengancam untuk membunuh Kenzo, Samantha mulai mengerakkan pisaunya ke muka Kenzo.
Kakaknya terlihat pasrah demi keselamatan Kenzo.
Samantha mendekati kakaknya dan dengan keras Samantha mendorong kakaknya di dekat kami dan menyuruh Kenzo mengikatnya bersama kami.

Yah sudah ketambahan satu korban pisikopat gila untuk malam ini. Aku pikir kakaknya akan menjadi superhero untuk kami, nyatanya cuma menguras energi Samantha untuk membunuh satu korban lagi.

"Kalian mengambil apa yang aku miliki dan memaksa ku menjadi keluarga kalian!!" Bentak Samantha keras.

Apa yang terjadi pada Samantha sekarang ini karena tekanan yang dia alami? Entah apapun itu seharusnya aku bisa menghentikan Samantha.

Samantha (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang