Alda's POV
Dia lari ke arah kita bertiga. Kenapa jantung gue semakin berdegup kencang? Apa yang salah dengan semua ini? Banyak pertanyaan yang gak mungkin gue jawab sendiri. Gak biasanya gue gini. Jantung gue berdegup enggak normal. Oke gue sadar ini bukan sakit jantung.
Dengan tatapan tajam, Dimas mengulurkan tangan kedepan gue. Gue langsung membalas salaman itu.
"Mana kamera lu?" ujarnya tiba-tiba sedikit kaku.
"Hah? Oh. Ini." ucap gue sedikit kikuk karena kejadian yang enggak terkira. Anjir. Gue malu. Sumpah. Mending gue lari keluar dari gedung ini dan ngantongin muka gue.
Kak Dimas dengan serius melihat beberapa foto. Dia tersenyum. Demi apa? Dia senyum di depan gue.
"Hasil fotonya bagus. Gue suka." lanjutnya setelah beberapa jeda karena kejadian tadi.
Kali ini ia mengulurkan tangannya memberikan kamera yang tadi ia pegang. Gue ngambil kameranya dan gue masukkan ke dalam tas kecil yang daritadi gue bawa.
"Nama gue Dimas." ucapnya masih mengulurkan tangan.
Dengan sedikit memberanikan diri, gue menerima ulurannya tangannya.
"Ha.. Hai. Gue Alda." jawab gue sedikit gemeteran. Takut nanti kejadian lagi.
Jantung gue membuat nada yang tidak beraturan, tidak berirama.
Author's POV
Untuk pertama kalinya, Alda tidak segan-segan mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan seseorang laki-laki. Alda mulai sadar bahwa ia memang sedang jatuh cinta. Dia sangat bersyukur kakaknya mengajaknya untuk melihat latihan basket hari ini.
Senyumnya terus mengembang. Melihatkan sederet gigi sempurna yang dimiliki Alda. Pipinya terlihat lebih chubby hari ini karena terlalu banyak tersenyum.
Alda's POV
Setelah acara kenal perkenalan tadi, gue kembali ke tribun dimana Shita berada. Shita natap gue dengan tatapan curiga.
"Dia kan orang yang bikin lu jatuh cinta? Iya kan? Gue betul kan?" tanya Shita langsung menginterogasi tepat saat gue duduk.
"Iya kali. Gatau ah." ujar gue sambil geleng-geleng.
"Tuh kan gue betul lu jatuh cinta. Mungkin sih." lanjut Shita masih menginterogasi.
"Iya iya serah deh lu. " masih sibuk dengan kamera.
Tuh anak jaksa atau temen gue sih? Kepo banget. Ckck. Gimana nih gue ngadepin dia. Masa iya sih gue jatuh cinta? Kenapa deh gue ini.
Shita's POV
Setelah gue liat Alda keluar dari lapangan, dia lari kearah gue dan langsung duduk. Alda aneh hari ini. Enggak biasanya sikap dia begini padahal kepribadiannya ceria. Sesekali dia sebyum sendiri padahal dia cuman lihat ke lapangan. Setelah duduk disebelah gue, tatapannya tetep aja lurus ke lapangan. Gue nyenggol dia biar sadar tapi dia tetep aja diem kayak orang yang nyawanya diambil gitu. Gue yakin, kali ini Alda bener-bener jatuh cinta!
KAMU SEDANG MEMBACA
Space Between Us
Teen FictionAku adalah orang yang tak mengerti cinta dan kamulah orang yang membuatku jatuh cinta untuk pertama kalinya.