First Time (3)

5 1 0
                                    

Alda's POV
I still can't believe this. Aku pergi makan malam bersama teman kakakku. Setelah pesanan datang aku dengan lahap memakan chiken filletku. Zed melihatku dengan tatapan geli. Mungkin baru kali ini dia melihat seorang perempuan makan dengan tergesa-gesa.

Alda : " mengapa kau melihatku seperti itu?"
Zed : "tidak apa. Kau terlihat lucu jika sedang mengunyah. Pipimu terlihat chubby"
Alda : "jangan menghakimiku Zed haha."
Zed  : "Aku tidak menghakimimu sekarang. Makanlah. Woy Alda. Apa kau mendengarkan ku?"
Alda : " sepertinya aku kenal dengan orang itu"
*nunjuk orang pake kacamata hitam*
Zed : "siapa?" *sambil membalikkan badan*
Alda : " Apa itu kakakku? Apa itu Shita? Apa mereka juga berkencan? Atau mereka mengikuti kita? Bagaimana ini bisa terjadi? Apa aku ini bayi yang harus selalu diikuti? Padahal ini kencan pertamaku. Tidak seharusnya kacau seperti ini"
Zed : "Apa? Ini kencan pertamamu? Kau pasti berbohong. Bagaimana cewek secantik dan semanis kamu tidak pernah pergi makan malam?"
Alda : "Dulu aku memang tidak tau apa itu cinta Zed. Tapi entahlah ada yang berubah dari diriku sekarang"
Zed : " Berubah bagaimana?"
Alda : " Lupakan. Bagaimana denganmu Zed? "
Zed : "Tentu kau tau ini bukan kencan pertamaku"
Alda : " Benar. Apa itu benar-benar kakakku? Ah biarkan mereka"
Zed : "Lanjutkan saja makanmu"

Edo's POV
Sepertinya Alda melihatku. Untung saja dia tidak bereaksi. Mungkin dia tau tujuan kakaknya disini. Aku segera mengajak Shita pulang karena takut semua akan hancur. Apalagi ini adalah kencan pertamanya. Aku akan membiarkannya.

Edo : " Apa kau sudah selesai makan?"
Shita : "Sudah. Mengapa?"
Edo : "Ayo kita pulang. Aku rasa tadi Alda melihatku"
Shita : " Benarkah? Baiklah kak"
Edo : " Bayarlah makananmu"
Shita : " Aku kira kau akan mentraktirku kak. Karena kau memaksaku melakukan ini semua."
Edo : " Baiklah."

Alda's POV
Setelah selesai makan, saat aku hendak membayar, Zed sudah membayarnya. Mungkin dia bercanda tadi. Tapi tak apalah. Aku tidak harus menguras dompetku. Setelah itu, kami kembali kedalam mobil Zed. Dia memasangkan seat belt ku. Kami sangat hening. Lalu aku menghidupkan radio mobil. Aku harap keheningan bisa segera terpecahkan. Aku menemukan channel radio yang bagus. Aku mulai bernyanyi mengikuti irama.

Zed : " Aku suka lagu ini"
Alda : " Benarkah? Aku pikir kita memiliki selera musik yang sama. Kapan kita akan berlatih basket lagi? "
Zed : " Kita? Haha. Benar. Kau sekarang bagian dari tim basket kita. Besok jam 3 sore. Tapi bagaimana kau akan memfoto jika tanganmu masih seperti itu?"
Alda : "Jangan khawatirkan aku. Yang aku kahawatirkan adalah kakakku. " *sambil menengok keluar jendela*
Zed : " Ia tidak apa. Datanglah besok. Aku menjadi lebih semangat jika ada kau."
Alda : " Hah? Apa kau bercanda?" Jawabku sambil tersenyum
Zed : " Padahal aku enggak bercanda"

Kami berhenti di taman yang tidak terlalu banyak pengunjung disana. Kami turun. Dan aku bertanya-tanya mengapa dia membawaku kemari. Dia langsung berlari menuju lapangan basket dan meninggalkan aku yang baru saja keluar dari mobilnya. Terlebih dahulu ia mengambil bola basket di dalam bagasi mobilnya.

Zed's POV
Aku berlari menuju lapangan basket. Ini menyenangkan bisa bermain basket dilihat oleh seseorang yang aku suka. Apa suka? Apakah benar ini perasaan suka? Dia berjalan menghampiriku. Ia duduk di tepi lapangan menatap ke arahku yang sedang berada di tengah lapangan saat ini. Aku menunjukkan skill bermain basketku. Dia terlihat kagum. Aku mengajaknya masuk kedalam lapangan.

Zed : "Cobalah"
Alda : "Apa? Bagaimana caraku membawa bola? Memegang saja aku kesulitan!"
Zed : " Gini."
*ngeshoot bola*
Alda : "Baiklah aku kalah. "

Alda's POV
Ini cukup menyenangkan. Kami berlarian di lapangan basket. Jam sudah menunjukkan pukul 21.00 aku harus segera pulang jika tidak aku akan kena marah kakakku. Zed mengerti dengan tatapan yang berikan padanya. Kami balik kedalam mobil. Seperti biasa ia memasangkan seat beltku. Setelah 20 menit kami sudah berada di depan rumahku. Aku berterima kasih karena sudah menemaniku malam ini, lalu aku masuk kedalam rumah dengan senyum di wajahku. Aku mengunci pintu rumah dan langsung naik ke kamarku. Aku terkejut karena ada Shita di dalam kamarku. Benar. Aku lupa bahwa ia menginap malam ini dirumahku.

Shita : " Bagaimana kencanmu?"
Alda : "  It's fun."
Shita : " mulai sekarang lo harus ganti pandangan lo tentang cowok."
Alda : "  Baiklah tukang cerewet. Udah lu sana cepet tidur besok sekolah."

*keesokan pagi*

Aku sudah rapi dan Shita sedang mandi sekarang. Aku turun kebawah dan membuat sarapan untuk kak Edo dan Shita. Aku tidak bertemu kak Edo semalam.

Edo : " Good Morning my sister"

Suara beratnya mengagetkan ku yang sedang memanggang roti

Alda : "  Good morning. Saat aku pulang tadi malam mengapa aku tidak melihatmu? Apa kau mengerjakan tugasmu di kamar? "
Edo : "He'em. Kau benar sekali. Mana temanmu?"
Alda : " Sedang mandi. Apa kau berkencan dengannya semalam?"
Edo : "What? Of course not."
Alda : "Why not? Kalian cocok hehe. Semalam aku sepertinya melihat kalian pergi makan malam bersama di restaurant yang sama denganku dan Zed"
Edo : " Really? Tidak itu bukan kami. Apa kau memintaku untuk melakukan pendekatan dengan temanmu itu? "
Shita : "Good morning everyone"
*mengambil tempat dudukku di sebelah kak Edo*
Alda : "Lama banget lu nyet. Tuh kan aku bilang kalian cocok" *berbicara dengan nada humor*
Shita : "Ada apa?"
Alda : " Ini adalah rahasia antara kakak dan adik"
*sambil mengambil tempat duduk di seberang mereka*

Setelah selesai sarapan kami berangkat ke sekolah..

*jam 3 sore*

Dimas's POV
Hari ini adalah jadwal latihan basket. Aku segera bersiap-siap menuju lapangan kampus. Beberapa menit kemudian aku melihat Edo dan Zed serta teman-teman lainnya. Aku sempat melirik tribune disana ada Alda adik Edo. Aku meliriknya secara spontan. 3 jam kami berlatih.

Sesudah berlatih, aku melihat Alda menuju lapangan. Aku melirik kearah Zed yang senyum padanya. Alda membalas senyumnya. Apa ini? Apa mereka berpacaran?

Bruk

Alda terjatuh. Salah satu teman kami menabraknya. Aku berlari kecil menuju Alda. Namun aku keduluan Zed. Zed membantu Alda berdiri. Tanpa kusadari aku menggertakkan gigiku dan mengepalkan tanganku.

Aku cemburu?

Space Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang