First Time

14 2 0
                                    

Zed's POV

Sepulang dari rumah sakit, aku merebahkan diriku di kasur.

Tingtong

Alda

Hai Zed. Terimakasih untuk pertolongannya selama ini. 1 minggu lagi mungkin aku akan meninggalkan rumah sakit. Aku ingin membalas kebaikanmu. Bisa kah kita makan malam bersama?

Oke! Tapi pastikan keadaanmu baik

R

Wah! Apakah aku tidak salah liat? Apakah dia benar-benar mengajakku dating? Ah maksudku keluar bersama. I can't believe it!

Alda's POV

Aku memikirkan apa yang dikatakan Shita. Mungkin Shita benar, bahwa aku harus mengubah segala pandanganku tentang lelaki. Ah sudahlah. Aku akan fokus pada kesehatanku saja kali ini.

*1 minggu kemudian*

Aku senang sekali karena hari ini aku diijinkan untuk pulang. Aku tidak betah selamanya tinggal ditempat yang penuh dengan aroma obat obatan yang sangat tidak kusukai. Aku pergi ke resepsionis untuk mengambil resep obat tambahan dari dokter. Telponku berdering ternyata kak Edo menelponku

Kak Edo : "Alda maafkan aku. Tapi aku tidak bisa menjemputmu dari rumah sakit hari ini karena aku masih ada kelas. Aku suda minta tolong Dimas untuk menjemputmu."

Alda : " Baiklah. Semangat kak"

Lalu Kak Edo menutup telponnya. Shit. Lagi lagi aku harus bertemu dengan Dimas, lelaki yang selalu membuat jantung berdebar kencang. Setelah aku mengambil obat, aku pergi keluar untuk menunggu jemputan Dimas. Selama beberapa menit menunggu, mobil sedan berwarna putih datang dihadapanku. Dimas turun dari mobil dan ia membantuku memasukkan semua barangku. Di dalam mobil, aku dan Dimas hanya terdiam. Kami tidak punya topik untuk diomongkan.

Dimas : " Apa kau sudah sembuh sepenuhnya?"

Dimas memecah keheningan

Alda : " aku harus melakukan beberapa terapi lagi"

Dimas : "beristirahatlah yang cukup agar keadaanmu membaik dengan cepat. Kalau tidak salah kau ada project dengan tim basket universitas kan?

Alda : "Iya. Btw terimakasih atas jemputannya"

Dimas : "tidak masalah. Kakakmu sibuk hari ini."

Alda : " apakah kau tidak 1 jurusan dengannya? "

Dimas : "Tidak. Edo anak yang rajin aku tidak bisa masuk ke jurusan yang sama dengannya."

Percakapan kita berhenti sampai disini. Dimas kembali terdiam dan menatap jalan.

Dimas' s POV

Pagi ini aku menjemput Alda dari rumah sakit. Karena Edo sibuk, ia menugaskan aku untuk mengantar pulang adiknya. Jarak universitas dan rumah sakit lumayan jauh. Beberapa menit kemudian aku sampai dan Alda sudah menunggu di depan. Aku keluar dari mobil untuk membantunya memasukkan barang ke dalam bagasi. Di tengah perjalanan kami sangat diam. Tidak ada topik yang cocok diomongkan saat ini. Namun karena ia terlihat murung aku harus membuka mulutku memecah keheningan ini.

Dimas : " Apa kau sudah sembuh sepenuhnya?"

Alda : " aku harus melakukan beberapa terapi lagi"

Dimas : "beristirahatlah yang cukup agar keadaanmu membaik dengan cepat"

Alda : "terimakasih atas jemputannya"

Dimas : "tidak masalah. Kakakmu sibuk hari ini."

Alda : " apakah kau tidak 1 jurusan dengannya? "

Space Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang