Dimas' s POVBruk
Alda terjatuh. Salah satu teman kami menabraknya. Aku berlari kecil menuju Alda. Namun aku keduluan Zed. Zed membantu Alda berdiri. Tanpa kusadari aku menggertakkan gigiku dan mengepalkan tanganku.
Aku cemburu?
Lalu aku duduk lagi di sebelah Edo. Seandainya aja aku lebih cepet dari Zed tadi. Pasti aku yang ngangkat Alda tadi.
Alda's POV
Mengapa aku harus jatuh segala didepannya? Ini sungguh memalukan. Tapi aku melihatnya berlari kecil menuju arahku. Dia ingin menolongku? Tapi kenapa ia tidak secepat Zed jika ingin menolongku? Pikiranku bercabang kemana-mana sekarang. Kenapa ia mengepalkan tangannya? Lupakan. Aku harus fokus UN.Alda : " Thanks Zed"
Zed : " No problem"
Dimas : " Zed kerja lu modus doang"
Zed : "Enggak modus gue. Gak salah kan gue bantu?"
Edo : "Wih. Bijak lu sekarang Zed."
Zed : "Serah deh."
Dimas : " Cie ngambek. Lu gapapa?"
Alda : " Yaps. Tapi tanganku sakit. Aku nahan pake tangan yang ini."
*nunjuk ke tangan yang di gips*
Edo : "Yaampun adekku"
Alda : " Udah baikan kok. Don't worry"Oh My God. Aku dibikin baper lagi kan sama Dimas. Masa sih dia nanyain aku gapapa apa enggak? Udah stop. Aku tidak boleh baper.
Zed's POV
Setelah beberapa menit setelah latihan, Edo mengajak kami makan bersama. Berempat. Aku, Edo, Dimas, dan Alda. Kami tiba di McD. Edo dan Dimas yang mengantri. Aku menemani Alda yang sedang asyik dengan hpnya.Zed : "Sampe kapan di gibs?"
Alda : " Mungkin sekitar 3 minggu lagi kalo enggak 1 bulan lagi"
Zed : " Lama banget. Emang ga capek di gibs gitu?
Alda : "Enggaak terlalu sih. Tapi kaya kaku gitu tanganku"Ngomong ga ya? Ngomong aja deh
Zed : "Alda. Gue mau ngomong bisa ga?"
Alda : "Ngomong aja kali Zed. Ada apa?" *nengok Zed*Gila. Tatapannya aja udah bikin aku meleleh.
Zed : " Gue mau ngomong, kalo gue suka...?"
Mau juga ngomong. Tapi Edo dan Dimas menginterupsi. Aku hanya memberikan senyuman pada Alda setelahnya.
Alda's POV
Aku duduk diapit oleh Dimas dan Zed. Sedangkan kakakku duduk sendiri. Oh my god. Aku tidak bisa banyak bergerak. Aku serasa kekurangan oksigen. Hatiku berdebar-debar tidak karuan saat ini.Dimas : "Apa kau mau es krim?"
Aku menoleh kearahnya. Aku kira ia menanyakannya pada kakakku namun setelah aku menengoknya ia menatapku. Aku terkejut. Sangat terkejut mendengarnya. Serasa jantungku mau copot karena berdetak terlalu cepat.
Alda : " I...iya boleh."
Dimas : "Baiklah aku akan membelikannya untukmu."
Zes : " Gue juga ya."
Edo : " Gue enggak? Buat Alda aja? Pelit lu"
Dimas : "Maaf uang gue menipis" *memasang muka mengejek*
Alda : "Zed, kamu tadi mau ngomong apa? Kamu suka? Suka apa?" Tanyaku penasaranZed tidak langsung menjawabnya. Dia menatap ku lama lalu menatap kak Edo. Lalu berubah dengan tatapan bengong. Aneh nih anak deh. Aku kan cuman tanya. Lagian dia yang pertama mau ngomong ke aku.
Zed : "Gapapa. Kapan- kapan aja aku beritau"
Lalu aku membuka mulutku berbentuk O.
Beberapa menit kemudian Dimas kembali ke tempat duduknya dan menyodorkan es krim dihapadanku. Aku menerimanya dengan senang hati.
Alda : " Terima kasih es krimnya"
Dimas : " Sama-sama"
Zed : " Tumben banget lu care sama cewek"
Dimas : "Apaan sih lu? Ngejek gue terus. Cemburu lo?" Tanya dimas dengan nada serius.Ini ada apa sih? Kok jadinya bertengkar.
Edo : "Hey, kalian kalo rebutan mending di selesaiin baik-baik. Ga malu teriak-teriak di liatin orang?"
"Enggak"
Jawab Zed dan Dimas bersamaan.
Aku hanya bisa diam dan heran mendengarkan pertengkaran diantara 2 cogan ini.
"Ehm, gimana kalo aku duduk di sebelahnya kak Edo? Biar kalian lebih enak gitu ngomongnya"
Kataku memecahkan situasi awkward ini.
"Gausah/jangan"
Jawab Zed dan Dimas bersamaan lagi.
Aku menatap Kakakku yang sedang tertawa di seberang meja. Aku tidak paham dengan situasi ini. Ada apa sih?
Edo's POV
Astaga. Nih anak berdua gaada malu-malunya. Masa sih rebutan adikku? Ga mungkin ya kan? Pasti bentar lagi nih world war 3 nih ngerebutin Alda. Aku cuman bisa geleng-geleng kepala ngeliat kelakuan Dimas dan Zed. Sedangkan Alda, dia cuman plonga plongo gatau ada apa diantara mereka, sesekali noleh aku dengan tatapan ada-apa-sih-ini. Aku terkekeh melihat mereka. Alda heran dengan kelakuan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Space Between Us
Teen FictionAku adalah orang yang tak mengerti cinta dan kamulah orang yang membuatku jatuh cinta untuk pertama kalinya.