3. Gue Benci Cowo

18.2K 1.4K 5
                                    

Seseorang tiba-tiba memanggil (nama kamu). Namun dikarenakan (nama kamu) memakai earphone dengan volume yang cukup keras, tentunya (nama kamu) tidak akan mendengarnya. Orang itupun segera mengejar (nama kamu). Setelah sampai di belakang gadis itu, ia segera menarik tangan (nama kamu), membalikkan badan agar menghadapnya lalu membuka earphone (nama kamu) tanpa persetujuan dari (nama kamu)nya sendiri.

"Lo tuh jangan pake earphone kalo lagi jalan. Jadinya lo gak dengerkan, gue panggil dari tadi"

Orang tersebut adalah Iqbaal. Menjengkelkan bagi (nama kamu) dengan sikap Iqbaal yang bisa dibilang semena-mena ini.

"Oh ya, gue boleh minta diajak keliling sekolah gak? Gue belom tau semua" ucap Iqbaal memasukan tangannya sendiri pada saku celananya

(Nama kamu) menggeleng dengan sikap dinginnya. Ia sangat-sangat dingin. Wajar saja jika para laki-laki hanya bisa menganguminya secara diam-diam. Toh yg di sukainya dingin.

"Kenapa?"

"Minta orang lain"

(Nama kamu) pergi dengan langsung setelah mengatakan itu. Iqbaal sedikit kewalahan, memang sulit untuk mendekati seorang gadis dingin seperti (nama kamu) ini. Iqbaal kini mengejar (nama kamu) lalu mensejajarkan langkahnya dengan gadis itu.

"Oh ya, (nam). Gue pinjem semua buku lo boleh?" Ucap Iqbaal yg dibalas anggukan

"Lo mau kemana sih? Gue ikut boleh?"

Lagi-lagi Iqbaal dibalas dengan anggukkan. Ia hanya ingin dibalas dengan suara lagi, bukan dengan respon tubuh seperti anggukan yg dilakukan gadis itu tadi.

"Lo mau ngapain sih ke atas?"

"Gue sering disana"

"Gak ke kantin?"

Iqbaal mendapat gelengan. Padahal Iqbaal sudah senang bisa mendengar suara (nama kamu) walaupun dengan nada dingin. Iqbaal pikir suara (nama kamu) lucu, ia menilai bahwa suaranya terlihat seperti orang manja dan juga periang. Namun entah kenapa sikapnya dingin seperti es.

Sesampainya di atap sekolah, ia segera menyantap makanan yang ia bekal dari rumah, sandwich yang ia buat sendiri. Ia tidak memperdulikan Iqbaal yang sendari tadi mengikutinya. Bodo amat, lagipula salah Iqbaal sendiri. Mengapa ia mengikutinya?

"Kenapa lo suka sendiri?"

"Hak gue. Masalah?" ucap (nama kamu) memasang kembali earphonenya

"Bukan jawaban itu yang gue pengen"

Iqbaal segera menghampiri (nama kamu) dan melepaskan earphone (nama kamu) lagi secara sepihak. Uuu, Iqbaal menyebalkan juga ya?

"Bisa jangan ganggu?" Ucap (nama kamu)

"Gue cuman mau nanya. Lo tuh kenapa sih? Kenapa lo dingin sama semua orang?"

(Nama kamu) tak menjawab. Ia tidak ingin diganggu, namun Iqbaal bersikeras mencari tahu soal (nama kamu). Mulanya belum pernah ada yang senekat ini kepada (nama kamu). Iqbaal keras kepala juga ternyata.

"Oke, lo gak mau diganggu, kan? Gue pergi"

Iqbaal pergi meninggalkan (nama kamu). Itu yang sendari tadi (nama kamu) inginkan.

"Sorry, baal. Gue beneran gak mau diganggu. Gue benci sama yang namanya cowo, baal. Gue benci!"

Air matanya berhasil meluncur lagi. Ia benar-benar muak dengan lelaki. Lelaki selalu bersikap semena-mena kepada wanita, ia hanya mementingkan egonya sendiri seperti ayahnya. Itulah yang diketahui (nama kamu) tentang lelaki dari Ayahnya.

⚫⚫⚫

"Oma, Iqbaal pulang" ucap Iqbaal sambil memasukki sebuah rumah

"Kamu udah pulang ternyata. Mau makan dulu?"

"Emh, boleh deh. Tapi Iqbaal ganti baju dulu"

"Yaudah"

Iqbaalpun pergi kekamarnya. Selama 7 bulan belakangan ini lebih menyukai tinggal di rumah Oma nya ketimbang tinggal bersama orang tuanya. Ia merasa tidak dibutuhkan, ia merasa tidak dianggap oleh orang tuanya sendiri yang berada di Pekanbaru. Sehingga membuat ia menjadi seorang lelaki yang kacau. Ia juga terkadang selalu hilang kendali jika ada yang menyebutnya sebatang kara.

Ditempat lain, (nama kamu) sedang berdiam diri dibalkon kamarnya. Ia sedang membaca sebuah novel berjudul 'Ruang Rindu'. Kisah yang terbilang cukup sedih, karna pada akhir cerita seorang wanita dan lelaki yang saling mencintai tak bisa bersatu dikarenakan kesalahan mereka sendiri.

Tiba-tiba, suara pintu terbuka terdengar jelas di telinga (nama kamu). Ia yakin bahwa itu adalah Bertha, Mama tirinya. Ia lebih memilih untuk diam di tempatnya kini daripada harus melihat kemunafikkan Mama tirinya yang berusaha mendekati (nama kamu).

Ia tahu betul bahwa Bertha hanya berpura-pura baik. Ia pernah mendengar perbincangan Bertha bersama salah satu teman dari Bertha. Perbincangan tersebut membahas tentang Bertha yang akan mencuri semua kekayaan Bara yang notabenenya adalah ayah dari (nama kamu).

"Sayang, mau makan? Mama udah pesen dari restoran. Makan ya? Mama tunggu dibawah" ucap Bertha sambil kembali menutup pintu kamar (nama kamu)

Makan saja ia tak memasak sendiri, ia selalu memesan dari restoran. Dasar jalang, bagaimanapun Bertha membujuknya ia tak akan pernah makan kebawah. Ia cukup memesan sendiri atau mencari makanan sendiri dari luar sana.








Bersambung!
Minta dan bantu vomment ya. Vote dan komentar dari kalian berharga banget buat cerita ini sama gue^^

Coldgirl And Badboy × IDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang