18. Jadi / Enggak?

13.1K 1.1K 3
                                    

(Nama kamu) kamu kini telah mengakhiri sambungan telponnya. Ah, saudaranya ini membuatnya rindu pada sosok periangnya yang berada jauh di Jerman itu. Tadi saudaranya itu bercerita bahwa ia merindukan Tanah Air tercintanya ini, Indonesia. Ia bilang bahwa Jerman dan Indonesia sangatlah jauh berbeda. Nasi memang ada disana, namun lauk pauk yang ada disana tidak cukup menarik perhatiannya. Ia lebih suka lauk pauk yang ada di Indonesia, lauk pauk sederhana namun bisa menarik perhatiannya. Sederhana dengan makan bersama keluarga kecilnya. Sebuah kebahagiaan yang tiada duanya.
Tadi saudaranya menyatakan bahwa akan mengirimkannya pesan. Ya, saudaranya itu takut puasanya akan jebol karena menelpon orang yg berada di negara yang berbeda. Namun apa bedanya?

Fizna Naverin
(Nam). Gimana bang kiboy? Sekolah lo gimana? Aahhh... Gue kangen lo😥 08.13

To: Fizna Naverin
Abang baik. Sekolah? Gitu lah. Tjie kangen:v eh, lo gak tidur? Disana jam berapa? Pasti masih malem, mungkin otw subuh ya? Tidur gih 08.14

To: Fizna Naverin
Jam duaan ya? Udah.. Sana bocan 08.15

Fizna Naverin
Enggak papa. Gue kebangun tadi, terus gabisa tidur lagi. Daripada gue bengong sendiri pas dini hari kek gini, jadinya gue nelpon lo aja😆 temenin lah bentar aja 08.16

To: Fizna Naverin
Lo suka gitu lho iz-_- 08.17

To: Fizna Naverin
Pokoknya gue gak mau bales sms lo lagi. Lo harus bocan sekarang juga. Sana! Gue maksa 08.17

Fizna Naverin
Huh... kalo gini gue gak bisa ngelawan, soalnya pasti lo yang menang-_- yaudah, see you next message my luv sister❤ 08.20

Ya, (nama kamu) tahu perbedaan waktu di Indonesia dan Jerman beda kurang lebih 6 jam. Sehingga, jika di Indonesia pukul 8.20 bisa diperkirakan di Jerman ada sekitar jam 2.20 .

⚫⚫⚫⚫⚫
Iqbaal kini telah berada didepan rumah. Ia telah siap dengan kaos putih, kemeja kotak coklat hitam dan celana jeansnya. Ia kini membulatkan tekadnya untuk pergi ke rumah (nama kamu). Ia akan menerima apapun resikonya terhadap perlakuan gadis itu nantinya. Ya, tapi Iqbaal mempunyai cara tersendiri agar (nama kamu) bisa ikut dengannya. Menurut Iqbaal, cara itu adalah cara ampuh untuk membawa (nama kamu) ke panti.
Tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka, menampakan sosok gadis cantik berhijab. Gadis tersebut sedikit lebih tua dari Iqbaal. Itu adalah kakak Iqbaal, Ody.

"Le, kamu mau kemana?" Tanya Ody

"Eh!? Teteh... ale mau ke rumah temen" jawab Iqbaal

"Temen? Siapa?"

"Teteh pengen tau banget?"

"Ale! Teteh serius"

"Jangan-jangan (nama kamu) ya?" Tanya Ody lagi

Iqbaal seketika membulatkan matanya. Bagaimana ia tahu (nama kamu)? Ah, ya. Iqbaal ingat, sewaktu (nama kamu) menceritakan aib Iqbaal kepada Salsha. Iqbaal sedikit mendengar kata 'Teh Ody' dari mulut (nama kamu) sewaktu dikantin itu.

"Ciee,, bener ya, (nama kamu)?" Ucap Ody lagi-lagi.

"Apaan sih teteh! Ale gak ke rumah (nama kamu). Teteh lagi, kenapa Teteh ceritain aib Ale ke (nama kamu)? Maksud Teteh apaan sih?"

"Yee.. suka suka Teteh lah, lagian badboy masa manja"

"Tau ah"

Iqbaal segera pergi memasuki mobilnya. Ia akan mengemudi sendiri. Entahlah, Iqbaal bilang ia lebih suka mengemudi sendiri walaupun resikonya nanti akan ditilang -pada ahirnya merepotkan orang lain pula-.
Ditempat lain (Nama kamu) kini tengah merapikan rambutnya dengar sisir. Ia menatap pantulan tubuhnya dicermin. Hari ini (nama kamu) tak mempunyai jadwal apapun. Namun ia semalam tidak bisa tidur, ia begadang semalaman sampai jam 1. Entah memang ia insomnia atau karena memikirkan First Kissnya yang direnggut oleh Iqbaal?
(Nama kamu) teringat. Dua hari yang lalu jika tidak salah Bara memberikan sebuah kotak yang berkemungkinan isinya adalah sebuah sepatu(?). Disana ada sepucuk surat. Bara tidak pernah berani menatap wajah anaknya yang satu ini. Bara cukup tahu dari Kiki dengan nada kecewanya bahwasanya sikap (nama kamu) berubah menjadi es karena dirinya. Karena dirinya yang tega mengusir Flory secara terang-terangan dimata kepala (nama kamu) secara langsung.
(Nama kamu) kini meraih surat tersebut. (Nama kamu) tahu sebenarnya ayahnya itu mempunyai hati yang baik, namun hati yang baik itu seperti buru-buru dibungkus oleh Bertha menjadi jahat.

'Gimana kabar kamu (nam)?
Kamu masih kecewa sama ayah ya?
Ya... ayah maklumi, tapi ayah minta maaf. Ayah bener bener minta maaf sayang. Kamu tau kan, bunda bertha juga baik kayak mama kamu. Tapi kamu kenapa gak mau makan sama dia? Kasian lho sayang. Tapi ayah beneran minta maaf ya, (nam). Semoga kamu bisa maafin ayah yaa sayang:) ini sepatu buat kamu... Maaf juga ayah gak nemuin kamu

Ayah Bara Nairian'


Huh.. sepertinya dengan segala kebaikkan yang ia punya, (nama kamu) menerima sepatu itu dengan senang hati. Ia masih menghargai setiap pemberian ayah nya itu. Namun untuk berhadapan langsung, ia tak bisa melakukannya. Entah, rasa yang setiap kali jika melihatnya adalah rasa benci, kecewa, marah. Ketiga rasa itu bercampur menghasilkan hati yang menolak tak ingin bertemu dengannya lagi.
Tiba-tiba Kiki membuka pintu kamarnya. Entah apa yang akan Kiki katakan, namun sepertinya tidak terlalu penting.

"De, ada yg nunggu di bawah" ujar Kiki

"Siapa bang? Salsha?"

"Kebawah aja lah, bawel amat!" Ucap Kiki langsung menutup pintu kamar (nama kamu)

(Nama kamu) segera meletakkan sisirnya di meja rias. Ia segera pergi ke bawah menemui siapa yang ada di bawah itu.

Bersambuuuung........
Uhuyy... 3,7 ribu. Makasih😊 Jangan lupa baca more than anything juga

Coldgirl And Badboy × IDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang