23. Perwakilan Kelas? (2)

12.1K 1K 5
                                    

Aku kini masih berada di rumah. Ya, aku masih disini, dikamarku. Mengapa aku belum berangkat ke sekolah? Mungkin kalian tahu aku seorang gadis yg di juluki coldgirl, gadis dingin. Aku mengakui julukan itu, bahkan aku mengaku aku memang seperti itu. Aku tidak peduli tentang siapapun, entah itu ayah, abang, Salsha ataupun orang lain. Tapi itu dulu, sekarang aku tidak terlalu dingin, hanya orang-orang terdekat saja yang sikapnya aku bedakan. Aku kini mulai berubah kembali, semenjak iqbaal si anak baru itu datang, entah mengapa aku selalu ingin berbicara dengannya. Namun itu semua ku tahan, aku hanya sekali-kali membuka mulut dan juga sekali-kali berbicara panjang lebar kepadanya. Tidak terlalu sering seperti aku berbicara pada Bang Kiki dan juga Salsha. Ah, tapi mungkinkah aku menyukainya? Mencintainya? Tapi mungkin tidak, aku hanya nyaman dengannya seperti aku nyaman dengan Salsha ataupun Bang Kiki mungkin. Aku tak ingin sakit hati lagi setelah ayah mematahkan hatiku karena ayah yg mengusir mama, aku tidak mau lagi.
Aku hanya ingat dengan kata-kata yg pernah aku dengar dari ayah dulu 'cinta itu tak pernah salah, cinta akan selalu benar meski lewat jalan yang salah. Kepercayaan, komunikasi dan jujur adalah kuncinya'. Aku selalu ingat kata-kata ayah itu, ia mengucapkannya saat aku masih berumur 13 tahun. Tapi yakinlah, aku masih mengingatnya. Bolehkah aku jujur? Aku sebenarnya menyayangi ayah. Mengapa aku bisa membencinya? Bertha, hanya jalang itu yg membuatku membenci ayah.
Aku tahu jalang itu hanyalah berusaha berfoya-foya dengan uang penghasilan jerih payah ayah, aku tahu itu. Matanya tak dapat menyembunyikannya, pernah sekali aku menatap matanya lekat-lekat, hanya sekali, tidak pernah aku menatapnya seperti itu lagi. Dan matanya tidak bisa berbohong, aku bisa percaya jika mulut bisa berbohong. Tapi mata dan hati tidak, aku bisa melihat saat ia menatap ayah, matanya tidak memancarkan adanya kesenangan dari hatinya itu. Aku tahu raut mukanya jika ia hanya mencintai uang ayah, bukan ayah. Namun ayah terlalu buta akan rayuan-rayuan dan perkataan manis jalang itu. I know it, the bitch only love money! Not love my daddy! Why me know? I know, she always gone too if my dad gone in home. I always see it, believe me. Aku tahu dia selalu di jemput oleh pria lain, aku bisa melihatnya sendiri dari balkon kamarku.

⚫⚫⚫⚫⚫
(Nama kamu) kini telah sampai di sekolah, ia datang ke sekolah pukul 08.15. Siang bukan? Untungnya disaat ulang tahun SMARDA, jika tidak ia mungkin sudah di marahi habis - habisan oleh guru yg mengajar di jam pelajaran pertama hari ini.
Ia segera pergi ke kelasnya, sesampainya di kelas ia segera duduk santai di bangkunya sendiri. Namun baru saja ia mendudukkan bokongnua di bangkitnya sendiri, Salsha tiba-tiba datang dan menarik pergelangan tangannya.

"(Nam), ikut gue sekarang! Lo harus liat papan pengumuman! Buruan!" Ucap Salsha terus menarik (nama kamu)

"Apaan sih?"

"Ayo ah! Ikut aja dulu! Nanti lo tau!"

Dan akhirnya (nama kamu) pasrah, ia hanya mengikuti langkah Salsha.

#Flashback
Semua siswa-siswi SMARDA kini tengah berkumpul mendengar pengumuman dari Osis. Mereka sedang memilih siapa yg akan ikut bermain dalam permainan 'Race Game' dengan cara acak.

"....Dari kelas XII MIA-1, terpilih nama Ramon Rafalon, Vano Zetala, Visa Alfarathir Z. Dan juga Rheina Fanika. Dipersilahkan untuk menghampiri meja Osis di samping saya juga...."

Semua para penghuni kelas XII MIA-1 bersorak sangat ricuh. Lalu salah satu anggota osis kini telah mengacak nama dari kelas X MIA-2. Telah keluar 4 nama juga. Dan nama-nama tersebut adalah...

"Lalu selanjutnya dari kelas X MIA-2 terpilih Tania Zahara Vanessa, Danial Hafizalar, Iqbaal Dhiafakhri..."

"Dan (nama kamu) Venusary F. Dipersilahkan menghampiri meja di samping saya untuk memastikan pasangan......"

Dengan cepat Iqbaal turun kebawah menghampiri meja Osis. Salsha yg mendengar nama sahabat kecilnya itu dipanggil segera menoleh ke arah Osis yg sendari tadi mengumumkan siapa yg ikut dalam permainan 'Race Game' itu. Siapa yg memasukkan nama sahabatnya kesana? Ia hanya bisa membulatkan matanya dengan perasaan cemas jikalau sahabatnya itu datang kesini. Bagaimana responnya nanti?
Saat semuanya telah di umumkan, Osis tersebut menjelaskan suatu hal yg menurut Salsha penting. Tentang pemilihan itu.

"Mohon maaf sebelumnya, peraturan pemilihan yg mengikuti permainan telah di ganti oleh kepala sekolah dua hari yang lalu. Kami anggota osis meminta maaf sebesar-besarnya karena tidak memberitahu pihak ketua kelas terlebih dahulu dikarenakan persiapan ini sangat padat...."

"Pemilihan tersebut di ganti menjadi semua siswa-siswi murid SMA GARUDA MUDA. Kepsek sendiri yang menyatakan bahwa jika ia takut peminatnya akan lebih sedikit. Lalu untuk orang yang tadi disebut belum menghampiri meja Osis disebelah saya, akan di ganti setelah di tunggu 40 menit kedepan, tepatnya sampai jam 8.20. Permainan akan dimulai jam 8.30. Terimakasih"
⚫⚫⚫⚫⚫

(Nama kamu) membulatkan matanya setelah ia melihat nama-nama yg ikut bermain dalam 'Race Game' itu. Salsha telah menjelaskan semuanya. Namanya tertera dari sekian banyak murid yg masuk dalam permainan itu. Di bawah kertas yg di tempel pada masing tersebut juga di beri coretan pulpen dengan tulisan '(✔) tanda contreng pada nomor adalah orang yg telah menghampiri meja osis'. Dan namanya juga telah dicontreng, siapa? Bukankah ia baru saja datang?

"Sal, mending lo ganti in gue deh" ucap (nama kamu)

"Yaudah, kita tanya sama Tania, Izal atau Iqbaal dulu tapi, siapa yg udah bikin nama lo dicontreng"

Mereka berdua pun segera pergi menemui salah satu dari kelas mereka yg terpilih mengikuti 'Race Game'.
Ditengah perjalanan mereka bertemu dengan Iqbaal, dan tentunya langsung saja mereka menanyakan hal itu.

"Baal, siapa yg udah bikin nama (nama kamu) di contreng di mading?"

"Gue" ucap Iqbaal dengan tampang tak berdosanya, flat

"Lo apa-apaan sih Baal? Lo tau (nama kamu) kan? Ah, gaasik lo"

⚫⚫⚫⚫⚫
Salsha kini sedang berbicara pada Steffi, salah satu anggota Osis kelas sepuluh. Sedangkan (nama kamu) menunggu Salsha di bangku dekat kelas X IPS-2.

"Steff, nama (nama kamu) ganti jadi gue aja yaa" ucap Salsha

"Ganti? Sorry Sal, gue gak bisa. Peraturannya kalo yg udah di ceklis, gak bisa di ganti lagi kecuali yg belom di ceklis kata kak Galih"

"Kok peraturannya banyak amat sih?"

"Enggak tau tuh, kepala sekolah yg bikin"

"Huft, yaudah deh. Thanks, Steff"

"Yo"

Salsha segera menghampiri (nama kamu), ia harus mengatakan bahwa mau tidak mau gadis itu harus ikut dalam permainan 'Race Game'.

"(Nam), sorry. Yg diceklis gak bisa di ganti"

"Hah!? Kenapa gak bisa?"

"Gatau, kepala sekolah yg bikin peraturan itu kata Steffi"

Bersambuuung!!!!!
BAWELIN OY
Gaje bodo mamat *eh* bodo amat! Btw kepseknya nyebelin yak? Nk nya harus aja ikut race game nya-_- aaaaa, zbl kalo kepseknya getoh:v BTW MAAF LHO NGILANG DENGAN LAMA HAHAHA😅 lagian menyesuaikan kuota:v

Coldgirl And Badboy × IDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang