[Perkelahian]

214 37 4
                                    

Apakah melupakanmu bisa secepat awal menyukaimu? Aku tidak yakin.

♡♡♡

"Gue gak bolos Bang" entah telah berapa kali kalimat itu keluar dari mulutku.

Bang Zahri masih memasang raut tidak percaya. "Lo bohong ya? Awas aja kalau bohong. Ntar muka lo berubah jadi mak lampir lo La" ucapnya seakan-akan menakut-nakuti.

"Astagfirullahaladzim jadi abang kok suudzon banget. Udah dibilang nggak, ya nggak bang." ucapku mencari pembelaan. Lantas yang ku lakukan sekarang adalah merapikan buku-buku pelajaran yang sangat berantakan.

"Terus tadi lo kemana aja waktu jam terakhir? Untung gurunya gak masuk" tanya Bang Zahri lagi. Ia masih berdiri di ambang pintu kamarku.

"Ih Bang Zahri kok jadi kepo" aku bergidik ngeri, kemudian menghadap ke arah Bang Zahri. Sehingga posisi kami sekarang berhadapan terpaut empat langkah.

"Gue gak kepo lho ya. Gue cuman khawatir. Awas aja kalau lo buat macem-macem. Gue botakin ntar" ucapnya lebih terdengar seperti lelucon.

Aku menjulurkan lidah ku seolah meledeknya "Coba aja kalau bisa"

Aku tertawa dengan puas melihat ekspresi Bang Zahri yang berubah menjadi agak kesal. Beberapa saat setelahnya kulihat Bang Zahri melangkah masuk ke kamarku.

"Idih apaan ini! Lepasin Bang!" aku meronta tapi Bang Zahri bahkan tidak melepaskannya.

Tangannya yang panjang masih mengapit leherku, walau tidak begitu keras, tapi aku tak suka diperlakukan seperti ini. Lagi.

"Lo bilang apa tadi? Ini gue mau botakin. Diem gak lo" ucap Bang Zahri, dan aku tahu kala itu dia sedang bercanda.

Aku memukul lengannya berulang kali, tapi dia masih belum melepaskan apitannya itu.

"Ampun gak?"

"Iya. Iya a-mpun"

Bang Zahri melepaskan lengannya, membuatku mendecak sebal. Bisa ku lihat Bang Zahri tersenyum penuh kemenangan di hadapanku. "Udah ah. Gue mau ganti baju" tukas ku bernada ketus.

"Yauda ganti baju aja" balas Bang Zahri santai. Ia malah membaringkan tubuhnya di atas kasur empukku.

Aku melongo merasa tak percaya. Benarkan kataku? Dia sangat menyebalkan. "Keluar Bang. Lo mau liat gue ganti baju? Ih dasar mesum lo. Keluar gak? Kalau gak gue aduin ke mamaaji nih. Nafsu banget sama adek sendiri" ancamku sembari menghentakkan kakiku di lantai.

"Gapapa. Kita saudara, gak haram kok" ucap Bang Zahri santai sembari menampakkan senyum sejuta dollarnya.

Aku bisa gila kalau begini. Aku tak tahan lagi. Aku kemudian mengambil bantal dan langsung saja memukulinya dengan benda empuk tersebut "Lo bilang apa Bang? Dasar! Keluar gak lo"

Emosiku berasa sudah ingin meledak.

"Aw" ringis Bang Zahri "Iya gua keluar ni"

Aku mendengus kesal lantas meniup poni ku yang agak berantakan.

"Btw gue juga gak nafsu atau tertarik sama sekali kali La. Lo kan rata"

Azhrilla [Very Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang