Kita semua pernah menjadi jadi cinta pertama dari seseorang. Namun bukankah cinta pertama itu tidak akan pernah berhasil?
♡♡♡
Masa-masa SMA memanglah masa yang indah, namun bagiku itu bukanlah bagian yang paling indah dalam cerita hidupku.
Banyak cerita yang terjadi selama diriku duduk di bangku SMA. Cerita yang selalu disuguhi dengan konflik yang disertai dengan ending yang tidak selalu bahagia.
Sejatinya kita tidak tahu bagaimana kehidupan ini akan berlangsung, tapi bukankah kita masih bisa memilih jalan hidup kita masing-masing?
Memang benar, pilihan ada di tangan kita, namun tetap takdir adalah ketentuan-Nya, bukan? Manusia hanya bisa berusaha dan berdo'a karena itu memanglah tugasnya. Namun bukan berarti manusia hanya bisa diam, menunggu dan meratapi nasibnya. Itu salah. Manusia diciptakan bukan untuk itu.
Saat usiaku menginjak enam belas tahun, aku bertemu dengan orang-orang baru. Ya, kecuali ibu, ayah, kakek, mamaaji dan tentunya pria menyebalkan itu. Bagi seorang gadis remaja sepertiku, masa ini adalah masa yang paling menyenangkan dan paling berat.
Banyak godaan yang didasari dengan rasa ingin tahu yang sangat tinggi. Jika saja aku tidak bisa mengendalikan diri di masa-masa transisi itu, mungkin aku tidak akan bisa menulis bagian ini sampai detik ini.
Untung saja, Tuhan mengirimkan orang-orang hebat yang selalu berada di sampingku. Keluarga, sahabat, teman-teman dan terkhususnya mereka yang sangat mencintaiku melebihi dirinya sendiri.
Aku selalu bertanya, mengapa aku harus melewati bagian cerita yang sangat menyedihkan? Mengapa harus aku yang menjadi tokoh utama dalam alur yang begitu rumit? Ini cobaan, atau hukuman? Jika ini hukuman, memangnya aku salah apa?
Hari-hari itu berlalu. Pertanyaan yang selalu mendiami benakku sudah lenyap tak bersisa. Seiring waktu aku bisa memahami semuanya. Aku bisa melupakan rasa sakit yang pernah ada namun tidak dengan kenangannya.
♡♡♡
Aku mengusap kaca pada bingkai foto hitam berukuran 5R yang sudah ada sejak lima tahun lalu. Foto ini adalah satu-satunya kenanganku dengan mereka, yang diambil pada hari itu. Hari dimana semua mata tertuju padaku akibat tingkah gila salah satu pria di foto ini.
Jika saja aku tahu mereka berdua akan pergi meninggalkanku, aku pasti mengabadikan banyak momen dengan mereka. Mereka berdua memang jahat. Pergi tanpa kata, menyisakan rindu yang teramat besar.
Tanpa sadar air mataku kembali jatuh, perih kembali muncul. Aku berusaha untuk kuat. Bahkan setelah lima tahun berlalu, aku masih tidak bisa melupakan semua kejadian pahit itu.
Besok adalah hari ulang tahunku yang ke-dua puluh satu. Namun rasanya biasa saja, tidak ada yang istimewa. Merayakan ulang tahun tanpa dia memang masih terasa aneh. Sepi.
Dulu, di saat-saat seperti ini dia akan menyiapkan banyak prank kepadaku, namun setelah itu dia akan menjadi orang pertama yang mengucapkan selamat, memberi hadiah bahkan memelukku dengan erat. Akan tetapi, saat ini itu hanyalah kenangan yang menuju kata usang.
Aku meletakkan kembali bingkai foto itu ke dalam box hitam tempatku menyimpan semua barang yang aku dapatkan di tempat tinggalku dulu, sebelum ayah memutuskan untuk pindah ke kota ini tiga tahun silam karena urusan pekerjaan. Di dalamnya banyak sekali foto-foto yang menampakkan diriku saat bayi hingga usiaku berumur sebelas tahun. Hanya fotoku saja.
![](https://img.wattpad.com/cover/89549814-288-k574839.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Azhrilla [Very Slow Update]
Fiksi RemajaMengapa disetiap pertemuan harus diakhiri dengan perpisahan? Mengapa kita harus bertemu? Mengapa akhirnya harus seperti ini? Apakah takdir selalu sekejam ini? Mengapa aku harus jatuh cinta padamu? Kenapa tidak orang lain saja? ~♡~ ALUR MAJU-MUNDUR...