Ga boleh jadi pembaca rahasia lohh.. Tinggalkan jejak guys. Iyah, vomment! Salam Literasi(L) Happy reading☺
**
Sambil menemani temannya yang usil menyalin tugas Kimia, Putri sibuk mengingat-ingat kembali saat minggu kemarin pada saat joging bersama Nadia.
Mereka telah menyelesaikan jogingnya. Hari semakin terik. Dan perut sudah minta diisi."Mau langsung balik, apa sarapan bubur dulu Put?" Nadia bertanya.
"Boleh sih sarapan dulu, tapi kalo gak rame ya? Yang deket lapangan di blok B aja gimana?"
"Okeh." Putri dan Nadia memperlambat langkahnya, mereka berjalan selangkah demi selangkah untuk sampai ke tujuannya.
Dari blok B no 8 sudah terlihat penjual bubur yang tengah duduk bersantai. Kedua gadis itu semakin dekat dengan tujuannya. Mereka melihat kedua orang yang tengah asik bercanda membahas entah apa.
Ternyata ramai sekali. Diantara pemburu bubur, Putri seperti mengenal dua pemilik punggung yang tengah asik mengobrol itu.
Cewek itu menatap lekat-lekat dan menajamkan pendengarannya. Salah seorang berkaos hitam polos dengan tawanya memjelaskan tentang perlombaan berujung kemenangan yang ia ikuti kemarin. Ia juga menceritakan tentang kebanggaan orangtuanya.Tidak salah lagi, orang berkaos hitam itu adalah seseorang yang ia kenal. Adriel.
Sedangkan laki-laki yang berkaos merah bertuliskan SAHATE yang berada jauh dari depan pandangannya adalah Dito?
Cewek itu membuang nafas berat. Ck kedua sejoli itu. Bagaimana bisa mereka seakrab itu sejak dahulu kala?
"Nad, sarapannya gak usah deh ya? Perut gue tiba-tiba sakit." Mencari alasan ia pun memegangi perutnya dan memasang wajah kesakitan yang dibuat-buat.
Nadia mengangguk setuju sambil memperhatikan Putri yang mungkin sedang khawatir dan panik. Dilihatnya bagian sisi wajah Putri yang mengeluarkan keringat. Bukan. Keringatnya itu bukan efek dari joging.
"Angga kembalin bukunya! Masih satu soal lagi yang belum gue kerjain ih," Audry berteriak kesal karena buku yang ia pinjam dari Putri diambil paksa oleh biang kerok kelas. Putri tersentak, masih dalam pososi berhadapan pada satu meja.
"Eh entar dulu kali, gantian. Emang yang belum elu doang apa? Temen seperjuangan gua kasian pada belum," katanya cengengesan. Ia sudah duduk bergerombol di sudut paling belakang sambil asik menyalin. "Gua juga sebenernya belum sih, hehe.." Angga melanjutkan ucapannya sambil melirik Audry yang nampak makin kesal karena kekehannya itu.
"Dho, pinjem buku lo dong," Diah mencari solusi di tengah pertengkaran antara Angga dan Audry.
Diah memanggil Ridho si ketua kelas sekaligus penyandang juara umum pada kelas sepuluh tahun lalu.
"Tuh Di," Ridho menunjuk gerombolan anak cowok dekat meja guru yang sangat serius mencatat. "Di pinjem sama anak cowok. Ambil aja," katanya lagi. Diah yang ikut memandang keseriusan mereka pun terlihat gemas.
"Ihh, ya ampunn.." Diah menjerit frustasi. "Bantu kami dewa.." Diah menirukan ucapan Nenek Tapasya dalam serial India yang berjudul Uttaran yang sudah tamat beberapa tahun yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Detik dan Detak
ФанфикSipnosis RS.Putri: P RS.Putri: Ping ping ayam Hhh.. lagi-lagi cewek itu mebuang nafas berat. Centang satu pada pesan yang dikirimnya pada Angga. RS.Putri: Kok centang satu sih. Online kek RS.Putri: Angga gue laper iii RS.Putri: Angga gantenggg.. RS...