·· I (DON'T) WANT ··
**
Gue jalan dengan tampang kusut ke arah kelas.
'Prilly!'
Nyaring banget itu suara, siapa lagi ketiga temen gue dari depan kelas berlarian kayak anak ayam dijajahin beras.
"Lo gak papa?"
"Demi dewa? Lo masih hidup?"
"Lo gak luka luka kan?"
"Apaan lo semua lebay ewh," ujar gue menepuk kening mereka satu satu yang dibalas delikan tajam
"Itu tadi Ali , ketua osis, dia emang ganteng tapi killer coy! Tegas, yang salah ya salah. Lo gak digantungkan?" Cerocos Gritte, kok jadi bawel gini dia? Segitunya si Ali? Biasa aja ih,
Jijik.
"Gue gak dikasarin."
Mereka menghela nafas.
"Gue dicium."
"APA"
"BIASA AJA MBAK," jeritku membalas seraya mencembikkan bibir ku.
"Kok? Kok? Koo bisaaa!!" pekik Jessica histeris. Alay.
"Astaga? Bibirnya Rasa apa." ini Jeha kecentilan kambuh.
"Omg omg? Demi apa lo dicipok dia?"
Ini terakhir Gritte suaranya gede banget oh Tuhan?! Bunuh Prilly kalau udah sukses aja.
"Ck lo semua tau gue kan?"
"Iya, lo bawel, cerewet, ngomomg tuh gak pake spasi mending juga gak pake koma lah lo, gak pake spasi!" Cerocos Jeha seraya memutar bola matanya jengah.
"Iya lo ngomomg gak pernah disaring dulu gue curiga otak lo kecil, kayak badan lo," sambar si ondel ondel sawah Gritte. Gue cekek, mati mereka.
"Dan yang paling gue hapal lo kentut semena mena." nah si goblok Jessi akhirnya angkat suara dan entah mengapa benar benar menusuk tepat di korteks ginjal. Kampret.
"Anju lo semua! Ya ya gue akui gue cantik, eh, pokoknya gitu, terus tadi gue ketawa, dia nyuruh diem dan akhirnya.. gue di cabul sama dia.. aaa gu-"
"Gue cuma nyuruh lo diam, dan gue pasti slalu ngelaksanain apa yang udah gue ucapin." Suara berat kayak karung beras tiba - tiba menabrak telinga gue, ini pasti si cang cing an lagi deh.
"Apaan sih lo cang? Ngikutin gue kemana-mana?" Decak ku seraya menghentakkan tangannya yang sialnya masih bertahan manis menggenggam pergelangan tangan mulus ini. Mulus! Catet! Kalau pena lo habis? Di kantin hanya dua rebu kok.
"Ngikutin? Haha! Mending gue mati diperkosa kecoak aja kali!" Ujarnya menoyor kepalaku lantas berlalu begitu saja masuk ke dalam kelasku.
"Lo Prill!!! Gila suer lo siswi ter--wow bagi gue, hari pertama masuk, udah bermasalah sama Mr.cool? , lo pindah ke SMA ini gak cari mati kan Prill? Ya Allah selamatin sahabat hamba ya Allah." Jeha makhluk tereksis ini pun semakin menjelek jelekkan wajahnya yang udah jelek, mau saya gandakan tuh wajah jelek haha.
"Apa banget sih dia? Cuma ketos! Hellow di SMA gue yang lama ketos gue suruh beliin gue makan," ujar ku seraya mengibas rambut, Prilly gitu.
"Kampret! Bocah bazeng! Di bandung kan yang jadi ketos Ainaya! Sepupu lo," decak Gritte menjitak kepala unyu ini jahaaaat huaa.
"Yaelah apa bedanya," dumelku seraya meninggalkan mereka .
"Anak itu dari SMP gak ada berubah, yang gue heranin sampe sekarang kita betah jadi sahabatnya ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I (Don't) Want
RandomBulan memang indah dengan keremangannya. Tapi sebuah bulan , akan terasa hampa di langit tanpa si bintang. Bulan memang bisa tanpa bintang, tapi langit tak akan terlihat indah, bulan tak lengkap bila tak ada bintangnya. Bintangpun juga bisa ada tan...