·· I (DON'T) WANT ··
Facebook : Deyan leoni delloni.
Instagram : Delloni28
Favorite : senyuman kamu. Iya kamu.**
Prilly menatap jengah guru biologi berkepala pelontos itu. Rasanya Prilly ingin mencekik nya saja dan ahh sudah nanti cerita ini bisa berganti jadi genre sadist.
"Selamat morning good pagi anak-anak" ujar pak Dani seraya tersenyum lebar menatap seisi kelas 11 IPA 1 . Mereka hanya membalasnya malas.
"Hari ini kita praktek di labor, dan ini nama-nama kelompoknya, catat ya"
"Andin-Bintang"
"Ciyeee" sorak sorak menggema saat kedua nama itu digumamkan. Pak Dani terus membacakan nya hingga selesai, ternyata hanya dua orang dalam satu kelompok, ku rasa ini lebih tepat dibilang berpasangan.
"Pak.. kok saya nggak ada?"
"Astaga bapak lupa, minggu lalu kamu rapat osis ya li?"
"Iya pak"
"Oke ada lagi yang belum?"
"Saya" ujar Prilly cepat karena kaget, ia sedang memainkan ponselnya namun Gritte menyikut.
"Oh kamu, anak baru. Ya sudah Ali sama anak baru yah. Saya tunggu kalian di labor. Sekarang cari bahan laporan di hutan belakang ya" pak Dani keluar meninggalkan seluruh siswa yang tercengang. Guru itu err sungguh menyebalkan. Main pergi saja.
"Yah nggak bareng kita Prill.. gue duluan yah.. " ujar Jeha seraya mengacak rambut Prilly.
"Demen banget masa ngacak rambut gue. Tau dah gue syantik no secret muachhh" ujar Prilly seraya mengibas rambutnya kedepan
"Ketombe lo rontok semua bangke! Ayok buruan gue gak mau ya nilai gue jelek karena lo" ujar Ali lantas pergi meninggalkan Prilly di kelas.
"Kok tu anak aneh banget yah? Kejedot jendela 2 IPS 3 keknya.. jadi bego kek itte behahaha" gumam Prilly lantas berdiri menyusul Ali yang mukanya tampak masam.
"Woy lu kenape sih?" Tanya Prilly seraya mengecek dahi Ali namun ditepis. Ali kembali menyusuri hutan mencari bahan laporan.
"Senyum kek cang"
"Biasanya kan lu sengak"
"Muka songong lu mana sih?"
"Nggak minat ngehina gue hari ini?"
"Bosen gue cang berasa ngomong sama tembok"
"Li.. jangan diam aja.. muke lu jangan ditekuk ntar mengkerut kayak lobang boker" ujar Prilly lantas terbahak sendiri, Ali meliriknya malas, namun Ali tersenyum dalam hati, gadis itu bisa tertawa bersamanya.
"Bodo amat" ujar Ali ketus. Mungkin Ali harus membiasakan diri untuk cuek pada Prilly seperti awal mereka bertemu. Harus. Ali tidak mau jatuh, itu sakit.
"Nggak kok.. kemaren dia rank satu"
"Siapa?"
"Amat."
Sudut bibir Ali terangkat, ia ingin tertawa, tapi ia tak ingin. Terlalu rumit Li.
"Ketawa li.. ketawa gue bosen lo diem aja" ujar Prilly bersandar pada punggung Ali.
"Eh.. lo ngapain" ujar Ali ingin memutar badannya menatap Prilly. "Capek"ujar Prilly menyandarkan kepalanya.
Hening kemudian , tak ada yang mengangkat suara satupun, hanya saling diam dan menikmati suasana.
KAMU SEDANG MEMBACA
I (Don't) Want
RandomBulan memang indah dengan keremangannya. Tapi sebuah bulan , akan terasa hampa di langit tanpa si bintang. Bulan memang bisa tanpa bintang, tapi langit tak akan terlihat indah, bulan tak lengkap bila tak ada bintangnya. Bintangpun juga bisa ada tan...