05 - BULAN

2K 171 3
                                    

·· I (DON'T) WANT ··

**

**


'Ya Allah.. maafin Ali ya Allah.. semoga kecoa nya masih perjaka, belum kawin, belum punya istri,anak. Aamiin'

Prilly terkekeh saat mengingat itu, ia memutar badannya hendak melangkah ke rumahnya namun langkahnya terhenti saat melihat tiga gadis dengan tatapan cemas di depan pintu.

"Lo kemana aja?!"

Prilly tertunduk tanpa niat menjawab.

"Prilly jawab.. kita bertiga udah nungguin lo dari pulang sekolah.. kita khawatir prill.. lo kemana." Suara lembut itu membuat Prilly mendongak dengan mata berkaca-kaca. Slalu Jessica yang menenangkannya. Prilly melirik Jeha yang memijit pelipisnya seraya sesekali memukul tembok, dan disebelah sana Gritte berjongkok mengacak rambutnya.

"Maaf"

Ujar Prilly kembali tertunduk.

"4hari lalu lo datang ke jakarta. Dan kita belum ada kasih suprise dan ngerayain kedatangan lo. Kita udah susun rencana ini dari kemaren." Ujar Jeha saat emosinya mereda, emosi gadis itu bisa tak stabil saat ia tau Prilly dalam bahaya,ayolah bukannya tadi ada Ali.

"Kita nggak marah" sambar Gritte seraya bangkit lantas memeluk Prilly erat.

"Gue fikir lo kenapa-napa.." bisiknya melepas cemas. Ia tatap manik cokelat Prilly dalam.

"Lo kemana aja.."

"Gue.. tadi jalan sama Ali"

"Demi dewa!! Gue nggak bakal ganti kolor seminggu. Serius lo?"

Respon berlebihan Jessica membuat Prilly memutar bola mata jengah.

"Ada yang mulai deket nih, keda mah apa.. cuma sekeping belek"

"Njir je bagusan dikit. Remah remahnya remahan kek"

"Ribet itu nyed" Jeha memukul keras kepala Gritte geram, sang empunya kepala hanya meringis.

"Denger dulu.."

"Apa?"

"Adah apah?"

"Kenape?"

"Tadi.. gue.. ketemu....."

"Power rangers"

"Jaka tarub"

"Eli syugigich?"

"Ewhkarin?"

"Wiro sableng"

"Elu semua tuh yang sableng. Huh" gerutu Prilly sebal dengan tingkah sahabatnya yang benar benar.

"Oke oke lo ketemu siapa?"

"Justin bieber jualan cendol"

"PRILLY SETAN GUE SERIUS"

"BEHAHAH yaudah sih , oke . Gue ketemu Ridho"

Suasana seketika hening. Kegita gadis itu berpandangan silih berganti. Tunggu, keringat dingin tampak mengucur pada kening mereka. Jeha berdehem menetralisir kecanggungan.

"Dimana?"

"Cafe deket sekolah.." jawab Prilly seraya menunduk.

"Ehem.. daripada gegalau kagak jelas para jombs kita makan cake nyok dianggurin tuh dari sore" ucap Jessica membuat suasana berubah. Yah. Setidaknya hari ini Prilly bisa melupakan lelaki itu, walau tidak sepenuhnya.

I (Don't) WantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang