°° I (DON'T) WANT °°
***
***
Prilly berlari ke kelasnya, hari ini ia terlambat datang ke sekolah karena semalam tidur terlalu larut.
"Gegara pilem koriyah semalam nih! Aduh!!" dengusnya lantas menatap pintu kelas yang tengah tertutup, bayang-bayang Ali akan meledeknya sudah bekelebat bagai setan.
Dihembuskannya napas lantas mengetuk pintu itu dengan harap-harap cemas.
"Prilly?"
"Mh.. Maaf buk, saya terlambat. " Prilly menunduk di depan buk muna, guru bahasa indonesia dengan tubuh gempal dan bibir merah mencolok seperti habis menggigit pantat ayam hingga berdarah.
"Silahkan skot jam 10 kali Prilly, lalu kerjakan tugas yang saya berikan." perintah si gempal membuat Prilly merutukinya tanpa henti, tentu saja dalam hati.
Prilly mengatur napasnya yang tak beraturan setelahnya ia duduk diantara Jessica dan Jeha, mengusap peluh.
Tunggu,
Ada yang aneh.
"Aisyah mauli?"
"Hadir"
"Akhtarali syarief?"
"Sakit buk" suara Verrel menyentak Prilly, Ali sakit? Cang cing an bisa sakit? Kutil babi itu sakit? Ali sableng sakit?
Antara ingin tertawa juga sedih, tapi wajah Prilly terlihat murung, siapa yang akan diajaknya berkelahi sampai menjungkir balikkan sekolah ini? Siapa yang akan menjaganya dari Ridho? Siapa yang akan mentraktirnya makan? Oke buang fikiran terakhir, Prill.
"Je.. Lo kenapa?"
Gadis itu hanya bergeleng dan melanjutkan tugas, beberapa hari terakhir tampaknya Jessica hanya banyak diam.
"Jahe? Sepupu lo kenap-"
"Sttt, gue lagi menikmati ciptaan tuhan yang paling seksi."
"Njir jiji gak pake k."
***
Prilly berjalan, dengan mata yang tertuju pada layar ponsel, gadis itu membuka Aplikasi LINE, sedang apa? Menstalk mantan? Itu sih kerjaan yang lagi baca ini.
Alibego696
Gue sakit.
Sakit apa?
Send
Bisul pecah.
Prilly melongo membaca balasan chat dari Ali, jadi bisul tujuh warna Ali pecah sampai ia sakit? Malangnya
Brak
"Hati-hati prill.. Jangan fokus hp." Prilly masih kaku ditempat, memperhatikan tangan kekar yang mencengkram kedua bahunya, perlahan gadis itu mendongak hingga matanya bersiborok dengan hitam legam seseorang. Jantungnya berdegub keras, jangan sampai lelaki itu mendengarnya!
KAMU SEDANG MEMBACA
I (Don't) Want
RandomBulan memang indah dengan keremangannya. Tapi sebuah bulan , akan terasa hampa di langit tanpa si bintang. Bulan memang bisa tanpa bintang, tapi langit tak akan terlihat indah, bulan tak lengkap bila tak ada bintangnya. Bintangpun juga bisa ada tan...