Kamu,
Adalah wujud nyata kerinduan,
Yang melekat penuh hangat dengan kecemasan.
Sayup-sayup suaramu terdengar perlahan, melantunkan lagu penuh tangisan.
Sepi ini, semua terasa sangat nyaman,
Tak ada kemarin dan tak ada yang lain, sekarang hanya ada aku dan kamu disini.
Kau berjalan menghampiri setiap sela otak ku, menyelinap sebagai darah yang mengalir di hatiku.
Tak jumpa sehari saja seperti sewindu rasanya.
Bertemu adalah obatnya, obat paling nikmat.
Entah jika hari-hari ku di lewati tanpa kehadiranmu, bagaimana rasanya itu. Yang harus kau tahu, rindu ini sangat menyiksa batin ku.
Percayalah nona, aku merindukanmu melebihi matahari rindu pada siang hari.
Dan bulan merindukan malam kelam.
