Aku yang ingin mencoba memetik buah manggrove yang berada di ujung batang didekatku. Mencoba melangkah mendekatinya perlahan, aku takut kalau jatuh. Karena kata kakekku, disungai ini masih ada buaya rawa, biawak, dan ular air yang berbisa. Ditambah aku juga belum bisa berenang saat itu.
Saat tanganku hampir meraih buah tersebut, tiba-tiba dahan pohon yang ku injak patah dan aku terjatuh. Aku menjerit kaget, saat tubuhku hampir menyentuh air, tampak dari sudut mataku Mudin berteriak keras menyebut namaku dari puncak pohon.
Tubuhku akhirnya masuk kedalam air sungai yang bewarna coklat muda dan keruh, aku tak dapat melihat apa-apa sekarang. Perasaan bingung, panik dan takut luar biasa bercampur aduk sekarang.
"Apa yang harus kulakukan? Apa aku akan mati? Aku takut sekali!" Pikirku sambil berusaha menggerak-gerakkan tanganku berharap aku dapat muncul kepermukaan, tapi semua sia-sia, tubuhku malah semakin tenggelam.
Tiba-tiba kurasakan sesuatu yang panjang dan licin masuk kedalam bajuku, membuat ketakutanku menjadi-jadi. Saking takutnya, tubuhku seakan membeku tak bergerak, sekarang mungkin paru-paruku hampir dipenuhi air, karena dadaku terasa sesak dan aku hampir tak dapat bernapas.
Dadaku semakin sesak, mungkin sekarang paru-paruku sudah dipenuhi oleh air, mataku juga terasa berat dan rasanya aku hampir tak sadarkan diri. Disaat tubuhku sudah terasa sangat lemah, tiba-tiba aku merasa ada sesuatu yang meraih tubuh kecilku, sesuatu itu sepasang tangan besar, dan aku yakin itu bukan tangan Mudin.
Ternyata itu tangan Kakekku, saat dia mengangkatku kepermukaan. Dia meletakkanku ditepi jalan dekat sungai sambil berusaha mengeluarkan air dari dalam tubuhku. Dibelakangnya, tampak Mudin yang tampak sangat khawatir.
"Ayo sadar, cepat keluarkan airnya!!!" Ungkap Kakekku berulang-ulang kali, yang tampak cemas dan takut kehilanganku. Saat itu aku baru sadar bahwa Kakekku sangat menyayangiku, dan dia sangat takut kehilanganku.
Aku yang setengah sadar dan tak dapat bergerak akhirnya dapat mengeluarkan air dari dalam tubuhku, tapi tubuhku masih terasa sangat lemas. Melihat itu Kakekku tersenyum dan memeluk tubuh kecilku.
Sejak hari itu, Kakekku menjadi superhero dihidupku, dan mengalahkan Superman dan Batman yang merupakan superhero idolaku saat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMORY IN THE GRANDFATHER VILLAGE
Non-FictionIni adalah ceritaku tentang kenanganku, waktu kecil dikampung kakekku yang indah dan permai. Disana aku biasa membantu kakek memanen jeruk, bermain dengan sampan kecil untuk mencari buah manggrove/pohon bakau, bermain dihutan atau mencari anak burun...