Part.9

66 4 0
                                    

Siangnya, Kami berempat memancing diatas jembatan yang menghubungkan sungai kecil kearah rumah adik Kakekku, yang hidup sendirian setelah istrinya meninggal.

Kami memakai umpan belalang kecil, yang kami cari dijalan setapak dekat sungai. Disungai ini, ada berbagai ikan dari gabus, lele, patin dan masih banyak lagi.

Tiba-tiba umpan Mudin dimakan ikan, entah ikan apa yang membuatnya gelabakan dan kelihatan susah sekali untuk diangkat. Sepertinya ikan itu ikan besar dan menarik Mudin, yang sepertinya sudah tak kuasa lagi menahannya. Mudin goyang dan hampir jatuh, dia berusaha mencari pegangan dan dia akhirnya dia menggapi sesuatu, yaitu baju kaos Airin. Gadis kecil yang lagi asik memberi makan anak ayamnya tersebut, terseret dan akhirnya Mudin jatuh dan diikuti oleh Airin yang berteriak kaget.

Aku dan Jumbran tak kuasa menahan tawa yang meledak luar biasa. Aku bersyukur, bukan aku yang ditarik Mudin, karena aku tak bisa berenang saat itu.

Dengan baju yang masih basah, Mudin mengajakku mencari buah manggrove. Kami berdua menaiki sampan kecil yang cukup untuk dua orang saja, dan memang hanyar kami berdua saja yang mencari buah manggrove didekat rumah kakekku. Karena Airin pulang buat mengganti bajunya dan Jumbran pulang karena dipanggil Ibunya agar segera pulang.

Sesampainya disebuah pohon manggrove yang besar, kami berhenti mendayung dan mengikat perahu kami dipohon tersebut. Untung Ibuku tak melihat ulahku ini, dia pasti sangat marah dan melarangku, karena saat itu aku belum bisa berenang. Tampak Mudin sudah berada diatas pohon besar tersebut dengan gesit dan cepatnya.

Aku berusaha naik kepohon itu, dan aku sekarang berada disalah satu dahan terendah dipohon itu. Sambil tersenyum senang, aku bisa naik kepohon itu dan melihat air yang mengalir indah. Apalagi saat sebuah daun jatuh dan terbawa arus. Aku melihat keatas pohon disekitarku, kulihat banyak buah-buah manggrove yang berbentuk bintang berayun-ayun tertiup angin.

"Lihat aku dapat banyak!" Teriak Mudin dari atas pohon yang hampir mencapai puncak pohon tersebut. Sambil memasukkan buah manggrove tersebut, kedalam tas bakul yang dibawanya dari tadi.

MEMORY IN THE GRANDFATHER VILLAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang