Hari ini aku kembali ketempat ini, hampir delapan tahun lebih aku tak kesini lagi, karena seingatku sejak masuk smp aku sudah tak bisa kekampung ini lagi. Sebab aku ingin fokus belajar, sekarang aku kesini lagi untuk melayat dan menyaksikan pemakaman Kakekku. Nenekku sudah meninggal dua tahun sebelum Kakekku, tapi aku tak bisa kesini waktu itu, karena aku lagi sakit keras.
Sekarang banyak yang sudah berubah. Dermaga yang dulunya dipenuhi pohon-pohon manggrove kiri dan kanannya, tempat kami mencari kunang-kunang, sekarang sudah ditebang untuk pelebaran dermaga. Terus pohon-pohon manggrove yang ada dibelakang rumah Kakekku, tempat aku dan Mudin mencari buah manggrove dengan sampan kecil dulu, sekarang berubah menjadi pabrik penggilingan padi.
Lalu hutan, tempat kami bermain dan mencari anak burung dulu, sekarang berubah menjadi pemukiman penduduk dan lahan pertanian. Benar-benar sudah banyak berubah, bahkan Mudin sitarzan cilikpun sekarang sudah dewasa dan menikah muda dengan Airin sigadis ayam. Dikampung Kakekku menikah muda adalah hal biasa, katanya untuk menjauhkan dari perbuatan maksiat dan hal-hal yang tak diinginkan.
Walaupun banyak yang sudah berubah, tapi kenangan indah dulu takkan pernah berubah. Kenangan indah yang takkan pernah kulupakan, kenangan manis yang hanya dengan mengingatnya saja, bisa membuatku tersenyum sendiri. Kenangan masa kecil yang luar biasa, yang tidak setiap anak miliki.
Akhirnya Kakekku beristirahat dengan tenang sekarang, Dia dimakamkan bersebelahan dengan makam Nenekku seperti keinginan terakhirnya. Selamat jalan Kakekku, Kau takkan pernah aku lupakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMORY IN THE GRANDFATHER VILLAGE
Não FicçãoIni adalah ceritaku tentang kenanganku, waktu kecil dikampung kakekku yang indah dan permai. Disana aku biasa membantu kakek memanen jeruk, bermain dengan sampan kecil untuk mencari buah manggrove/pohon bakau, bermain dihutan atau mencari anak burun...