Aku masih ingat pertama kali aku bisa melihat Kakekku tersenyum dan tertawa lepas saat bersamaku. Waktu itu aku ikut memanen jeruk dikebun Kakek. Ketika sedang asik memetik jeruk-jeruk yang sudah siap dipanen tersebut. Tiba-tiba mataku tertarik pada sesuatu yang berlompatan dari atas pohon kelapa yang berjajar didekat ku berada.
"Itu apa, Kek? Apa itu monyet?" Ujarku memberanikan diri bertanya kepada Kakekku, sambil menunjuk sesuatu yang membuatku penasaran tersebut.
Bukannya menjawab pertanyaanku, Kakek malah tersenyum dan menahan tawa saat melihat kearah yang kutunjuk tadi. Aku bingung dan sekaligus senang bisa melihat senyum diwajah kaku Kakekku yang kini tak dapat menahan tawanya lagi. Dia tertawa lepas dan aku ikut tertawa juga.
"Mudin, cepat turun! Kamu dibilang monyet sama, Adjie!" Teriak Kakek kepada sesuatu yang membuatku penasaran tadi.
Lalu kuliat seorang anak laki-laki yang mungkin seumuran denganku, turun dari atas pohon tersebut dengan gesitnya. Dan Kakekpun mengenalkanku dengannya, seseorang yang kukira monyet tadi. Namanya Mudin, dia sepupuku dari adik Ayahku yang lebih dikenal dengan sebutan tarzan cilik. Mungkin karna keahliannya memanjat pohon tersebutlah yang membuatnya mendapat julukan itu. Dan setelah itu kami menjadi teman baik.
![](https://img.wattpad.com/cover/90114616-288-k961215.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMORY IN THE GRANDFATHER VILLAGE
غير روائيIni adalah ceritaku tentang kenanganku, waktu kecil dikampung kakekku yang indah dan permai. Disana aku biasa membantu kakek memanen jeruk, bermain dengan sampan kecil untuk mencari buah manggrove/pohon bakau, bermain dihutan atau mencari anak burun...