Waktu itu kami bermain petak umpat didekat jalan setapak dekat hutan yang tak jauh dari rumah kakekku. Saat lagi kebingungan mencari tempat sembunyi, aku melihat sesuatu bewarna putih bercahaya berjalan dan menghilang dibalik pohon besar yang ada dipinggir hutan.
"Apa itu?" ujarku dengan rasa penasaran sambil kulihat kearah Jumbran yang masih menutup matanya dibawah pohon rambutan sambil terus menghitung dan sesekali bertanya. "Sudah apa belum!?!"
Padahal Airin dan Mudin sudah bersembunyi entah dimana, lalu akupun bergegas mencari tempat sembunyi karna cuma aku yang belum dapat tempat sembunyi. Akhirnya kuputuskan untuk bersembunyi dibalik pohon besar yang ada dipinggir hutan tadi, sekalian mencari tahu tentang sesuatu yang membuatku penasaran tadi.
Setibanya dibalik pohon besar tersebut, tiba-tiba kulihat lagi sesuatu bewarna putih dan bercahaya tersebut dari dalam hutan yang perlahan mendekat kearahku. Gugup, takut, dan penasaran membuatku terpaku ditempatku seakan-akan aku terhipnotis agar jangan bergerak. Sesuatu tersebut terus mendekat kearahku, dan aku sekarang dapat melihat jelas apa itu, ternyata dia adalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMORY IN THE GRANDFATHER VILLAGE
NonfiksiIni adalah ceritaku tentang kenanganku, waktu kecil dikampung kakekku yang indah dan permai. Disana aku biasa membantu kakek memanen jeruk, bermain dengan sampan kecil untuk mencari buah manggrove/pohon bakau, bermain dihutan atau mencari anak burun...